Perjalanan Nabila dari Papua ke Sukabumi untuk Belajar Kaligrafi

Perjalanan Nabila dari Papua ke Sukabumi untuk Belajar Kaligrafi

Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 19 Mar 2024 10:30 WIB
Nabila Dewi Achmad (16) santriwati Ponpes LEMKA
Nabila Dewi Achmad (16) santriwati Ponpes LEMKA (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Nabila Dewi Achmad (16) menggenggam kuas yang sudah dicelupkan pada tinta berwarna biru. Jari jemarinya lihai menuliskan ayat suci Al-Qur'an di atas kanvas putih.

Nabila merupakan gadis asal Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah yang sedang mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Lembaga Kaligrafi Al Quran (LEMKA). Ponpes ini sudah tersohor sebagai pencetak seniman kaligrafi.

Ribuan kilometer ia tempuh agar bisa mewujudkan cita-citanya sebagai kaligrafer nasional. Berkat dukungan keluarganya, Nabila bisa meneruskan minat dan bakatnya dalam seni kaligrafi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya ke sini dari Agustus 2023. Awalnya saya ini suka menggambar, setelah itu belajar sama om saya (yang bernama Hamka Samida) katanya 'kamu itu punya potensi jadi kamu ke Lemka saja,' kebetulan om saya juga lulusan Lemka jadi saya ke sini untuk belajar kaligrafi yang betul-betul," kata Nabila kepada detikJabar beberapa waktu lalu.

Di Lemka, Nabila belajar banyak hal. Mulai dari macam-macam khat hingga cabang kaligrafi. Kini, dia bisa menjelaskan jenis-jenis khat kaligrafi di antaranya Khat Koufi, Khat Naskhi, Khat Tsuluts, Khat Farisi, Khat Riq'ah, Khat Diwani, dan Khat Rayhani.

ADVERTISEMENT

"Terus kita di sini diajari kelas cabang ada empat, ada cabang naskah, cabang dekorasi, cabang mushaf sama cabang kontemporer," jelasnya.

Nabila Dewi Achmad (16) santriwati Ponpes LEMKANabila Dewi Achmad (16) santriwati Ponpes LEMKA Foto: Siti Fatimah/detikJabar

Niat Nabila untuk menggapai cita-citanya sudah bulat. Sebelum memutuskan belajar kaligrafi di Lemka, dia sudah pernah menjuarai beberapa perlombaan kaligrafi, salah satu cabang dari perlombaan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ).

"Alhamdulillah, di kabupaten juara 1 pernah, di Provinsi juga juara 2," ucapnya.

Selama belajar di sana, kemampuan Nabila juga sering diuji. Tiap seminggu sekali, ia dan santri lainnya harus membuat karya yang mengkolaborasikan seluruh khat dengan batas waktu kurang dari satu hari.

"Seminggu itu kita libur di hari Jumat, sisanya fokus belajar, belajar tulisan Senin sampai Rabu, hari Kamis kita membuat karya, kita disuruh tulis semua khat yang sudah kita pelajari. Sekarang kan sudah belajar 6 khat jadi kita menulis semua khat dalam satu hari. Kita biasanya dikasih waktu sampai jam 16:30 WIB atau jam 17:00 WIB," sambungnya.

Nabila menyebut, kaligrafer di tempatnya tinggal masih sangat sedikit. Oleh sebab itu, dia ingin mengembangkan ilmunya dan bermanfaat bagi lingkungannya.

"Di sana masih minim. Saya waktu itu sempat ikut provinsi itu saya dulu kan cabang dekor, itu dekor putri cuman 5 orang. Menghias di triplek, kita pakai cat terus ditulis kaligrafi. Ingin jadi juara nasional dan bermanfaat bagi masyarakat," tutupnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads