Serba-serbi Pencari Kerja di Cirebon, Rutin Berburu Job Fair

Serba-serbi Pencari Kerja di Cirebon, Rutin Berburu Job Fair

Devteo Mahardika - detikJabar
Rabu, 22 Nov 2023 16:38 WIB
Para pencari kerja di Kabupaten Cirebon saat mengikuti job fair.
Para pencari kerja di Kabupaten Cirebon saat mengikuti job fair. Foto: Devteo Mahardika/detikJabar
Kabupaten Cirebon -

Job fair menjadi tempat untuk menaruh impian dan asa. Sayangnya, tak sedikit dari mereka yang gagal meneruskan perjuangan setelah menebar lamaran pekerjaan di job fair.

Salah satunya dirasakan Fitriyah (19), remaja lulusan SMK di Kabupaten Cirebon itu menembus kerumunan demi bisa membantu ekonomi keluarganya. Fitriyah datang ke job fair yang digelar di SMK Ulil Abab di Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (22/11/2023).

Fitriyah datang dengan penuh harapan. Job fair di SMK Ulil Abab itu menggandeng 41 perusahaan. Fitriyah merasa peluangnya terbuka untuk bisa bekerja setelah lulus sekolah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan kali pertama bagi Fitriyah datang ke job fair. Sebelumnya, ia juga pernah menebar lamaran di berbagai perusahaan saat mengikuti job fair. Namun, panggilan untuk bekerja tak kunjung tiba.

Di job fair kali ini, harapannya tak berubah. Semangatnya juga sama. Fitriyah tetap ngotot untuk bisa bekerja demi membantu ekonomi keluarganya.

ADVERTISEMENT

"Saya udah tiga kali datang ke job fair tapi sampe sekarang gak ada satu pun yang panggil saya buat wawancara," kata dia kepada detikJabar.

Wanita lulusan SMK pada tahun 2022 itu kerap minder saat perusahaan menyertakan syarat soal tinggi badan. "Saya punya tinggi badan yang nggak tinggi, banyak dari perusahaan nggak terima soalnya pakai batas tinggi badan," ungkapnya.

Meskipun demikian, tidak membuat dirinya berkecil hati dan tidak mengubah semangatnya untuk bisa mendapatkan pekerjaan. "Saya juga di sini udah datang ke semua perusahaan yang buka lowongan kerja, semoga saja bisa diterima," tutur dia.

"Jujur saja saya cuma mau kerja buat bantu ekonomi keluarga, apalagi saya punya adik yang harus dibiayai sekolahnya," katanya menambahkan.

Fitriyah seolah menunggu gilirannya. Sudah setahun setelah lulus sekolah tak juga bekerja. Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Cirebon mengklaim angka pengangguran terus menurun.

Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Disnaker Kabupaten Cirebon, Novi Hendriyanto saat ditemui detikJabar dilokasi yang sama. "Di tahun 2022 penurunan angka pengangguran di delapan persen lebih. Itu jumlah di bulan Juli berdasarkan data BPS, itu 90.118 jumlah pencari kerja," kata dia.

Ia mengklaim jumlah angka pengangguran setiap tahunnya mengalami penurunan signifikan. "Ini artinya upaya kita, sinergi kita dengan sekolah-sekolah berhasil dalam menurunkan angka pengangguran," ujarnya.

Dari data yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten Cirebon pada tahun 2022, Indikator ketenagakerjaan seperti Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Cirebon pada tahun 2018-2021 menunjukkan kondisi fluktuatif.

Pada tahun 2018 TPAK mencapai 61,8 persen, tahun 2019 naik menjadi 65,4 persen, tahun 2020 menurun menjadi 63,8 persen dan Tahun 2021 kembali meningkat menjadi 64,49 persen.

Begitu juga dengan TPT pada tahun 2018 mencapai angka 10,6 persen, kemudian tahun 2019 turun menjadi 10,3 persen di tahun 2020 meningkat menjadi 11,5 dan di tahun 2021 menjadi 10,38 persen. Sejalan dengan pergerakan angka TPAK, banyaknya penduduk yang bekerja pun menunjukkan pergerakan yang sejalan dengan pergerakan TPAK.

Pada tahun 2018 jumlah penduduk yang bekerja 890.762 jiwa, pada tahun 2019 meningkat berjumlah 955.506 orang, kemudian meningkat lagi menjadi 938.217 orang di tahun 2020, dan pada Tahun 2021 jumlahnya menurun lagi menjadi 970.262 orang.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads