Respons Bupati Majalengka soal Aglomerasi Cirebon Raya

Respons Bupati Majalengka soal Aglomerasi Cirebon Raya

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Sabtu, 18 Nov 2023 20:00 WIB
Bupati Majalengka Karna Sobahi
Bupati Majalengka Karna Sobahi. Foto: Wisma Putra/detikJabar
Majalengka -

Bupati Majalengka Karna Sobahi belum menyatakan sikap terkait wacana perubahan nama aglomerasi wilayah Ciayumajakuning menjadi Cirebon Raya. Itu karena, ia belum mengetahui tujuan perubahan aglomerasi tersebut.

"Saya belum tahu persis konsep dan variabel yang akan dikembangkan dengan Ciayumajakuning menjadi Cirebon Raya," kata Karna kepada detikJabar, Sabtu (18/11/2023).

Karna menyampaikan dirinya lebih tertarik dengan konsep Kawasan Rebana yang meliputi Subang, Sumedang, Indramayu, Cirebon, Majalengka, dan Kuningan. Seperti yang diketahui, Kawasan Rebana sendiri digaungkan pemerintah pusat untuk mewujudkan kota metropolitan baru di Jawa Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, konsep Rebana dinilai lebih realistis dibanding dengan Cirebon Raya. Menurut Karna, konsep Kawasan Rebana dipastikan bisa membawa perubahan untuk daerahnya.

Wujud perubahan untuk daerahnya itu sudah terlihat jelas, pembangunan bandara hingga jalan tol adalah beberapa bukti dari konsep Kawasan Rebana itu sendiri. "Awal-awalnya saya tertarik dengan Kawasan Rebana yang meliputi Subang, Sumedang, Indramayu, Cirebon, Majalengka, Kuningan. Dan titik senter rencana itu ada di Majalengka," ujar Karna.

ADVERTISEMENT

Karna menyampaikan, wacana perubahan Ciayumajakuning menjadi Cirebon Raya itu dianggap latah dengan aglomerasi daerah lain di Jawa Barat. Ia meminta munculnya wacana perubahan itu harus didasari dengan kajian dan konsep yang jelas.

"Tapi muncul Cirebon Raya, apakah karena latah di sana ada Bandung Raya, Bogor Raya kemudian sebelah timur adalah Cirebon Raya, saya belum tahu. Makanya harus berangkat dari konsep dulu lah, kayak apa konsepnya kemudian arah kebijakan analisanya kayak apa," jelas dia.

Karna mengaku, hingga mencuatnya wacana tersebut Pemkab Majalengka belum pernah diajak diskusi oleh pihak mana pun. Oleh karena itu, ia meminta kepada yang mempunyai ide gagasan tersebut agar mengajak duduk bersama setiap daerah yang ada di Ciayumajakuning.

"Seharusnya kalau gagasan itu muncul, harus diajak berpikir dulu daerah-daerah yang terlibat di dalamnya. Supaya ketika terlempar ke masyarakat nanya Bupati Kuningan ya oke, nanya Bupati Majalengka oke, karena tahu gagasan konsepnya itu dibahas," ucap dia.

"Selama ini belum ada komunikasi. Yang sudah itu adalah tim ahli dari Gubernur tentang Rebana. Rebana yang sudah ada (komunikasi). Itu (Rebana) lebih realistik karena setingannya sudah termasuk kepada RDTR kita," sambungnya.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads