Viral video seorang ibu dan bayi di salah satu rumah sakit daerah Indramayu meninggal dunia saat persalinan. Keduanya meninggal diduga karena lambatnya penanganan.
Akun Facebook Khaer Lakie Suti, pada Selasa (19/12) malam melakukan siarang langsung. Dalam video berdurasi 21 menit 17 detik tersebut, terlihat ibu dan bayinya masih berada di tempat tidur rumah sakit serta sejumlah keluarganya.
Isak tangis seorang perempuan yang sedang merekam video tersebut nyaris tak terhenti. Aksinya merekam kejadian tersebut diduga lantaran kesal dengan pelayanan pihak rumah sakit saat persalinan hingga ibu dan bayi meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagen bagen bagen, wis madergah ora siji loro bagen delengen sentot kayak kenen cah delengen ikuh bocah nembe pertama lahiran ora gagian operasi delengen (RS) Sentot, (Biarin, biarin, biarin, karena sudah nggak satu dua, biarin lihatin orang baru pertama lahiran nggak segera operasi lihatin Sentot)," kata-kata dalam video dilihat detikJabar, Rabu (20/12/2023).
"(Suara nggak jelas)mati...endase ditarik bocah e coba cah sok Sentot kinih Sentot. Laka tanggung jawabe ikuh cah Sentot. (Suara nggak jelas)mati..kepala anaknya ditarik coba tuh Sentot ini Sentot. Tidak ada tanggung jawabnya itu Sentot)," kata-kata yang terdengar kesal dengan pihak rumah sakit.
Pantauan detikJabar, setelah video tersebut viral. Pihak keluarga didampingi pengacara kemudian melaporkan peristiwa tersebut ke Mapolres Indramayu.
Suami dari pasien yang meninggal dunia, Tasrul menceritakan pada Selasa kemarin, istrinya yakni Kartika mulai kontraksi dan dilarikan ke Puskesmas terdekat. Namun, karena masih pembukaan satu, pasien dikembalikan ke rumah.
Namun, rasa mulas korban tak kunjung selesai sehingga sekitar pukul 14.00 WIB korban kembali dilarikan ke Puskesmas sebelum akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Sentot Patrol Indramayu.
"Antara jam loroan digawa maning puskesmas nah karena masih pembukaan pertama digawe surat rujukan e ning Rumah Sakit Sentot. Nah pas nyampe (RS) Sentot ora ditangani. Nah nembe 2 jam, 3 jam dau ditangani gah sedelat melulu. Cuma dideleng melulu, karena baru pembukaan pertama nyampe jam 8. (sekitar jam 2 siang dibawa lagi ke puskesmas nah karena masih pembukaan pertama kemudian dibikin surat rujukan ke RS Sentot. Nah sampai di RS tidak ditangani. Baru kemudian antara 2 jam, 3 jam baru ditangani dan cuma sebentar cuma dilihat aja karena baru pembukaan pertama sampai jam 8 malam)," kata Tasrul suami korban.
Ketika itu, Tasrul dengan setia mendampingi Kartika yang semakin melemah. Bahkan, penanganan baru terlihat serius setelah Kartika semakin merasakan sakit dan mulas. Tasrul menganggap pelayanan rumah sakit dan membuatnya kesal.
"Nah jam wolu kuen ora dimek maning, karena posisie masih pembukaan ketiga. Nah akhire pas rabie kita kerasa lara kerasa mules jam 9 langsung ditangani. Cuman sing gawe kecewane penanganan e terlalu sue, terlalu lambat. (Nah jam delapan itu tidak dipegang lagi sampai posisi pembukaan ketiga, nah akhirnya pas istri saya merasa sakit merasa mules jam 9 langsung ditangani. Cuma yang bikin kecewa penanganan terlalu lambat)," jelas Tasrul sebelum membuat laporan.
Jurnalis detikJabar mencoba mengonfirmasi pihak RS Sentot Patrol Indramayu. Namun, untuk saat ini pihak rumah sakit belum bersedia memberikan pernyataan. Pihak rumah sakit rencananya menggelar konferensi pers terkait kejadian tersebut.
(sud/sud)