Braga dengan keindahan yang khas dipenuhi oleh bangunan bergaya kolonial hingga kafe, galeri, dan berbagai toko dengan arsitektur modern yang tidak kalah menarik.
Dengan keindahan visual yang dimiliki, para seniman memilih Braga sebagai tempat untuk memamerkan dan juga menyalurkan karyanya. Para seniman datang dari kalangan pelukis, musisi, fotografer, dan masih banyak lagi. Keberagaman seakan membentuk ekosistem seni yang hanya bisa ditemui di Braga.
Tetapi, di depan sebuah toko di Braga, terlihat seorang seniman yang dengan tenang sedang melayani para pengunjung. Karyanya tampak berbeda, unik dan kental dengan nilai budaya, wayang golek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia adalah Ramdan Kosasih, seorang pria berusia 64 tahun yang memilih tetap menjaga kelestarian wayang golek dengan meneruskan usaha keluarganya yang sudah berdiri sejak tahun 1967.
Kecintaannya pada wayang golek dimulai sejak kelas 1 SD. Pria asli Braga ini sudah ikut bersama sang ayah untuk memproduksi dan menjual berbagai jenis wayang golek. Ia merupakan generasi ke empat dari wayang golek yang dinamai Wayang Golek Bapak Ramdan.
Di tengah perkembangan zaman yang semakin modern, Ramdan mengaku sudah tidak lagi berambisi seperti dulu. Sebagai pria yang lahir dan besar di Braga, memiliki kondisi sehat sembari mengisi sejarah di Braga sudah cukup baginya. Bukan hanya meneruskan usaha keluarga, ia juga ingin mempertahankan tradisi dan warisan budaya Indonesia yang satu ini.
"Sekarang semakin modern, tetapi Bapak tidak ambisi seperti usia 25 atau 45. Bapak bersyukur kabar baik dan sehat selalu, itu aja udah cukup. Sambil mengisi sejarah di Braga, Bapak kan lahir di Braga sini," ujar Ramdan pada detikJabar, Minggu (6/10/2024).
![]() |
Ia menyampaikan, membuat wayang golek merupakan pekerjaan yang unik, sebab prosesnya membutuhkan waktu yang lama dan ketelitian.
Setelah pandemi Covid-19, Ramdan dan keluarga berkomitmen untuk kembali membuka usaha wayang golek ini. Hingga sekarang, mereka masih secara mandiri memproduksi wayang golek di rumahnya.
"Produksinya di rumah, ini yang dari almarhum, adik keluarga Bapak, saudara-saudara yang masih ada, kita aktifin lagi bersama. Kemarin kan 3 tahun Covid-19, dimana waktu itu se-dunia ya serem gitu," katanya menjelaskan.
Berbagai jenis wayang golek dijual oleh Ramdan, mulai dari Punakawan, Cepot, Rahwana, Rama, Shinta, dan masih banyak lagi. Rama dan Shinta menjadi wayang dengan yang paling diminati oleh para pengunjung. Selain itu, wayang dengan warna yang natural juga banyak digemari.
Hingga saat ini, wayang golek tidak pernah sepi peminat. Seiring dengan perkembangan zaman, wayang golek pun semakin mendunia. Berbagai turis macanegara menjadi peminat dari Wayang Golek Pak Ramdan.
"Alhamdulillah Bapak senang, sampai ke dunia internasional. Belanda, Thailand, Malaysia, Singapura juga kita dapat orang-orangnya. Terus ini juga peminatnya banyak orang luar," ujarnya dengan perasaan gembira.
Dari berjualan wayang golek, Ramdan bertemu dengan banyak orang, mulai dari artis, orang dari pemerintahan, hingga turis macanegara. Hal ini menjadi kebanggaan sekaligus keunikan yang dirasakan oleh Ramdan.
"Kadang dari artis-artis juga pada kesini. Terus dari kedutaan juga suka ngambil wayang golek disini, untuk dibawa keluar," cerita Ramdan sambil bernostalgia.
Biasanya, Ramdan dan keluarga melakukan produksi dalam waktu yang panjang dengan jumlah besar. Sebab, selain pengerjaan wayang ornamen yang digunakan juga membutuh ketelitian.
"Kita bikinnya banyak. Misalnya satu bulan 50 set dan beda-beda ukuran. Terus ada yang khusus bikin bajunya, blangkonya, ada juga sama jahitnya," jelasnya.
Wayang Golek Bapak Ramdan buka setiap hari mulai pukul 10 pagi. Usaha wayang ini sudah memiliki 2 cabang yang dikelola oleh keluarga. Berlokasi di Jalan Braga dan sudah terdaftar di Google Maps.
Harga Wayang Golek Bapak Ramdan pun beragam, sesuai dengan jenis, ukuran, dan ornamen yang digunakan, yakni kisaran Rp 50 ribu - Rp 1 jutaan.
Ramdan menyampaikan pesan serta harapannya untuk masa depan wayang golek.
"Bapak doain, dengan kondisi sekarang yang sudah mulai membaik, pendidikannya, ekonominya, dan turis datang semua, kedepannya wayang golek juga bisa lebih meluas, di dunia internasional juga banyak peminatnya," kata Ramdan.
(tya/tey)