Seiring dengan perkembangan teknologi, kaset pita telah jarang digunakan untuk mendengarkan musik lantaran saat ini lebih banyak orang yang mendengarkan musik secara digital. Namun, bukan berarti keberadaan kaset pita telah menghilang sepenuhnya dan tidak diminati lagi.
Di Bandung, ada toko musik yang masih menjual kaset pita yang kini telah menjadi barang antik. Toko tersebut bernama DU 68 Musik. Penamaan tokonya berasal dari lokasinya yang berada di Jalan Dipatiukur No. 68 B, lantai 2, tepatnya berada di seberang pom bensin Pertamina.
DU 68 Musik menyediakan ribuan koleksi berbagai kaset seperti kaset pita, DVD, VCD, blue ray, piringan hitam, dan lainnya yang tersusun pada rak-rak di dalam tokonya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari artikel detikJabar sebelumnya, kaset pita yang terdapat di DU 68 Musik dijual dengan harga yang beragam dari Rp 10.000 sampai Rp 1 jutaan yang ditentukan berdasarkan kondisi dan kelangkaan kaset pita. DU 68 Musik menjual kaset original dengan kondisi baru dan second. Hal tersebut juga yang menjadi salah satu kelebihan toko yang berdiri sejak tahun 2000 itu.
Rafa Athaya (17) sudah menjadi pembeli langganan sejak duduk di kelas 3 SMP dan mengatakan alasannya memilih DU 68 Musik untuk membeli kaset. "Di sini si cover albumnya tuh sesuai sama kasetnya, kalau di toko lain kadang suka beda, terus harga juga nawarnya kadang gak kira-kira gitu di tempat lain," ujarnya.
Hampir setiap hari Rafa mengunjungi DU 68 Musik untuk mencari kaset kesukaannya. "Kalau lagi iseng beli dua atau tiga aku ngabisin sekitar Rp 50 ribu, kalau lagi benar-benar pengen bisa Rp 300 ribu," ucapnya. Kecintaannya pada kaset pita terlihat dengan koleksinya yang mencapai lebih dari 100 kaset pita.
Ia bahkan memiliki uang yang dikhususkan untuk membeli kaset dan menjadikannya sebagai usaha kecil-kecilan. "Alhamdulillah aku ga pernah kalau minta, dari hasil nabung, kalau ga hasil ngejual apa aku dapat apa," ucapnya. "Kalau ada yang udah benar-benar ga terpakai banget aku jual, kalau ga yang aku ga dengerin sama sekali tapi dikasih, terus orang lain ada yang suka, ya udah dijual lewat IG story atau ga aku WA satu-satu orangnya," ucapnya menambahkan.
Kenapa Kaset Pita Masih Digemari?
Bagi sebagian orang, mengoleksi kaset pita terasa menyenangkan terutama saat mengoleksi kaset band kesukaannya. Hal ini juga yang dirasakan oleh Rafa. "Kayak asik aja, misalnya aku dengerin band-band yang benar-benar aku suka, terus dapat nih kaset pitanya, itutuh kayak suatu kesenangan gitu," ucap Rafa.
Berawal dari tidak sengaja mendengarkan koleksi kaset lampau milik kakek dan ayahnya, kini Rafa terus menyukai kaset pita. "Awalnya tuh gara-gara ngeliat koleksi punya kakek sama ayah di rumah tapi kebetulan belum ngedengerin masih suka ngumpulin cover-cober kasetnya.
Dari situ mulai tertarik, ini gimana sih kalau diputerin ke radio, terus aku puterin ternyata enak juga ya dengerin kaset jadul kayak kaset pita gitu, lama kelamaan jadi kecanduan, jadi sering beli-beli, terus jadi tahu toko-toko di Bandung dan sampai sekarang jadi ngoleksi," ungkap Rafa.
Nouval (21) penjaga toko DU 68 Musik, juga lebih menyukai kaset pita dibanding kaset lainnya karena lebih terjangkau dan awet. "Kalau saya lebih suka kaset pita, lebih murah menurut saya. Kalau CD bisa kemakan usia jadi di file di dalam CD bisa kehapus sendirinya gitu, kalau pita kan nggak, tapi pita juga tergantung sih bisa pitanya jadi kusut atau rusak, terus bisa dibawa kemana-mana juga kan ada walkman jadi enak lah dibawa kemana-mana portable, gampang juga nyarinya," ucapnya.
Rafa membagikan tipsnya untuk merawat kaset pita. "Kalau kata kak Nouval, kayak misalnya udah disetel di radio gitu terus kayak ada kusut, terus aku kadang suka ngebongkar sendiri kayak pakai minyak atau alkohol gitu aku oles biar lurus lagi atau ga kayak ga ada jeda gitu, ga ngestop lagunya," ungkapnya.
Keakraban di DU 68 Musik
Kecintaan terhadap kaset pita bisa membawa hubungan akrab antar peminatnya. Nouval yang merupakan penjaga toko DU 68 Musik, mulanya adalah pelanggan tetap di toko tersebut. Ia yang menyukai kaset pita terus mengunjungi DU 68 Musik hingga diangkat menjadi pegawainya.
"Awalnya saya ke sini akhir tahun 2021, soalnya saya waktu itu nyari rilisan kaset terus beberapa bulan kemudian saya masih nongkrong di sini terus ditawarin buat bantu buka online shop. Selang 5 hari, sama yang punya toko saya langsung disuruh kerja aja di sini sekalian bantu-bantu," pungkas Nouval.
![]() |
Menurut Nouval, berkomunikasi dengan pelanggan juga salah satu cara untuk mengetahui minat dan kebaruan seputar musik. "Ya kan butuh referensi juga sama pelanggan. Liat pasarnya yang naik lagi band apa dari pelanggan juga, misalnya ada dari siang sampai malam ada beda-beda pelanggan tapi nyarinya kaset-kaset itu aja," ucapnya.
Sebelumnya, Nouval memang suka menghabiskan waktu di DU 68 Musik karena terasa asik saat ngobrol bersama pelanggan lainnya di toko tersebut. "Ngopi-ngopi di sini sambil dengerin lagu. Ngobrolnya sih, soalnya banyak ketemu orang lain juga yang sefrekuensi jadi bisa sharing juga, kadang di sini kalau lagi nyari kerja bisa dapat kerja, random sih, disini obrolannya bisa dapat aja saja, saya nyambung juga bisa dapat banyak teman di sini," ucap Nouval.
Begitu juga dengan Rafa yang memiliki kisah keakraban di DU 68 Musik. Rafa ikut memperkenalkan kaset pita kepada teman-temannya sehingga ia kerap membawa temannya ke DU 68 Musik untuk mencari kaset. "Nah yang jadi tiba-tiba, sekarang aku ngerasa teman jadi banyak yang suka gara-gara kaset, jadi banyak banget. Asalnya cuma 1 atau 2 yang suka barengan beli kaset, sekarang aku bisa sekarang nganterin dia terus habis itu nganterin teman lagi beli kaset. Di SMA ada kali 8 orang mah," ujar Rafa.
(yum/yum)