Anak dari paslon capres dan cawapres nomor urut 1, yakni Mikail Azizi Baswedan dan Rahma Arifa Muhaimin Iskandar menemui anak muda Cirebon. Mikail dan Rahma bicara soal mental health dan regulai penggunaan AI.
Keduanya menyambangi Kota Cirebon bersama tim Expedisi Perubahan. Kedua anak calon presiden dan wakil presiden menjawab desakan dari anak muda Cirebon dari mulai mental health, masa depan anak putus sekolah hingga perkembangan teknologi AI.
Mikail menjelaskan pendidikan adalah investasi yang paling penting bagi anak muda. Oleh karena itu pemerintah wajib menyediakan pendidikan semua kalangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang tanggung jawab pemerintah termasuk untuk memfasilitasi orang yang belum mendapatkan pendidikan. Agar semua bisa mendapatkan pendidikan. Jadi jangan anggap pengeluaran untuk pendidikan itu sebagai biaya tapi sebagai investasi yang akan dirasakan 10 sampai 20 tahun ke depan," kata Mikail saat diskusi bersama pemuda di Jalan Perjuangan Kota Cirebon, Rabu (31/1/2024).
Mengenai perkembangan AI, Mikail menuturkan dalam perkembangan teknologi khususnya AI selalu melahirkan banyak hal baru. Namun, jika tidak ada regulasi dengan baik dapat merugikan manusia, seperti dampak AI yang sudah bisa menghasilkan gambar sehingga dapat merugikan seniman.
"Nah yang saya tawarkan adalah pembuatan regulasi yang jelas. Karena hingga sekarang masih belum ada regulasi yang jelas tentang AI," kata Mikail.
Ia khawatir jika tidak adanya regulasi yang jelas ditakutkan AI akan menimbulkan kesenjangan dengan seni tradisional yang sudah ada sejak lama.
Senada dengan Mikail. Rahma menuturkan tentang pentingnya akses pendidikan yang dan ekonomi yang inklusif untuk mengatasi masa depan pemuda putus sekolah.
"Selain membuka akses pendidikan yang inklusif, pemerintah juga perlu membuka bagaimana caranya akses ekonomi yang inklusif terhadap masyarakat yang belum mendapatkan akses. Jadi, pertama membuka akses untuk orang-orang yang belum dapat akses, kedua apa yang harus dilakukan pada orang-orang yang belum dapat akses, dan pemerintah harus punya perspektif tersebut," tutur Rahma.
Untuk persoalan mental health setiap orang punya perspektif yang sama, termasuk kedua calon pemimpin juga belum memiliki perspektif yang sama tentang mental health. Menurut Rahma mental health tidak hanya persoalan personal tapi juga struktural.
"Ketika diskusi dengan ayah saya, ada dua hal yang dapat disimpulkan. Pertama harus membantu orang yang mengalami mental health termasuk sistem konselingnya. Karena ini struktural yang perlu penanganan dari pemerintah," katanya.
"Tetapi selain menangani, pemerintah harus punya perspektif jangan menambah mental health nya anak muda, Karena selain disebabkan oleh masalah personal. Mental health juga dapat disebabkan oleh kondisi sosial seperti kurangnya lapangan pekerjaan," tutur Rahma.
Menjawab soal perkembangan AI, Rahma menuturkan tentang pentingnya regulasi. Karena, tanpa adanya regulasi teknologi hanya akan menyudutkan seniman, budayawan bahkan jurnalis.
"Kalo lihat berita luar negeri bukan hanya soal seniman gambar, tapi juga jurnalis. Inilah kenapa perspektif pemerintah yang paham soal ini dan juga regulasi yang bisa memberikan batas bagi penggunaan AI," kata Rahma.
Dalam acara bertema "Rubungan Jeh" tersebut. Mereka berdua berjanji akan membawa segala desakan aspirasi dari anak muda Cirebon untuk diusulkan kepada calon presiden Anies Baswedan dan wakil presiden Muhaimin Iskandar jika terpilih nanti.
Pada kesempatan Expedisi Perubahan di Cirebon. Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan juga menyapa pemuda Cirebon lewat sambungan video call Whatsapp yang disambut tepuk tangan dari para pemuda Cirebon yang hadir.
Sebelumnya, Ekspedisi Perubahan di Cirebon bersama Mikail Baswedan dan Rahma Arifa Muhaimin Iskandar mengunjungi keraton Kacirebonan untuk Edukasi Workshop Tarian Topeng Kacirebonan dan bertemu dengan Sultan Kacirebonan Abdul Ghani Natadiningrat.
(sud/sud)