Nuansa merah saat warga etnis Tionghoa merayakan Imlek sangat kentara. Tahun 2024, Imlek jatuh pada tanggal 10 Februari.
Warna merah saat Imlek bisa ditemukan dalam berbagai benda yang berkaitan dengan tahun baru menurut perhitungan kalender Lunar itu.
Misalnya, warna merah pada pakaian, lampion, kertas, hingga amplop untuk Ang Pao. Warna merah ini bukan sembarangan dipilih, namun memiliki makna mendalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makna Warna Merah
Warna merah dinilai memiliki pengaruh kepada manusia. Merah membawa sesuatu yang bersifat religius, suci, berani, perlu perhatian atau mendapatkan perhatian lebih, sebagaimana ditulis dalam studi Sigit Satrio Pribadi berjudul "Pengaruh Warna terhadap Kebudayaan Bagi Masyarakat Tionghoa", Universitas Sebelas Maret, 2010.
Yang dilambangkan dengan warna ini adalah panas, api, darah, gairah, cinta, kehangatan, kekuasaan, kesenangan, dan agresi.
Pengaruhnya kepada orang, warna merah dapat membuat seseorang bisa mengambil keputusan yang cepat dan meningkatkan harapan. Merah juga penarik perhatian.
Dalam budaya Tionghoa, warna merah menjadi lambang kemakmuran. Warna ini juga bagi masayarakat China dianggap sebagai warna penghargaan tertinggi.
Warna merah selalu hadir dalam beragam upacara dan perayaaan, seperti pernikahan, tahun baru Imlek, hingga upacara kematian.
Keberuntungan
Warna merah pada saat Imlek memiliki makna keberuntungan. Warna ini pula yang terkisahkan dalam cerita Imlek di zaman China kuno.
Makhluk buas yang disebut Nian, makhluk berupa kucing yang muncul dari dasar lautan dan kedatangannya untuk menghancurkan perkampungan, dapat diusir dengan warna merah.
Ketika itu, warga desa harus mengungsi agar selamat dari Nian, sehingga datang seseorang yang bisa mengusirnya. Orang itu mengusir Nian dengan bunyi petasan, nyala api, dan warna merah.
Dengan selamatnya dari serangan Nian pada setiap akhir tahun dalam penanggalan Lunar, warga meyakini warna merah sebagai lambang keberuntungan.
Ada Warna Lain
Bagi warga etnis Tionghoa, warna-wiarna menempati sesuatu yang khas dalam tradisinya, selain warna merah yang memang dominan.
Deky Nofa Aliyanto dan Sinta Kumala Sari dalam Jurnal Gamaliel: Teologi Praktika, Vol 1, No 2, September 2019 menuliskan ada warna lain dalam tradisi Tionghoan, seperti putih, biru, hijau, emas, merah dan sebagainya.
"Namun dari semua warna tersebut yang paling dominan yaitu warna merah sebagai lambang kebahagiaan. Oleh sebab itu warna merah sering dijumpai dalam kehidupan mereka, terutama dalam perayaan-perayaan," tulis jurnal tersebut.
Warna merah dalam perayaan-perayaan dapat berwujud dalam beragam bentuk, mulai dari kain, kertas, amplop, hingga makanan.
Warna merah itu juga melambangkan harapan, sebab Imlek merupakan pergantian tahun yang bertepatan dengan pergantian musim. Dari mati ke awal kehidupan alam semesta. Mati berkaitan dengan musim dingin yang berlangsung sebelum Imlek dan Imlek sendiri pergantian ke musim semi.
(tey/tey)