Kabupaten Ciamis pernah dikenal dengan batik ciamisan pada masa lalu dengan masa kejayaannya sekitar tahun 1960 hingga 1980-an. Namun lambat laun pasar batik ciamisan meredup hingga akhirnya para perajin gulung tikar.
Di Hari Batik Nasional tanggal 2 Oktober 2024, menjadi momen untuk kembali membangkitkan batik Ciamis. Dinas Pariwisata Ciamis, mengajak masyarakat dan khususnya pegawai negeri sipil untuk menggunakan batik dengan motif Ciamisan.
Sebelumnya, Pj Bupati Ciamis Engkus Sutisna juga telah menginstruksikan seluruh pegawai Pemkab Ciamis untuk memakai batik ciamisan pada Hari Batik Nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dinas Pariwisata Ciamis Budi Kurnia menjelaskan Batik Ciamis pernah mengalami masa kejayaannya. Salah satu buktinya ada bekas bangunan pabrik rukun batik yang besar, ada perajin batik, koperasi batik yang masih bisa dijumpai.
"Dari aspek produksi, seiring perkembangan zaman, pasar batik ciamisan redup kemudian pada gulung tikar," ujar Budi, Rabu (2/10/2024).
Budi menyebut meski tidak masif seperti dulu, batik dengan motif Ciamisan tetap dapat ditemukan di sejumlah pertokoan. Masih banyak toko yang menjual batik Ciamisan, meski bukan diproduksi langsung di Ciamis.
Budi mengatakan di hari batik ini diharapkan masyarakat Ciamis, khususnya PNS dapat menggunakan batik motif Ciamisan. Menghidupkan kembali kebanggaan terhadap batik Ciamis. Pemkab Ciamis juga kerap memamerkan batik Ciamis di setiap even wisata dan menggelar fashion show batik Ciamisan.
"Kalau banyak yang pakai nanti produksi berjalan, sehingga ada pertumbuhan ekonomi. UMKM dan ekonomi kreatif juga hidup. Ada yang tugasnya mendesain batik, membatik, pengepul, penjual, tukang jahit. Ekosistem itu nantinya hidup kembali," tuturnya.
Menurut Budi, sekilas motif batik Ciamisan tak jauh berbeda dengan batik lainnya. Memiliki tema alam, flora dan fauna. Tapi ada yang membedakan, motif batik Ciamisan lebih sederhana tapi elegan.
Menurut Budi, ada beberapa motif batik Ciamisan yang cukup terkenal. Di antaranya rereng sintung, parang sontak dan ciung wanara. Ada pun yang motif terbaru adalah kembang Cakra yang terinspirasi dari prasasti Kawali dan kini menjadi salah satu ikon Kabupaten Ciamis.
"Motif batik Ciamisan itu tentang alam, flora dan fauna. Seperti di rereng sintung. Dulunya sebagian besar daerah Ciamis penghasil kelapa terbesar. Asa juga ciung Wanara dengan motif burung. Ide kreatif sekarang batik yang dipadukan dengan motif kembang Cakra yang ada di prasasti Kawali," jelasnya.
Dikutip dari jurnal Universitas Galuh yang disusun oleh Herdiana, Uung Runalan dan Yadi Kusmayadi yang berjudul 'Motif Ragam Hias dan Nilai-Nilai Batik Ciamis', yang terbit di Jurnal Artefak Vol 7 No 1 April Tahun 2020, mengupas mengenai Batik Ciamis.
Tradisi membatik di Ciamis tumbuh dan berkembang diperkirakan pada abad ke-19. setelah berakhirnya perang Jawa (Perang Diponegoro). Para pengikut Pangeran Diponegoro banyak yang meninggalkan Yogyakarta dan menuju ke arah selatan.
Sebagian ada yang menetap di Banyumas, ada juga yang meneruskan perjalanan dan menetap di Ciamis. Kemudian mereka memperkenalkan batik di Ciamis. Sehingga motif batik Ciamis memiliki kemiripan dengan Batik Yogyakarta.
(iqk/iqk)