Pada Jumat (26/1/2024) siang, aneka ornamen Imlek seperti lampion-lampion pun terlihat menghiasi Sudirman Culinary Street. Masih di ruas Jalan Cibadak, salah satu tempat kulineran di Kota Bandung ini biasanya ramai pengunjung di sore hingga malam hari.
Terlihat belum banyak pertokoan yang mulai memasang aneka lampion dan hiasan khas Imlek lainnya. Tapi Andri, salah seorang penjaga Toko Cipta Agung, mengatakan justru ini jadi peluang cuan bagi toko tempatnya bekerja.
Toko ini biasanya menjual peralatan tulis dan kebutuhan kantor. Namun setiap setahun sekali jelang Imlek, aneka ornamen berwarna merah pun didagangkan. Sudah beberapa hari toko ini dihias lorong trotoarnya dengan lampion Imlek dan pajangan lainnya.
"Memang belum ramai (pelanggan) tapi sekalinya yang beli gitu langsung banyak. Bisa 20-50 lampion sekali beli, harganya juga variatif Rp45-80 ribu," katanya.
Andri mengatakan, lampion yang paling banyak laku ialah lampion merah berbentuk naga seharga Rp85 ribu. Mengingat Imlek 2575 Kongzili yang jatuh pada Sabtu, 10 Februari 2024 itu memasuki tahun Naga, tepatnya elemen kayu.
Stok yang disediakan dari lampion naga itu pun tak banyak. Selain itu yang jadi incaran oleh para pembeli jelas amplop-amplop untuk angpao.
"Terus lidi dupa gitu juga ada, macem-macem sih. Tinggal nanti bilang mau beli apa, dicarikan. Dupa itu harganya Rp 45 ribu, sebungkus isi 50," ucapnya.
![]() |
Tak cuma pertokoan di Jalan Cibadak. Bergeser sedikit ke sekitar Jalan Astanaanyar, beberapa pertokoan dan pedagang kaki lima yang terlihat mulai menjual lampion dan aneka kebutuhan perayaan Imlek lainnya. Salah satu yang dijual yakni kue keranjang.
Di Toko 21 misalnya, dari beragam hal yang dijual, jelang perayaan Imlek yang tinggal menghitung hari itu kue keranjang jadi favorit para pelanggan setianya.
"Paling laris ya dodol (kue keranjang). Harganya macam-macam, ada yang ukuran kecil Rp7.500, yang besar ada Rp 25.000-27.500," kata Hermanto, pemilik toko.
Ia mengatakan, harga yang bervariasi dikarenakan adanya perbedaan dalam rasa dan kualitas. Selain itu, ada beragam merek-merek tertentu yang biasanya diincar para pembeli.
Hermanto juga menjelaskan, beberapa bentuk kue keranjang memang tidak bulat sempurna. Terkadang ada yang seolah terlihat bidang bagian atasnya sedikit miring. Tapi ia memastikan bahwa rasa setiap kue keranjang tetaplah sama.
"Beda harga karena bisa pengaruh ke kualitasnya, rasanya. Tapi kalau ada bentuk yang agak tidak bulat sempurna begitu ya, itu tidak mempengaruhi rasa sebetulnya. Sama saja, itu biasanya karena saat pembuatan riweh ya jadi kuenya masih dalam keadaan panas sudah ditumpuk," jelasnya.
"Bentuknya tidak akan mempengaruhi, nanti kan cukup dipanaskan terus dipotong-potong," tambahnya.
Ornamen Imlek hingga kue keranjang memang sedang jadi buruan. Namun terlepas dari itu, suasana ini juga jadi hal yang selalu dirindukan baik bagi mereka yang merayakannya atau pun tidak.
Seperti Dewi (45), yang tengah mampir makan ke daerah Cibadak. Ia merasa ikut sumringah melihat aneka ornamen Imlek meskipun tak merayakannya.
"Ya ikut merasa senang dan kangen ya. Saya kan sering makan di sini, kalau bukan Imlek ya suasananya biasa saja. Paling lampion hijau (di tengah jalan Cibadak) itu sudah biasa lah. Kalau Imlek banyak lampion yang segar warna merah gitu, jadi cantik," katanya. (aau/orb)