Setelah melakukan gebrakan di industri musik tanah air dengan merilis single pertamanya berjudul 'Midnight Sun' pada 11 November 2023 lalu, Haunted Era kini merilis album debut perdana bertajuk 'Endless Panorama' dalam format CD dan platform musik digital di bawah naungan Bunga Bangsa Nusantara Record pada 24 Februari 2024.
Album ini dibuat berawal dari projek kolaborasi musik Widi, Hinhin, dan Bunga yang mendapatkan antusias dari para penggemarnya. Hal itu membuat mereka sepakat untuk berkarya bersama dan membentuk Haunted Era. Wanda yang sedang tertarik dengan musik metal, akhirnya diajak oleh Bunga dan mengisi posisi bass pada Haunted Era.
![]() |
Adapun lirik lagu yang ada dalam album "Endless Panorama" digarap oleh Widi yang menggabungkan elemen mitologi, fantasi dan kristalisasi pikiran yang dapat terjadi di setiap individu. Widi mencoba menyampaikan berbagai kisah di dalam lirik-lirik album tersebut dengan intensitas emosional yang mendalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara musikal, Haunted Era yang memiliki personil dengan disiplin musik yang beragam, membuat komposisi yang ada di dalam album Endless Panorama menjadi unik dan berkarakter," ucap Widi dalam keterangannya.
Hal ini dapat terlihat dari ragam teknik vokal eksploratif Widi yang menyuguhkan Growl, Pig Squeal, Scream, dan lainnya, serta birama ganjil khas progresif dengan intensitas beat dan speed yang tinggi dari Bunga berhasil dibalut oleh notasi gitar dan bass secara tight, groovy, dan classy dari Hinhin dan Wanda.
Dalam proses pengerjaan album ini, terdapat beberapa musisi lain yang terlibat didalamnya Andre Dinuth pada lead gitar di lagu Vessel dan Rafly Marsudhia sebagai additional eksklusif gitaris.
Selain Haounted Era, band metal lainnya Konfliktion juga merilis album 'Tatanan Hitam' di hari yang sama. Album ini merupakan titik balik dari perubahan musiknya di tahun ke enam perjalanan karir mereka. Album tersebut secara ekslusif dan perdana dirilis dalam bentuk CD melalui label bentukan para personilnya Anti Konflik Records pada 24 Februari 2024.
Album ini berisikan sepuluh materi lagu yang saling berkaitan baik secara lirik maupun musiknya, sehingga berhasil menggambarkan satu situasi dan kondisi yang disebut Tatanan Hitam.
Secara lirik, Konfliktion konsisten untuk menolak dibungkam dengan keadaan isu sosial masyarakat yang dihantam realita politik dan sifat individualistis manusia yang setiap saat menghadirkan ilusi melalui ragam diksi guna kepentingan pribadi serta golongan para Rubah Jalanan.
Baca juga: Distorsi yang Terlupa di GOR Saparua Bandung |
Album ini menjadi rangkaian lanjutan dari pesan karya terdahulu Konfliktion yang diteriakan dengan lugas untuk mengingatkan kepada orang banyak bahwa kita terpikat dan terikat dalam suatu kendali kasat mata yang terus menggerogoti nurani kita tanpa henti, memupuk rasa gamang hingga menuju akhir yang menyedihkan.
Perubahan musik Konfliktion dalam album ini terdengar jelas dari teknik vokal yang disuguhkan. Tidak hanya scream, teknik lain seperti shout dan bernyanyi menggunakan nada dan harmoni juga menjadi menu baru yang membuat pesan setiap liriknya lebih terdengar dan tersampaikan dengan lugas.
![]() |
Identitas komposisi musik Konfliktion yang selalu mengedepankan intensitas speed yang rapat, groove yang khas, riffing gitar serta bass yang aggressive lebih di eksplor dalam album ini untuk membangun dinamika yang lebih lebar.
Menjadi track penutup pada album Tatanan Hitam, sebuah lagu berkomposisi minimalis dari instrumen piano mengiringi lantunan lirik, dinyanyikan dengan teknik berbeda dengan lagu-lagu sebelumnya membuat album ini menjadi sebuah masterpiece.
(bba/mso)