Berdasarkan informasi, dua ruangan kelas, yakni kelas I ambruk. Akibatnya dua ruangan kelas itu tidak bisa digunakan sementara waktu.
Kepaka Sekolah SDN I Kedungdawa Muhamad Arifin mengatakan, ambruknya atap ruangan kelas itu dikarenakan hujan yang lebat.
"Semalem itu kan hujan, ditambah atapnya memang udah rapuh juga," kata dia saat ditemui di lokasi kejadian, Sabtu (18/11/2023).
Dia mengungkapka, sejak sebulan terakhir, atap ruang kelas tersebut memang sudah turun. Akhirnya, dia memutuskan untuk memindahkan kegiatan belajar mengajar para siswa kelas 1 dan 2 ke gedung serbaguna milik Desa Kedungdawa.
"Satu bulan yang lalu kami liat atapnya sudah doyong (miring), akhirnya kami pindahkan siswa ke gedung serbaguna punya desa," ujarnya.
Saat kondisi atap yang sudah memburuk, pihaknya menginformasikan mengenai kondisi ruangan kelas kepada Dinas Pendidikan.
"Rencananya hari ini gentengnya mau diturunin, tapi ya semalem hujan besar buat atap ini roboh dan beruntungnya kejadian ini malem-malem jadi gak ada kegiatan belajar mengajar," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Ronianto meninjau langsung lokasi guna memastikan kondisi terkini serta melakukan assessment.
"Sebenarnya sudah saya perintahkan untuk di kosongkan dari dua minggu yang lalu karena sudah mendeteksi. Ternyata bener saja tadi malam hujan besar dan atapnya ambruk," jelasnya.
Dia mengaku, sudah menginventarisir terdapat empat ruangan kelas dengan kondisi atap yang sudah buruk.
"Kami lagi komunikasi sama kementerian untuk membahas kondisi sekolah ini, karena anak-anak siswa butuh ruang belajar," ujarnya.
Secara umum terdapat sekitar 500 sekolah di wilayah Kabupaten Cirebon yang mengalami kerusakan atap bangunan.
"Mayoritas dari 500 sekolah itu kerusakan atap," kata dia.
Baca juga: Akankah Febri Hariyadi Selincah Dulu? |
Pihaknya menargetkan sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan bisa dapat segera diperbaiki.
"Kalau pake anggaran daerah nggak cukup, jadi harus ada bantuan dari Kementerian," tutupnya. (mso/mso)