Sebuah situs diduga peninggalan sejarah masa lampau ditemukan di kawasan Gunung Walat, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Ada dugaan situs tersebut berasal di zaman kerajaan Sunda dan berkaitan dengan Pajajaran.
Adalah sosok pria bernama Wahyu Suhendra yang secara serius meneliti temuan tersebut, ia menemukan lokasi itu pada tahun 2018 silam dan melakukan pemeriksaan kembali di tahun 2021. Pria yang akrab disapa Asang itu membuka kisahnya.
"Kaitan temuan diduga punden berundak di kawasan Gunung Walat, ke lokasi sudah lama baru diposting sekarang, sekitar tahun 2018 kebetulan ada penerusnya di situ itu namanya Kang Iwan, karena dulunya pernah jadi kawasan wisata juga," kata Asang mengawali kisahnya kepada detikJabar, Selasa (16/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kala itu, Asang sengaja menyusuri sejumlah kawasan di sekitar area sampai matanya terantuk ke sebuah batu yang menurutnya unik karena bentuknya yang berundak.
"Saat saya lihat ke kiri seperti ada batu punden berundak, saya telusuri tangga-tangga masih utuh. Ada juga yang berwarna hitam itu arca yang terbakar. Tahun 2018 belum sempat dilaporkan ke Balai Arkeologi, sekarang ramai lagi, terakhir ke sana tahun 2021," ujarnya.
Di tahun 2021, Asang bercerita lokasi itu terlihat kotor dan tidak terurus, ia dan teman-temannya sengaja melakukan bersih-bersih di kawasan itu. Terkait akses menuju lokasi, titik temuan disebut Asang lebih dekat dari Alun-alun Karangtengah, Cibadak.
"Tahun 2021 saya pernah kesana tidak terurus rumput sudah tinggi. (Lokasi) itu di kawasan hutan Gunung Walat, dekatnya lewat dari alun-alun Karangtengah, taman kota. Kalau mau menggali ceritanya agak sulit, karena sekarang kebanyakan warga pendatang," tutur Asang.
"Masyarakat yang mengetahui pasti kisahnya yang turun temurun sudah enggak ada. Kalau saya kupas sedikit, diduga ada kaitan dengan Kerajaan Pamingkis kemungkinannya ke situ, sebuah kerajaan kecil di bawah naungan Kerajaan Pajajaran," tambahnya.
Kerajaan Pamingkis di masa lampau dihancurkan oleh tiga kerajaan Islam masing-masing dari Mataram, Cirebon dan Banten. Posisi Kerajaan Pamingkis sendiri berada di bawah naungan kerajaan Pajajaran.
"Kerajaan Pamingkis ini yang terkena dampak bumi hangus oleh kerajaan Mataram, Cirebon, Banten diduga di area tersebut. Sisa peninggalan bebatuan juga ada seperti bekas terbakar, mungkin dari dulu yang mendukung kisah tersebut," kata Asang.
![]() |
Asang mengaku memiliki hobi menelusuri kisah di masa lampau, ia berharap ada tim ahli yang menguak soal kisah sebenarnya di balik temuan-temuan itu.
"Inginnya secara tidak langsung diteliti kebenarannya, literasinya digali,kemudian dirawat. Biar bisa diketahui dari abad berapa itu. Kalau saya memang tertarik kesejarahan hobi ngaprak naik gunung disalurkan ke situ (mencari peninggalan zaman dahulu)," tuturnya.
Asang juga menguak temuan lain dari kawasan itu, selain batu tapak atau batu dengan telapak kaki dia juga menemukan aliran air atau curug kecil yang sengaja disusun untuk kebutuhan masyarakat di zaman itu.
"Kami menemukan juga batu dengan telapak kaki di area itu, tapi memang harus bisa dicari lagi ke lokasi. Kemudian ada semacam curug, mata air kecil dari atas, perlu ditelusuri lagi karena unik seolah dulunya dipakai untuk mengairi kawasan itu, mengairi kehidupan di situ," pungkasnya.
(sya/yum)