Sakralnya Tradisi Nadran di Situs Ki Buyut Mangun Tapa Jelang Ramadan

Kabupaten Ciamis

Sakralnya Tradisi Nadran di Situs Ki Buyut Mangun Tapa Jelang Ramadan

Dadang Hermansyah - detikJabar
Jumat, 08 Mar 2024 06:30 WIB
Tradisi nadran di Situs Ki Buyut Mangun Tapa Ciamis.
Tradisi nadran di Situs Ki Buyut Mangun Tapa Ciamis. Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar
Ciamis -

Berbagai cara dilakukan warga sebagai bentuk sukacita menyambut bulan Ramadan. Seperti tradisi nadran yang diikuti warga Desa Baregbeg, Ciamis di Situs Ki Buyut Mangun Tapa, Kamis (7/3/2024).

Tradisi nadran diawali dengan berjalan kaki bersama sejauh 2 kilometer menuju situs dari Kantor Pemdes Baregbeg. Warga kemudian memasuki lokasi situs dengan menaiki tangga yang cukup terjal dan sempit serta licin karena hujan.

Situs Ki Buyut Mangun Tapa berada di atas bukit hutan kota. Sesampainya di puncak bukit, warga kemudian berkumpul dan melaksanakan tawasul atau doa bersama di lokasi makam Ki Buyut Mangun Tapa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saking sakralnya, makam Ki Buyut Mangun Tapa pun dikelilingi oleh kain putih. Ketika akan masuk ke area makam, peziarah harus melepas alas kaki dan mengucapkan salam.

Ratusan warga yang hadir pun dengan khidmat mengikuti doa bersama dari awal sampai selesai. Acara dilanjutkan tabur bunga dan siram air di makam keramat tersebut. Air yang digunakan berasal dari 7 mata air dari berbagai situs bersejarah di Ciamis. Tradisi diakhiri dengan makan bersama. Ada 7 nasi liwet dengan 7 warna berbeda.

ADVERTISEMENT

Terakhir, membacakan sejarah atau kisah singkat Ki Buyut Mangun Tapa. Diketahui Ki Buyut Mangung Tapa merupakan orang pertama yang mendirikan Desa Baregbeg. Pada masa Kerajaan Galuh, Ki Buyut Mangun Tapa merupakan penasihat raja.

Ki Buyut Mangun Tapa juga dikenal sebagai tokoh penyebar agama Islam di wilayah Baregbeg. Perjuangan Ki Buyut Mangun Tapa terus dikenang warga melalui tradisi nadran.

"Kegiatan tradisi nadran ini rutin dilaksanakan setiap tahun. Sekarang tradisi ini sudah menjadi agenda tahunan kabupaten. Tentunya didukung oleh Pemkab Ciamis. Jadi dalam pelaksanaannya, pembiayaan bisa menggunakan dana desa," ujar Kepala Desa Baregbeg Owoy saat ditemui di lokasi.

Owoy menjelaskan, makna dari Tradisi Nadran adalah membersihkan diri menjelang bulan Ramadan. Simbolisnya dengan membersihkan lokasi situs.

"Prosesi inti dengan tawasulan atau berdoa di situs ini. Doa itu untuk kita dan juga untuk orang yang sudah meninggal," ungkapnya.

Selain itu juga, tradisi nadran ini untuk mengenalkan kearifan lokal kepada generasi penerus. Terutama untuk mengenang jasa leluhur terdahulu dalam membangun Desa Baregbeg.

"Mengingat perjuangan leluhur dahulu. Terutama untuk para generasi penerus supaya tradisi ini tetap dilestarikan," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Disbudpora Ciamis Erwan Darmawan mengucapkan terima kasih kepada warga Desa Baregbeg yang terus memelihara tradisi Nadran sebagai salah satu kekayaan budaya Ciamis.

"Tradisi nadran ini memiliki filosofi tinggi dalam menyambut Ramadan, memiliki nilai ibadah dan tentunya meningkatkan ketakwaan. Ini perlu dilestarikan dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya," pungkasnya.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads