Potensi cuaca ekstrem membayangi saat libur akhir tahun. Begitu juga di kawasan Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan. Pendaki diminta waspada saat mendaki ke gunung tertinggi di Jabar itu.
Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gejala alam seperti hujan lebat, angin kencang hingga sambaran petir mungkin melanda sejumlah daerah di Indonesia di penghujung akhir tahun 2023 ini termasuk wilayah Jawa Barat. Kondisi ini pun dinilai membahayakan terhadap aktivitas pendakian termasuk di kawasan Gunung Ciremai.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Ciremai Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hamdani mengatakan, sejumlah antisipasi telah dilakukan dalam upaya menghadapi potensi cuaca ekstrem tersebut. Salah satunya dengan memasang sejumlah papan peringatan Kawasan Rawan Bencana (KRB) di beberapa jalur pendakian dan di sekitar kawah Ciremai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah memasang papan KRB di beberapa lokasi jalur pendakian seperti Palutungan, Apuy dan Sadarehe. Selain itu di sekitar kawasan puncak Ciremai kami pasang papan peringatan bagi pendaki untuk tidak mendekat ke bibir kawah hingga radius 500 meter," ungkap Hamdani di kantornya di Desa Sampora, Kecamatan Cilimus, Kuningan, kepada detikJabar, Senin (18/12/2023).
Pemasangan papan KRB ini, kata Hamdani, untuk mengingatkan kepada para pendaki terhadap kerawanan dan bahaya yang mengancam keselamatan saat terjadi hujan deras, angin kencang dan sambaran petir. Pihaknya pun mengimbau untuk tidak berlama-lama saat berada di puncak untuk menghindari potensi gas belerang yang mungkin keluar dan membahayakan para pendaki.
"Saat terjadi hujan akan menyebabkan jalan menjadi basah dan licin. Oleh karena itu untuk kawasan puncak kami buat peringatan untuk tidak mendekat ke bibir kawah hingga radius 500 meter untu menghindari kemungkinan pendaki tergelincir dan jatuh," ujarnya.
Meski demikian, Hamdani mengatakan, hingga saat ini gunung berapi tertinggi di Jawa Barat tersebut masih dalam kondisi normal. Berdasarkan catatan aktivitas vulkanik Gunung Ciremai pun tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan dinyatakan aman.
"Berdasarkan pantauan kami, saat ini status Gunung Ciremai masih normal. Dan untuk kegempaan, masih didominasi tektonik dengan skala kecil dan tidak berpengaruh pada aktivitas vulkanik. Adapun gempa vulkanik selama satu bulan terakhir tercatat sebanyak dua kali, itu pun skala kecil dan tidak berpengaruh terhadap aktivitas Gunung Ciremai Ciremai," katanya.
"Seperti sempat terjadi gempa tektonik di daerah Brebes beberapa waktu lalu, itu terekam pada seismograf kami namun dipastikan tidak berdampak pada aktivitas vulkanik Gunung Ciremai. Insya Allah saat ini kondisi Gunung Ciremai masih aman," ungkap Hamdani menambahkan.
Atas kondisi tersebut, Hamdani mengatakan, pihaknya mengimbau kepada para pendaki Gunung Ciremai untuk waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi. Dengan memenuhi segala persiapan kelengkapan yang memadai seperti tenda, mantel hujan, makanan dan air yang cukup serta kondisi tubuh yang prima.
"Jika saat dalam pendakian terjadi hujan deras, sebaiknya mencari tempat yang aman untuk berlindung. Jangan memaksakan diri melanjutkan perjalanan apabila kondisinya jalanan licin dan membahayakan," imbau Hamdani.
(dir/dir)