Kunjungan wisata tahun 2023 di Kabupaten Majalengka diklaim melampaui target. Dari yang ditargetkan 850 ribu pengunjung, tercatat telah mencapai 1,2 juta orang menginjakkan kaki di 'Kota Angin'.
Melihat angka itu, Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi optimistis kunjungan wisata Majalengka di tahun 2024 akan lebih melesat. Menurutnya, angka ideal kunjungan wisata 2024 harus mencapai lebih 2 juta pengunjung.
"Saya justru optimis ingin menargetkan di atas 2 juta (pengunjung). Kemarin tercapai di 1,2 juta lebih kan, makanya tahun depan harus 2 juta lebih," kata Dedi kepada detikJabar, Jumat (12/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Dedi, target tersebut dinilai sangat ideal. Apalagi dengan dukungan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang mulai menggeliat. Ia yakin wisata Majalengka akan semakin banyak dilirik wisata lokal maupun mancanegara.
"Hari ini saya melihat kunjungan intensitas pesawat terus meningkat. Harapannya seperti itu (bisa mendatangkan wisatawan mancanegara). Nanti kita akan bikin event-event lagi (di tempat wisata), yang bisa menarik (wisatawan)," ujar Dedi.
Dengan target tersebut, Pemkab Majalengka berjanji akan terus berbenah. Oleh karena itu, infrastruktur pendukung di tempat wisata akan mendapat perhatian khusus.
"Tinggal kualitasnya (kualitas wisata), jadi kualitasnya tuh masih begini, kita kan berharap bahwa wisatawan yang datang ke kita bukan kaitan dengan kunjungan. Tapi berharap mereka juga mempunyai durasi lamanya kunjungan, itu perlu kita tingkatkan," jelas Dedi.
"Selain peningkatan sarana prasarana, terus tadi pengelolaannya. Pengelola di level-level objek wisata ini perlu ada sedikit sentuhan digitalisasi. Terakhir, perlu ada event-event juga," sambungnya.
Dedi berharap wisatawan yang datang ke Majalengka tidak hanya menggugurkan rasa penasaran. Akan tetapi wisatawan harus mempunyai rasa 'candu' datang ke Majalengka.
Dengan demikian, kata Dedi, harus ada beberapa pendukung tambahan untuk menarik hati pengunjung agar betah di Majalengka. Beberapa di antaranya adalah kuliner, seni pertunjukan hingga homestay.
"Saya sih penginnya secara general harus dibuat dalam bentuk kawasan. Jadi kawasan itu misalnya satu lokasi desa ini bagian dari spot (wisata), maka bagaimana cara supaya menjadi daya tarik dalam mindset pemikiran saya pada saat berkunjung ke objek wisata maka selesai nonton di situ mereka harus mencari tempat untuk makan siang, meskipun tidak dalam satu lokasi yang penting mereka tidak keluar ke kota lagi," papar dia.
"Lalu malamnya mereka harus menyiapkan homestay. Maka kita akan cek berapa BUMDES, berapa homestay. Homestay itu tidak perlu membangun hanya menyediakan rumah-rumah penduduk atau warga yang bisa disewakan sebagai homestay. Nanti bisa kerjasamanya dengan BUMDES. Setelah itu baru bicara event budaya, budaya lokal di sana. Ini pemikiran saya penginnya begitu ya, di sana (tempat-tempat wisata) ada spot budaya. Terus juga ada tempat UMKM oleh-oleh juga harus disiapkan," ujar dia menambahkan.
(mso/mso)