Ingin berlibur sambil belajar sejarah dan budaya, jangan lupa kunjungi 4 keraton yang ada di Cirebon. Selain tempat bersejarah di keraton juga banyak hal menarik untuk kalian jelajahi.
Lebih jelasnya berikut 4 profil keraton di Cirebon yang harus kalian kunjungi:
1. Keraton Kasepuhan
Keraton Kasepuhan sebelumnya bernama keraton Pakungwati yang didirikan oleh Pangeran Cakrabuana anak dari Prabu Siliwangi raja Kerajaan Pajajaran. Pada tahun 1529 Pangeran Zainul Arifin membangun keraton Pakungwati menjadi lebih luas. Menurut Kepala Informasi dan Pariwisata Keraton Kasepuhan, Iman Sugiman, Pakungwati diambil dari nama anak perempuan Pangeran Cakrabuana yang cantik Nyi Mas Pakungwati.
Di Keraton Kasepuhan ada gedung museum yang dapat menambah wawasan tentang sejarah Cirebon. Di dalamnya terdapat kereta Singa Barong karya Pangeran Losari, deretan senjata perang, naskah kuno, alat makan peninggalan VOC, seni ukir kayu dan lukisan serta situs Sirara Denok yang pernah menjadi tempat penyimpanan benda pusaka. Di dalam museum ada tempat berfoto estetik dengan background ukiran kayu dan topeng, yang wajib kalian coba.
Ada juga reruntuhan keraton awal di kawasan Petilasan Dalem Agung Pakungwati. Menurut Iman dahulu tempat tersebut digunakan untuk meditasi Pangeran Cakrabuana dan Sunan Gunung Jati. Ada juga kawasan batu karang mirip Goa Sunyaragi serta tiga sumur keramat yang ada di sekitarnya.
Oleh pengunjung sumur keramat sering digunakan untuk mandi atau sekedar mencuci muka seperti di sumur Agung dan sumur Kejayaan. Konon sumur keramat tersebut dapat memperlancar hajat hidup seseorang. Tapi ada satu sumur yang tidak boleh diambil airnya yaitu Sumur Soka yang terletak dibawah pohon upas.
Keraton Kasepuhan terletak di Jalan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon. Bagi pengunjung yang ingin mengetahui lebih lanjut sejarah Keraton Kasepuhan bisa menyewa jasa tour guide yang ada di sekitar lokasi.
Selain tour guide ada beberapa fasilitas lain seperti musala, toilet, kantin dan area parkir yang cukup luas. Untuk Tiket masuk Keraton Kasepuhan Rp 10.000 untuk pelajar, Rp 15.000 untuk umum, museum Rp 15.000 dan untuk tiket terusan sebesar Rp 25.000.
2. Keraton Kanoman
Jika baru pertama kali mungkin akan kesulitan untuk menemukan keraton Kanoman karena letaknya berada di belakang pasar Kanoman. Padahal tidak kalah dari keraton Kasepuhan. Keraton Kanoman memiliki keunikan tersendiri. Di bagian depan keraton ada alun-alun dan masjid Agung Keraton Kanoman yang sering digunakan untuk acara tradisi keraton.
Ada situs Lumpang Alu yang konon menjadi alat pembuat terasi pertama di Cirebon, yang digunakan oleh Pangeran Cakrabuana. Tidak jauh dari lumpang Alu Ada barisan tembok dengan ornamen keramik yang berusia ratusan tahun. Keraton Kanoman juga memiliki museum yang berisi banyak benda bersejarah seperti kereta Paksi Naga Liman, kereta Jempana, senjata, gamelan dan masih banyak lagi.
Di bagian belakang ada bangsal Witana yang menjadi bangunan pertama di Cirebon yang dibangun oleh Ki Gedeng Alang-Alang. Di sekitar Witana ada 4 sumur keramat yaitu Sumur Kejayaan, Sumur Penganten, Sumur Bandung dan Sumur Agung Witana.
Dalam catatan Babad Kanoman. Keraton Kanoman berdiri empat tahun sebelum perjanjian dengan VOC pada tahun 1681 M. Dengan sultan pertama Pangeran Badrudin Kartawijaya yang merupakan adik Pangeran Martawijaya dari Keraton Kasepuhan.
Menurut Abdi Dalem Kanoman Ali, untuk masuk Keraton Kanoman tidak dikenakan biaya tetapi jika ingin masuk ke museum pengunjung membayar biaya tambahan Rp 10.000. Ia berharap dengan gratisnya masuk keraton, pengunjung memiliki kesadaran untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan keraton.
Sebagai fasilitas, KeratonKanoman dilengkapi dengan toilet, masjid dan musala serta area parkir yang cukup luas. Ada juga tradisi keraton yang masih dilaksanakan hingga hari ini seperti babadcirebon, bubursura, panjang jimat dangrebegsyawal.
(mso/mso)