Penjelasan RSUD Sentot Indramayu soal Ibu-Bayi Meninggal Saat Persalinan

Penjelasan RSUD Sentot Indramayu soal Ibu-Bayi Meninggal Saat Persalinan

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Rabu, 20 Des 2023 20:00 WIB
RSUD MA Sentot Patrol Indramayu.
Konferensi pers direksi RSUD Pantura M.A Sentot Patrol Indramayu. Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar
Indramayu -

Direksi RSUD Pantura MA Sentot Patrol Kabupaten Indramayu menggelar konferensi pers terkait meninggalnya ibu dan bayi yang viral di media sosial. Menurutnya, proses persalinan terhadap pasien tersebut dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

Dalam konferensi persnya, direktur RSUD Pantura MA Sentot Patrol, Ndaru Takaryanto menyebut turut berbelasungkawa atas kematian ibu dan bayi. Ia menjelaskan setelah mendapat informasi adanya peristiwa kematian, pihaknya langsung melakukan penelusuran untuk memastikan faktor kejadian tersebut.

"Dari penelusuran kami tim manajemen dapat info tadi malam ya, kemudian kami langsung menerjunkan tim baik itu dari Kabid Yanma, Kabag TU, semua jajaran manajemen di sini terjun bersama-sama untuk menelusuri kejadian tersebut," kata Ndaru kepada sejumlah wartawan, Rabu (20/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari penelusuran itu, Ndaru membantah adanya malapraktik seperti yang ramai beredar, atau bahkan yang sedang proses pemeriksaan di kepolisian. Pasalnya, pihaknya mengaku penanganan persalinan terhadap korban sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

"Dari hasil kesimpulan yang kita dapatkan penanganan tersebut sudah sesuai SOP yang berlaku," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, dokter spesialis kandungan Iwan Budianto menyebut usia kandungan pasien ketika itu baru berusia 8 bulan. Kabarnya, pasien tersebut pernah dilakukan urut.

Saat di puskesmas, lanjut Iwan Budianto, pastikan pasien setelah dilakukan PEB (Preeklampsia berat), pasien dinyatakan dalam kondisi baik. Sebelum akhirnya dirujuk ke rumah sakit karena mengalami kontraksi.

Dengan pertimbangan kondisi pasien, tim medis kemudian melakukan persalinan. Terlebih sekitar pukul 20.00 WIB lebih kondisi pasien dimungkinkan untuk melahirkan.

"Setengah jam kemudian pada pembukaan delapan ternyata lengkap. Pada saat pembukaan lengkap ini kemudian kita tentukan bahwa pasien ini harus dilahirkan. Kemudian dilakukan persalinan dengan dilakukan episiotomi, itu membuat jalan lahir agar lebih mudah percepat pengeluaran bayi," kata dokter Iwan.

Namun, bayi dari pasangan Tasrun dan Kartini itu dinyatakan telah meninggal sejak sebelum dilahirkan. Bahkan, kondisi bayi terlilit tali pusat.

"Bayi lahir pada jam 20.54 WIB, bayi lahir dan meninggal pada saat persalinan terdapat lilitan tali pusat," jelasnya.

(sud/sud)


Hide Ads