Dongeng Si Kabayan, tokoh jenaka dari Sunda sudah dikenal luas di Indonesia. Tokoh ini selalu menampilkan perbuatan-perbuatan lucu yang mengundang tawa. Ada puluhan dongeng yang telah terkumpul dengan tokoh utama Si Kabayan ini. Dongengnya terus direproduksi, bahkan hingga bentuk film.
Namun, fakta mengejutkan datang dari Jonathan Rigg (1809-1871), penulis Kamus Inggris-Sunda berjudul 'A Dictionary of Sunda Language of Java' (1862). Rigg menuliskan dirinya dalam kamus itu sebagai 'Member of Batavian Society of Arts and Sciences', sebuah lembaga kebudayaan yang didirikan di Batavia pada tahun 1778.
Dalam kamus tersebut, Rigg mengungkap makna nama 'Kabayan'. Selain sebagai tokoh Sunda dari silam masa, 'kabayan' punya arti yang mengagetkan. Sebab, tidak sejenaka seperti karakterisasi tokohnya.
Lantas apa makna nama 'Kabayan' menurut Rigg? Simak artikel ini yuk!
Sepintas Si Kabayan
Tahun 1929, jauh setelah Rigg menerbitkan kamusnya, banyak penelitian dilakukan terhadap cerita-cerita Si Kabayan. Tokoh-tokoh seperti C. Snouck Hurgronje, C.M. Pleyte, termasuk D.K. Ardiwinata disebut oleh Lina Maria Coster-Wijsman dalam buku kumpulan dongeng Si Kabayan yang disusunnya, 'Uilespiegel-Verhalen in Indonesie, in Het Biezonder in de Soendaland'.
Buku ini memberi pengantar, bahwa sebenarnya, nama Si Kabayan belum jelas benar apa maknanya. Wijsman menduga-duga, yang paling dekat antara makna nama dan karakter Si Kabayan adalah arti bahwa Kabayan adalah 'utusan desa'. Dia punya karakter yang 'bergegas', 'cepat-cepat', seperti karakter lengser dalam kisah-kisah zaman kerajaan. Meski, menurut Coster-Wijsman, Si Kabayan tidak memiliki jabatan 'utusan desa' itu.
Dalam semua dongengnya, Si Kabayan selalu tampil jenaka. Misalnya dalam dongeng 'Si Kabayan dan Kiainya' (Coster-Wijsman, 1929), dia menampilkan kecerdasannya dengan halus sehingga Kiai menyerah kepada kelakuannya. Gelak tawa akan muncul dari pendengar cerita itu.
(orb/orb)