Pada umumnya, bahasa Sunda dipakai oleh masyarakat Jawa Barat sebagai bahasa sehari-hari. Namun, lain halnya dengan lima kecamatan di Ciamis, yang mana warganya justru menggunakan bahasa Jawa.
Sedikit informasi, Kabupaten Ciamis merupakan daerah di Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Meski masih masuk wilayah Sunda, namun ada beberapa kecamatan di Ciamis yang penduduknya lebih fasih berbahasa Jawa daripada Sunda.
Penasaran, apa lima kecamatan di Kabupaten Ciamis yang penduduknya justru menggunakan bahasa Jawa? Simak dalam artikel ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
5 Kecamatan di Ciamis yang Penduduknya Berbahasa Jawa
Lima kecamatan di Ciamis yang warganya menggunakan bahasa Jawa yakni di Kecamatan Lakbok, Purwadadi, Pamarican, sebagian Kecamatan Banjarsari, dan Banjaranyar. Bahasa Jawa yang dipakai lebih mirip dengan bahasa daerah dari Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Yang menarik, jika ada warga Ciamis dari kecamatan lain datang ke lima kecamatan tersebut, rasanya seperti sudah berada di provinsi lain. Meski begitu, warga di lima kecamatan tersebut tetap bisa memahami bahasa Sunda.
Budaya dan Kesenian yang Juga Berbeda dari Sunda
Selain penggunaan bahasa, budaya dan kesenian di lima kecamatan tersebut juga cukup berbeda dari kebudayaan Sunda. Misalnya, ebeg atau kuda lumping dan wayang orang.
Bahkan, sejumlah warga di sana masih terbiasa bepergian menggunakan sepeda. Walaupun berada di daerah perbatasan, namun lima kecamatan tersebut masih bagian dari Kabupaten Ciamis.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Ciamis Erwan Darmawan mengatakan walau berbeda bahasa, namun Pemkab Ciamis tidak pernah membedakan bahasa ibu yang digunakan. Entah itu menggunakan bahasa Sunda atau Jawa, semuanya adalah warga tatar Galuh.
"Ya kalau tidak adalah ada 5 kecamatan yang memang bahasa sehari-harinya kebanyakan menggunakan bahasa Jawa. Seperti Lakbok, Purwadadi, Banjarsari, Banjaranyar dan Pamarican," kata Erwan beberapa waktu lalu.
Demi mendukung kebudayaan di masyarakat, Pemkab Ciamis turut mengembangkan budaya Jawa di lima kecamatan tersebut, seperti ebeg atau kuda lumping dan wayang orang. Bahkan, sejumlah event atau festival turut dihadirkan dengan mengusung nuansa Jawa.
Asal-usul Lima Kecamatan di Ciamis Menggunakan Bahasa Jawa
Ada asal muasal mengapa lima kecamatan di Ciamis menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Menurut Erwan, hal ini berdasarkan folklor dan garis keturunan.
Menurut folklor, konon tak lepas dari pengaruh perkembangan Mataram. Di masa itu, setelah pasukan Mataram pulang dari Batavia, mereka memilih menetap di sana.
Kemudian, beberapa pasukan Mataram juga menikah dengan warga lokal yang berada di daerah tersebut. Hal ini membuat lima kecamatan di Ciamis lebih dominan menggunakan bahasa Jawa sampai sekarang.
"Juga berdasarkan garis keturunan. Kemungkinan hal yang wajar di daerah perbatasan, ada pertukaran kebudayaan dan bahasa. Begitu juga di Jawa Tengah ada beberapa daerah yang berbahasa Sunda," paparnya.
"Dulu pengaruh perkembangan Mataram, perkembangan Cirebon dan Galuh itu sendiri. Jadi bahasa itu berkembang pada saat penyebaran pengaruh Mataram," tambah Erwan.
Meski ada perbedaan penggunaan bahasa, namun Erwan mengaku bersyukur dengan keanekaragaman tersebut. Hal ini membuktikan bahwa kekayaan budaya di Kabupaten Ciamis sangat beragam dan membuat hubungan masyarakat semakin erat.
Demikian pembahasan mengenai lima kecamatan di Ciamis yang penduduknya menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Jadi, tertarik untuk berkunjung ke sana?
(ilf/fds)