Sejarah Kerajaan Tarumanagara di Sunda, Lokasi hingga Peninggalan

Sejarah Kerajaan Tarumanagara di Sunda, Lokasi hingga Peninggalan

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Sabtu, 16 Mar 2024 08:00 WIB
Pengunjung berada di samping situs Candi Blandongan di Kompleks Pencandian Batujaya, Desa Segaran, Batujaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kemarin. Candi Blandongan merupakan percandian agama Budha Mahayana yang tertua di wilayah Kerajaan Hindu Tarumanagara, mendapat pengaruh dari Sriwijaya yang datang ke Karawang pada abad 7 Masehi. Grandyos Zafna/detikcom
Suasana Malam Candi Blandongan (Foto: Grandyos Zafna)
Bandung -

Kerajaan Tarumanagara merupakan kerajaan tertua di Tanah Sunda yang keberadaannya didukung bukti-bukti berupa prasasti. Sejumlah prasasti menunjukkan eksisnya kerajaan ini.

Nama Tarumanagara mengandung kata "tarum" yang berarti nila. Tarum merujuk pada nama tanaman berbunga warna nila. Nama ini juga menjadi nama Sungai Citarum yang membentang dari kaki Gunung Wayang di Kabupaten Bandung hingga ke Muara Gembong di Kabupaten Bekasi.

Sudrajat, pada diktat di UNY berjudul Sejarah Indonesia Masa Hindu Budha (2012) menyebutkan pusat kerajaan Tarumanagara ini dipercayai berada di antara Sungai Citarum dan Cisadane. Para ahli percaya lokasinya dekat dengan Kota Bogor, Jawa Barat, saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada yang mengaitkan kerajaan ini ke Kerajaan Salakanagara yang diduga berdiri di Pandeglang, Banten pada sekitar tahun 150 M. Bahwa Jayasingawarman, pendiri Kerajaan Tarumanagara adalah menantu Dewawarman VIII, Raja Salakanagara. Namun, keberadaan Salakanagara sendiri sulit dibuktikan karena belum diketemukan peninggalan-peninggalan berkaitan dengan kerajaan tersebut. Kerajaan ini hanya disebutkan dalam naskah Wangsakerta.

Sementara kerajaan Tarumanagara dibuktikan dengan berbagai prasasti yang tulisan-tulisan pada prasasti tersebut merujuk nama yang pasti, Raja Purnawarman dari Tarumanagara.

ADVERTISEMENT

Sumber Berita Cina

Fahsien, seorang pendeta dari Cina pada tahun 414 M (abad ke-5) pernah berkunjung ke suatu daerah yang diduga daerah tersebut merupakan Kerajaan Tarumanagara.

Endang Widyastuti dalam Penguasaan Tarumanegara Terhadap Kawasan Hulu Ci Sadane, Jurnal Purbawidya, 2013 menyebutkan berita-berita asing tentang kerajaan tersebut berasal dari Cina.

Pada Abad ke-7, seorang bernama I'Tsing menyebutkan beberapa kerajaan di antaranya Mohisin, dan pada tahun 528 dan 535 diberitakan pula telah datang utusan dari Tolomo.

Tolomo kemudian diduga merupakan pengucapan Cina untuk Taruma yang tidak lain adalah Tarumanagara. Kerajaan ini diduga berdiri pada abad ke-5 hingga akhir abad ke-7.

Peninggalan-peninggalan Tarumanagara


1. Prasasti Ciaruteun

prasasti ciaruteunprasasti ciaruteun Foto: prasasti ciaruteun

Prasasti Ciaruteun berada di Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Peninggalan sejarah ini berupa sebuah batu dengan pahatan aksara Palawa namun berbahasa Sansekerta. Tulisan tersebut memuat puisi India empat baris.

Di atas tulisan itu, ada gambar sepasang telapak kaki dan di tengahnya ada ukiran laba-laba. Ahli Filologi, Poerbatjaraka membaca prasasti itu dan kemudian ditemukan arti seperti ini:

"Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia San Purnavarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia."

2. Prasasti Kebon Kopi 1

Prasasti Kebon Kopi terdapat di Kampung Muara Hilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor. Oleh masyarakat, prasasti ini disebut juga Batu Tapak Gajah.

Ya, pada prasasti ini ada pahatan gambar tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata (gajah kendaraan Dewa Wisnu). Namun, bukan sekedar itu. Ada pula tulisan satu baris yang dapat dibaca. Endang Widyastuti mengutip Hardianti (2009) mengartikan:

"Di sini nampak sepasang tapak kaki... yang seperti Airawata, gajah penguasa Taruma (yang0 agung dalam...dan(?) kejayaan."

3. Prasasti Jambu

Di sebuah perkebunan jambu, di bukit Desa Koleangkak, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, kira-kira 30 kilometer sebelah barat Bogor ditemukan pula prasasti. Karena ditemukan di perkebunan jambu, tesebutlah Prasasti Jambu.

Disebutkan dalam prasasti bahwa Raja Purnawarman adalah raja yang gagah, pemimpin yang termasyhur, dan baju zirahnya tidak dapat ditembus senjata musuh. Prasasti ini menggambarkan bagaimana kebesaran Raja Purnawarman.

Prasasti ini pertama kali dilaporkan oleh J. Rigg pada tahun 1854. Pada prasasati ini tertulis inskiripsi dalam aksara Palawa dengan bahasa Sansekerta. Prasasti ini tidak menyebutkan pertanggalan, namun dari paleografinya, dapat dikenali prasasti ini berasal dari abad ke-5 M.

4. Prasasti Tugu

Prasasti Tugu, bukti Kerajaan Tarumanegara. (Dok Situs Kemendikbud)Prasasti Tugu, bukti Kerajaan Tarumanegara. (Dok Situs Kemendikbud) Foto: Prasasti Tugu, bukti Kerajaan Tarumanegara. (Dok Situs Kemendikbud)

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara menyebar di berbagai tempat. Salah satunya adalah prasasti yang ditemukan di Desa Tugu, Cilincing, Jakarta.

Prasasti Tugu ini menerangkan tentang penggalian saluran Gomati dan Sungai Candrabhaga. Prasasti menjadi bukti keseriusan Kerajaan Tarumanagara dalam perkembangan pertanian. Penggalian Sungai Gomati menggambarkan bahwa teknologi pertanian dikembangkan sangat maju, sebab kerajaan ini sudah mengenal sistem irigasi.

5. Prasasti Pasir Awi

Prasasti Pasir Awi ditemukan di sekitar Jonggol, Kabupaten Bogor. Menurut situs Ekabo.bogorkab.go.id prasasti ini menjadi salah satu peninggalan Kerajaan Tarumanagara. Pada prasasti ini, terdapat dua pahatan telapak kaki. Nama lain Prasasti ini adalah Prasasti Cemperai.

6. Prasasti Muara Cianten

Prasasti Muara Cianten di Kabupaten Bogor merupakan batu berukuran tinggi 140 centimeter, panjang 317 centimeter, dan lebar 148 centimeter. Prasasti ini memuat tulisan. Prasasti ini disebut juga Prasasti Pasir Muara.

Prasasti ini berada di sungai. Jadi, jika sungai airnya pasang, prasasti ini akan terendam. Tepatnya, prasasti ini berada di tepi barat Sungai Cisadane, sekitar 50 meter dari pertemuan Cianten.

7. Prasasti Lebak

Prasasti Lebak ditemukan di tepi Sungai Cidanghiang, Kecamatan Muncul, Banten Selatan. Sudrajat (2012) menyebutkan, prasasti ini menerangkan tentang keperwiraan, keagungan, dan keberanian Purnawarman sebagai raja.

Demikianlah bukti-bukti sejarah keberadaan Kerajaan Tarumanagara yang telah diteliti oleh para ahli.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads