Melatih Keseimbangan dan Filosofi Hidup melalui Kelom Batok Bambu

Nur Khansa Ranawati - detikJabar
Minggu, 16 Nov 2025 11:00 WIB
Permainan kelom batok bambu (Foto: Nur Khansa Ranawati/detikJabar).
Bandung -

Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, sejumlah permainan tradisional masih memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. Di tatar Sunda, beberapa permainan tradisional pun telah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda, termasuk di antaranya adalah kelom batok bambu.

Berdasarkan keterangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat melalui akun Instagram resminya, permainan kelom batok bambu resmi menjadi Warisan Budaya Tak Benda Jawa Barat tahun 2024 sebagai karya budaya warisan daerah Priangan. Sesuai dengan namanya, permainan ini menggunakan batok bambu sebagai media utamanya.

Tak hanya di Jawa Barat, permainan serupa juga ada di berbagai daerah lainnya, termasuk wilayah Jawa Tengah dengan sebutan yang lebih populer sebagai "egrang batok". Permainannya sederhana dan menyenangkan, sekaligus dapat menjadi sarana melatih motorik anak hingga mempererat hubungan sosial.

Apa Itu Kelom Batok Bambu?

"Kelom" dalam Bahasa Sunda berarti sandal kayu atau bakiak. Kelom sendiri merupakan serapan dari Bahasa Belanda, "klompen", yang berarti sandal kayu.

Kelom batok bambu secara harfiah berarti sandal yang terbuat dari batok bambu. Pada dasarnya, permainan ini adalah uji keseimbangan yang menggunakan batok kelapa atau batok bambu sebagai pijakan. Batok tersebut dilubangi di bagian tengahnya dan diberi tali pengait.

Tali tersebut akan dipegang oleh pemakainya, sehingga batok bisa digunakan untuk melangkah. Penggunanya harus melangkah dengan hati-hati agar tidak terjatuh. Ketika melangkah, akan terdengar suara-suara nyaring yang berasal dari hentakan batok ke tanah. Kelom batok bambu juga bisa dimainkan bersama-sama dengan orang lain untuk saling adu kecepatan.

Tak hanya sekedar permainan, kelom batok bambu juga mengandung nilai filosofisnya tersendiri. Komunitas Hong, salah satu komunitas pelestari permainan-permainan tradisional Nusantara, mengatakan bahwa kelom batok bambu menyiratkan keseimbangan hidup.

"Secara filosofis, kelom batok bambu itu gambaran bahwa hidup di dunia harus seimbang, harus tetap berpegang teguh kepada Yang di Atas. Sebagaimana ketika kita menginjak kelom batok, talinya harus dipegang secara tegak lurus dan seimbang," ungkap Heru, salah satu anggota Komunitas Hong pada detikJabar belum lama ini.

Simak Video "Melepas Penat dengan Permainan Tradisonal di Komunitas Bermain"


(mso/mso)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork