Melihat Keseruan Batuhiu Culture Festival di Pangandaran

Melihat Keseruan Batuhiu Culture Festival di Pangandaran

Aldi Nur Fadilah - detikJabar
Senin, 15 Jul 2024 23:30 WIB
Sila Saamparan di Batuhiu Culture Festival 2024
Sila Saamparan di Batuhiu Culture Festival 2024 (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Masyarakat pesisir di Pangandaran memiliki berbagai cara untuk menyambut tahun baru Islam. Salah satunya dengan menggelar hajat laut dan berbagai tradisi serupa yang memiliki nama berbeda di setiap daerah.

Di Pantai Batuhiu, Desa Ciliang, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, warga pesisir mengadakan hajat laut yang dikemas dalam Batuhiu Culture Festival. Dalam prosesi ini, acara dikenal dengan nama Babarit atau hajat bumi.

Masyarakat di Desa Ciliang sangat antusias menghadiri acara tahunan ini. Mereka hadir dengan memakai pakaian adat dan membawa dong dang hias yang berisikan hasil bumi dari Desa Ciliang, Kecamatan Parigi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prosesi ini hampir mirip dengan hajat laut, namun warga setempat menyebutnya Sila Saamparan, yang dalam bahasa Indonesia berarti bersilaturahmi satu hamparan dengan menggelar tikar. Dalam prosesinya, warga berdoa bersama dan makan bareng.

Ketua Pokdarwis Batuhiu, Jajat, mengatakan bahwa tradisi ini sudah berlangsung selama 8 tahun dan awalnya bernama Babarit. "Kegiatan ini diselenggarakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 14 Juli 2024," ungkapnya, Senin (15/7/2024).

ADVERTISEMENT

Ia menambahkan Batuhiu Culture Festival ini diselenggarakan setiap tahun, biasanya menjelang tahun baru Islam. "Tujuannya adalah untuk mempererat silaturahmi warga Desa Ciliang, baik yang tinggal di atas maupun di bawah, semuanya berbaur," katanya.

Ragam kegiatan yang diselenggarakan dalam festival ini meliputi hiburan rakyat seperti lomba gapleh, rebana, ronggeng amen, dan sasawangan atau layang-layang.

"Festival ini juga menjadi ajang promosi bagi wisata Pantai Batuhiu. Kedepannya, diharapkan bisa lebih meriah," katanya.

Dalam Batuhiu Culture Festival ini, ada prosesi Ruat Jaga 'Sila Saamparan', di mana masyarakat membawa dong dang yang sudah dihias dan berisikan berbagai hasil bumi serta makanan tradisional yang khas.

Tidak lupa, ada prosesi larungan mata air yang dibawa melalui media kendi, diambil dari 10 sumber mata air di Kecamatan Parigi.

Para pejabat dan masyarakat pun berbaur, sambil menikmati makanan hasil olahan bumi Desa Ciliang, Kecamatan Parigi. Bupati Pangandaran, H. Jeje Wiradinata, mengapresiasi Batuhiu Culture Festival dan berharap tradisi ini bisa terus dijaga dan dilestarikan. "Bagusnya terus berlanjut, tradisi yang menjadi daya tarik wisata," ucapnya.

Menurutnya, Batuhiu Culture Festival ini masih satu rangkaian dengan hajat laut di sepanjang pesisir Pangandaran. "Agenda ini ke depan harus menjadi kalender event," katanya.

(iqk/iqk)


Hide Ads