Kenangan Warga Dalam Perjalanan Rumentang Siang Dari Masa ke Masa

Kenangan Warga Dalam Perjalanan Rumentang Siang Dari Masa ke Masa

Rifat Alhamidi - detikJabar
Minggu, 19 Mei 2024 10:31 WIB
Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung
Rumentang Siang Bandung (Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar).
Bandung - Gedung Kesenian Rumentang Siang akan selalu dikenang sebagai tempat pementasan yang punya ceritanya sendiri bagi masyarakat Kota Bandung, Jawa Barat. Interaksinya pun ada yang hanya sekenanya, sering datang untuk menonton berbagai pertunjukan, hingga yang merasakan langsung aura dari gedung bergaya art deco itu.

Faqih (31) salah satunya. Saat masih SMA, ia mengaku bisa datang dua hingga tiga kali ke Rumentang Siang. Biasanya, ada semacam tugas dari sekolah yang harus dikerjakan Faqih dengan membuat rangkuman pementasan teater ataupun drama pertunjukan yang ditampilkan.

"Kayak outing class lah kalau zaman sekarang mah. Biasanya bisa 2-3 kali setahun itu, terus kita ditugasin bikin resumenya," katanya saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.

Meski tidak begitu meminati seni pertunjukan, Faqih menyatakan, bahwa keberadaan Rumentang Siang waktu itu sudah representatif untuk pagelaran teater maupun seni pertunjukan lainnya. Sembari bergurau, ia mengaku dulu saat datang ke sana, tak begitu menyimak pementasan yang ditunjukan.

"Kalau kondisi gedung, walau dulu nggak bagus, tapi segitu mah udah layak lah. Cuma ya tadi, karena nggak begitu tertarik, saya mah ya cuma datang buat beresin tugas aja dari sekolah. Ada yang menarik seingat saya, paling pertunjukan drama aja," ucap Faqih.

Meski demikian, Faqin tetap menyelipkan harapan Rumentang Siang bisa menjadi salah satu rujukan seni pertunjukan yang bisa menarik wisatawan ke Bandung. Sebab menurutnya, dengan nama sebesar Kota Kembang, pertunjukan di Rumentang Siang bisa menjadi opsi paket wisata yang ditawarkan bagi pengunjung luar daerah.

"Karena menurut saya, dengan semakin majunya Kota Bandung dan industri kreatifnya, pertunjukan seperti itu harusnya bisa dilakukan secara rutin. Kan bisa jadi daya tarik, bisa jadi pilihan hiburan buat wisatawan. Terlepas dari infrastruktur gedungnya yang gitu-gitu aja, ya. Tinggal disesuaikan aja inovasinya bagaimana," ucapnya.

Beda dengan Faqih, Apip warga lainnya justru punya kenangan berbeda di Rumentang Siang. Pada tahun 2000-an, ia pernah terlibat garapan teater di gedung kesenian itu dengan beberapa grup teater yang ada di Bandung, Jabar.

Bagi Apip, Rumentang Siang pada kala itu pun menjadi tempat pementasan yang punya aura dan kharisma begitu dalam. Aura itu bahkan dirasakan Apip bisa mengganggu mental para aktor pementasannya yang hendak tampil di hadapan penonton.

"Yang kerasa itu memang auranya beda, harus punya mental kalau mau main di Rumentang Siang. Tapi kayaknya sekarang mah enggak gitu lagi, beda mungkin zamannya," pungkasnya. (ral/mso)



Hide Ads