- Pembagian Bahasa Lemes 1. Basa Luhur 2. Basa Lemes Biasa 3. Basa Lemes ka Sorangan
- Kata-kata Sunda Kasar dengan Arti dan Contohnya 1. Aing 2. Sia 3. Anjing atau Anying 4. Anjir 5. Kehed 6. Belegug 7. Modar 8. Koplok 9. Beungeut 10. Lebok 11. Ontohod 12. Ngajedog 13. Halik 14. Sungut / babangus 15. Goblog / Goblok 16. Belekok 17. Boloho 18. Bebel 19. Bagong 20. Hakan 21. Bagoy 22. Pehul 23. Pamatuk 24. Itil 25. Nyingkah 26. Mantog 27. Cungur 28. Si Bangkawarah 29. Bolokotondo 30. Silaing 31. Babatok 32. Polo 33. Gubug 34. Padog 35. Kokod 36. Cokor 37. Nyatu 38. Lolodok 39. Soblog 40. Heunceut Beureum
Bahasa Sunda menganut sistem 'undak-usuk' atau tingkatan tutur dalam penggunaannya, sehingga mengenal kata halus dan kasar. Kata-kata kasar ketika diucapkan akan memberi kesan songong.
Meski sistem undak-usuk berasal dari zaman feodal di Sunda, tingkatan tutur itu masih dipakai hingga saat ini. Bagaimana penjelasan mengenai bahasa Sunda halus dan kasar?
Cendekiawan Sunda, Daeng Kanduruan Ardiwinata atau dikenal sebagai D.K. Ardiwinata menulis buku berjudul 'Elmoening Basa Sunda' dalam bahasa Belanda yang kemudian diterjemahkan ke dalam Indonesia oleh Ayatrohaedi, menjadi 'Tata Bahasa Sunda', diterbitkan Balai Pustaka (1984). Di dalam buku itu, dijelaskan tingkatan tutur halus hingga bahasa kasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahasa lemes (halus) dipakai oleh sesama bangsawan, atau oleh orang kebanyakan kepada bangsawan.
"Bahasa itu pada mulanya tidak terlalu banyak, bahkan di jaman yang telah lama silam tidak ada sama sekali. Akhir-akhir ini sajalah kosakata lemes bertambah, akibat munculnya kata-kata lemes ciptaan baru," tulis Ardiwinata.
Basa songong (bahasa kasar) adalah yang digunakan oleh orang kebanyakan kepada sesama mereka, atau oleh bangsawan kepada orang kebanyakan.
Pembagian Bahasa Lemes
D.K. Ardiwinata membagi basa lemes (bahasa halus) ke dalam beberapa bagian, yang dibedakan dalam segi penempatannya, apakah untuk orang lain atau untuk diri sendiri. Contoh kata Rawuh; Sumping; Dongkap, yang semuanya berarti 'datang'.
1. Basa Luhur
Basa luhur atau bahasa yang sangat halus, biasanya digunakan oleh rakyat kebanyakan kepada para pengagung. Menurut Ardiwinata, bentuk luhur (lemes pisan) dipergunakan untuk kalangan yang amat dihormati, misalnya raja, residen, dan bupati. Contoh kalimat: Pangawulaan bade rawuh ka dieu' artinya Bupati akan berkunjung
ke mari.
2. Basa Lemes Biasa
Basa lemes biasa atau bentuk halus biasa dipergunakan untuk kalangan yang lebih rendah daripada bupati, namun masih dari kalangan pengagung.
Contoh kalimat: Juragan Wadana bade sumping ka dieu yang artinya Bapak Wedana akan datang ke marl.
3. Basa Lemes ka Sorangan
Basa lemes ka sorangan atau bentuk halus untuk diri sendiri dipergunakan untuk diri sendiri (pembicara), namun dalam konteks menghormati lawan bicara yang adalah pengangung.
Contoh kalimat: Abdi nembe dongkap artinya saya baru datang.
Kata-kata Sunda Kasar dengan Arti dan Contohnya
Bentuk kasar di dalam bahasa Sunda tidak ada pembagiannya seperti bahasa halus, bahasa kasar hanya kasar saja. Di bawah ini, ada sebuah daftar kata-kata kasar yang harus dikenali agar tidak salah ucap. Salah-salah, nanti dianggap songong.
1. Aing
Aing berarti saya. Kata ini bisa digunakan saat berbicara dengan teman sebaya yang sudah dekat. Namun sebaiknya hindari menggunakan kata aing. Kamu bisa pakai abdi atau kuring sebagai kata pengganti saya dalam bahasa Sunda yang tingkatannya lebih sopan dan halus.
Contoh :
- Aing mah sok heran lamun aya jelema siga kitu teh. (Saya suka heran kalau ada orang seperti itu tuh)
2. Sia
Sia berarti kamu. Namun ini kata pengganti kamu yang kasar. Daripada menggunakan kata sia, kamu bisa mengganti sia dengan kata kata anjeun.
Contoh :
Sia mah sok kitu ka urang teh, ngalunjak. (Kamu sering seperti itu sama saya, melunjak)
3. Anjing atau Anying
Kata umpatan yang paling sering terdengar dari orang Sunda. Saat berbicara orang Sunda kerap menyelipkan kata anjing, entah itu dalam konteks marah, kaget bahkan merasa kagum.
Orang Sunda yang memiliki logat yang kental biasanya memiliki intonasi yang khas saat mengatakan anjing. Terkadang kata anjing ini melebur hingga terdengar seperti kata anying.
Contoh :
- Anjing lah, tong pipilueun urusan batur. (Anjing! jangan ikut campur urusan orang lain)
4. Anjir
Kata kasar ini sebenarnya adalah turunan dari kata anjing. Anjir dinilai lebih halus daripada anjing. Namun tetap saja, anjir merupakan sebuah kata umpatan.
Di tanah Sunda, sering orang mengatakan anjir saat kesal, marah, terpesona atau hanya tambahan ungkapan dalam kalimat yang biasa saja.
Contoh :
- Anjir, hape anyar euy meni gaya. (Cie, handphone baru gaya nih)
5. Kehed
Kehed artinya sialan. Sering juga dipakai sebagai kata umpatan.
Contoh :
- Kehed teh, ari aya butuhna we ka urang mah. (Sialan, giliran ada butuhnya aja ke saya).
6. Belegug
Artinya bodoh. Biasanya banyak disebut saat mengatai orang yang dinilai bodoh.
Contoh :
Da belegug atuh da sia mah! (Dasar bodoh sih kamu!)
7. Modar
Arti kata modar adalah mati. Namun kemudian sering digunakan umpatan.
Contoh :
- Modar tah barudak kapanggih garelut ku polisi. (Mati tuh anak-anak ketahuan berkelahi oleh polisi)
8. Koplok
Kata umpatan yang artinya setara dengan kata goblok. Biasanya digunakan sebagai kata umpatan atau juga sering menjadi sebutan kasar untuk seseorang.
Contoh:
- Koplok, teu baleg pisan jadi jelema teh. (Goblok, enggak bener banget sih jadi orang)
- Tuh da Si Koplok mah, bisaan we ari ngajawab. (Tuhkan dasar si goblok, bisa aja kalau ngejawab)
9. Beungeut
Sebenarnya beungeut berarti muka atau wajah dalam Bahasa Indonesia, tapi tingkatannya adalah yang paling kasar dalam bahasa Sunda. Biasanya kata beungeut untuk mengata-ngatai wajah seseorang
Contoh :
- Beungeut sia tah pabalatak. (muka kamu tuh berantakan)
10. Lebok
Arti kata lebok sebenarnya adalah makan. Namun ini adalah tingkatan kata untuk makan yang kasar dan sebaiknya dihindari. Dalam keseharian, kata lebok digunakan untuk memberikan makna "rasakan" atau "makan tuh".
Contoh :
- Lebok tah, ceuk aing oge naon. (Rasakan/ makan tuh, saya sudah bilang kan)
11. Ontohod
Kata ini berarti bodoh. Kata ini sempat populer karena sering diucapkan dalam cerita Kabayan dimana mertua Kabayan, yakni abah mengata-ngatain menantunya yang sering melakukan kekonyolan.
Contoh :
- Ontohod! Piraku nangka dititah balik sorangan atuh Kabayan! (Bodoh, masa nangka disuruh pulang sendiri)
12. Ngajedog
Artinya adalah diam. Biasanya digunakan untuk menyuruh seseorang diam atau tidak ikut berbicara atau melakukan sesuatu.
Contoh :
- Cik atuh ngajedog lah sakeudeung tong laloba omong (Coba diam dulu sebentar, jangan banyak bicara)
13. Halik
Halik artinya awas namun kasar. Biasanya digunakan untuk menggertak seseorang atau mengusir orang lain secara kasar. Biasannya diikuti dengan kata siah, atau halik ku aing.
Contoh :
- Halik siah tong ngahalangan jalan, motor aing rek liwat. (Awas jangan menghalangi jalan, motor saya mau lewat).
14. Sungut / babangus
Artinya mulut namun kasar. Biasanya orang yang memakai membuat orang yang mendengarnya merasa tidak nyaman.
Contoh :
- Sakolakeun sungut maneh tah. (Di sekolahkan tuh mulut kamu)
15. Goblog / Goblok
Artinya sama dengan goblok dalam bahasa Indonesia yakni berarti bodoh. Namun orang Sunda biasanya mengucapkan kata goblog alih-alih goblok. Dikatakan sebagai umpatan kasar pada orang saat sedang marah atau kesal.
Contoh :
- Goblog da sia mah! (Bodoh dasar kamu)
16. Belekok
Masih sama dengan belegug atau goblog, yakni berarti bodoh. Meski terdengar lucu, tapi kata belekok tetaplah kasar.
Contoh :
- Maneh mah da belekok sih (kamu sih dasar bodoh).
17. Boloho
Kata yang masih berarti bodoh. Terdengar lebih halus tapi sebaiknya hindari menyebut orang lain dengan kata boloho.
Contoh :
- Dasar budak boloho (dasar anak bodoh).
18. Bebel
Bahasa umpatan yang setara dengan kehed. Kata ini termasuk kasar dan sebaiknya dihindari untuk dikatakan.
Contoh :
- Si bebel, lamun ngomong teh tong sok sangeunahna. (Si bebel, kalau bicara jangan seenaknya)
19. Bagong
Sama seperti kata anjing, bagong juga kata umpatan yang sering dikatakan orang Sunda.
Contoh :
- Si Bagong
20. Hakan
Arti kata hakan sebenarnya adalah makan. Namun hakan adalah kata yang kasar dan sebaiknya dihindari. Kata hakan digunakan sebagai umpatan yang arti "rasakan" atau "makan tuh".
Contoh :
- Hakan siah, bongana teu ngadengekeun. (Rasakan, suruh siapa enggak mau dengar)
21. Bagoy
Kata Bagoy adalah turunan kata Bagong yang lebih umum digunakan di kawasan Priangan Barat seperti Cianur dan Sukabumi.
Contoh:
- Didagoan ti isuk mula kakara jol tengah poe, Bagoy! (Ditunggu dari pagi, malah datang siang bolong, Bagoy)
22. Pehul
Kata Pehul merupakan akronim dari 'peot hulu', maksudnya untuk menghina orang yang dituju sebagai orang yang tidak punya otak, sehingga kepalanya seperti mengerut karena tidak ada isinya.
Contoh:
- Euh, piraku tembok masigit digambaran nu teu paruguh atuh, dasar peot hulu! (Masa tembok masjid digambari gambar yang tak pantas, dasar peot hulu)
23. Pamatuk
Pamatuk artinya paruh pada unggas, entah ayam atau burung. Paruh burung senantiasa berkicau, kata ini biasanya digunakan untuk mengumpat orang yang nyerocos bicara atau bicara sembarangan.
Contoh :
- Pamatuk téh teu diraksa! (Mulutmu tuh, jaga!)
24. Itil
Kata itil sangat kasar di Sunda, sebab bahasa halusnya adalah 'rarangan', atau lebih spesifik 'tarangbaga'. Itil adalah alat kelamin perempuan.
Contoh:
- Geulis-geulis bangor, itil! (Cantik-cantik kok nakal, itil!)
25. Nyingkah
Orang kalau meminta lawan bicaranya pergi dengan cara yang halus pasti menggunakan kata permisi atau 'punten'. Tetapi penggunaan 'Nyingkah' tidak perlu, nyingkah adalah kata kasar untuk mengusir orang jika dipakai sebagai kata perintah.
Contoh:
- Nyingkah sia bagoy! (Pergi kau, bagoy!)
26. Mantog
Kata mantog berarti pulang. Namun, biasanya mantog diucapkan sebagai perintah orang tua kepada anak mereka yang pada sore hari tak kunjung pulang dari bermain. Orang tua akan sambil marah-marah menyuruh anaknya pulang.
Contoh:
- Ulin teu apal waktu sia kehed, mantog! (bermain tak ingat waktu kau nakal, pulang!)
27. Cungur
Cungur sama artinya dengan bangus, mulut pada binatang. Jika dipakai untuk orang, cungur tentu menjadi kasar. Tetap, cungur hanya diucapkan sebagai respons untuk orang yang mulutnya tidak dijaga.
Contoh:
- Naha ari sia cungur téh kamana waé! (Ya, kamu tuh mulut ngomong kemana saja tidak dijaga)
28. Si Bangkawarah
Orang yang nakal kebangetan biasanya disebut 'bangkawarah'. Ini semacam ungkapan dengan arti orag yang nakal itu tidak mendapatkan pendidikan yang baik (warah) dari orang tua mereka.
Contoh:
- Cau sasikat ku sia béak sorangan teu inget batur, Si Bangkawarah! (Pisang satu sisir habis olehmu sendiri tidak ingat orang lain, bangkawarah)
29. Bolokotondo
Bplokotodo adalah kutu, tapi sering juga namanya dipakai sebagai kata kasar. Seperti bangsat dalam bahasa Indonesia, nama kutu yang dipakai mengumpat.
Contoh:
- Euweuh kaéra sia mah leutik kénéh geus bobogohan, bolokotondo! (Tak ada malu kau masih kecil sudah pacaran, bolokotondo)
30. Silaing
Kata Silaing adalah kata ganti untuk lawan bicara, berarti 'anda'. Tetapi silaing merupakan kata kasar.
Contoh:
- Hirup kénéh silaing bangsat! (Masih hidup kau, bangsat)
31. Babatok
Babatok adalah tempurung, maksudnya tempurung kepala. Jika menyentuh kepala lawan bicara seperti menoyor adalah tidak sopan, berkata-kata tentang kepala juga demikian.
Contoh:
Naha bodo-bodo teuing kawas teu boga babatok! (Bodoh kamu, kayak tidak punya otak)
32. Polo
Polo di dalam bahasa Inggris adalah 'brain', otak secara fisik. Polo dikatakan kepada isi kepala binatang seperti ayam atau kambing.
Contoh:
- Teu gableg polo sia mah harta kolot béak dipaké judi! (Tak punya otak kau, harta orang tua habis dipakai judi)
33. Gubug
Gubug bukan gubuk di dalam bahasa Indonesia, melainkan 'mengambil'. Ngagubug berarti mengambil tanpa permisi.
Contoh:
- Kamana korék aing, boa digubug ki Si Misdu (kemana korekku, apa dibawa sama Si Misdu)
34. Padog
Madog berarti mencuri, kata ini kasar dan terkesan menuding.
Contoh:
- Korek aing leungit siah Misdu, ku sia dipadog nya? (Korekku hilang, kamu yang curi ya Misdu?)
35. Kokod
Kokod adalah tangan, kata ini kasar dan juga telah menyerap menjadi peribahasa. Tangan yang selalu tidak beres dalam bekerja disebut kokod monongeun.
Contoh :
- Yanti deuleu kokod anak sia ngopépang kana kuéh pangantén (Yanti, lihat itu tangan anakmu meraba kue pengantin)
36. Cokor
Cokor adalah kaki, bahasa halus cokor adalah 'Sampéan', 'Apé', da cokor dipakai sebagai kata kasar untuk memarahi orang yang tidak sopan dalam menggunakan kaki.
Contoh:
- Cik atuh sia téh kopéah montong ditokér ku cokor! (Duh, peci tuh jangan ditendang)
37. Nyatu
Nyatu adalah makan. Namun, kata nyatu sangat kasar seperti kepada hayam atau ayam.
Contoh:
- Kabisa téh nyatu wéh sia mah Kabayan! (Kebisaanmu itu hanya makan saja Kabayan)
38. Lolodok
Lolodok sama dengan nyatu, tapi yang biasanya melakukan 'lolodok' adalah ungga jenis bebek atau angsa. Selain seperti 'nyosor' ke makanan, juga makan dengan cara berisik.
Contoh:
- Katempo téh lolodok wéh sia mah, iraha gadagna! (Makan terus kamu, kapan kerjanya!)
39. Soblog
Sama dengan goblog atau goblok, namun diselewengkan supaya terkesan halus, padahal tetap saja kasar.
Contoh:
- Montong nyeungeut pepetasan di jero madrasah, soblog! (jangan menyalakan petasan di dalam madrasah, bodoh)
40. Heunceut Beureum
Jangan ucapkan kata kasar ini, apalagi jika di tempat umum di Sunda. Akhirnya akan malu sendiri. Apa artinya heunceut beureum? 'Heunceut' semakna dengan itil, yaitu alat kelamin perempuan, semantara 'beureum' adalah warna merah.
Contoh:
- Teu balég sia mah, heunceut beureum! (Tak benar kamu, heunceut beureum)
Demikian kata-kata kasar di Sunda, jangan diucapkan sembarangan ya.
(tya/tey)