Kecintaan Rizky Indraswari pada batik, mengarahkannya pada ladang cuan menggiurkan. Siapa sangka, lulusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) ini malah jadi pengusaha batik dengan model-model kekinian.
Kiki, begitu sapaannya, memutuskan untuk serius menggeluti dunia fashion. Ia pun melanjutkan studi S2 Creative Cultural Entrepreneurship MBA Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada tahun 2016, ia membuka usaha di Bandung yang diberi nama Kainlokal.
"Usaha ini dimulai tahun 2016, karena memang seneng pake batik, pengen pakai baju yang nggak terlalu klasik atau formal banget dengan warna yang gelap. Jadi buatlah batik yang lebih masuk dipakai untuk anak muda. Supaya mereka senang pake baju ethnic, percaya diri dengan baju yang ada unsur ethnic," ucap Kiki, ditemui detikJabar beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saking punya model yang cantik dan kekinian, produk Kiki juga terpilih menjadi salah satu produk dalam negeri yang jadi referensi Pemkot Bandung untuk seragam dan kebutuhan acara tertentu.
Desain Kainlokal memang tak biasa. Simple, elegan, dan cocok digunakan dalam beragam acara baik formal, semi formal, bahkan untuk hangout atau liburan.
"Kalau dari Pemkot paling orderan belum banyak hanya diundang pameran, terus menyediakan pakaian untuk seragam. Pesanan alhamdulillah paling jauh itu ke London dan Singapura pernah order kalung dari limbah sisa kain bikin pakaian. Kemudian ada juga dari Australia order set atasan dan bawahan," kenang Kiki sambil tersenyum.
Tapi, berhasil mempertahankan usaha selama tujuh tahun lamanya, bukan perkara mudah. Beragam pasang surut sempat ia hadapi. Namun dengan keyakinannya, Kiki mampu bertahan.
"Sebetulnya dari awal itu minat pasar sudah bagus. Minat pasar tinggi dan cukup ramai untuk pekerja kantoran dan kami juga jajal ke consignment store karena melihat karakteristik kalau online itu belum ramai. Orang lebih suka kalau batik itu dicoba dulu," katanya.
"Cuma kendalanya itu di awal pasti modal dan SDM-nya. Pandemi juga ya pastinya, kerasa banget penjualan betul-betul anjlok. Tapi dua tahun ke belakang ini untungnya makin meningkat," lanjut Kiki.
![]() |
Saat menjalankan bisnisnya, Kiki juga mengaku punya beberapa pengalaman unik. Seolah Kainlokal sudah jadi takdir untuk Kiki. Katanya, beberapa model batik yang jadi inspirasi fashionnya, diperoleh dari mimpi lho!
"Kalau inspirasi model ada banyak, dari pinterest dan majalah kemudian di modifikasi lagi, terus waktu jalan ke Jogja ikut workshop membatik terus dapet inspirasi. Bahkan pernah juga dapat inspirasi dari mimpi, atau jurusan yang saya minati (arsitektur), dan obrolan dari orang-orang sekitar saya," ceritanya.
Seperti namanya, Kainlokal membuat aneka outer, atasan, bawahan, bahkan aksesoris dari kain batik asli buatan Indonesia. Ada lima daerah yang Kiki pilih untuk menyuplai batik Kainlokal, dua di antaranya dari Jawa Barat yakni Cirebon dan Bogor.
"Ciri khasnya kalo batik Cirebon itu ada motif Mega Mendung, itu salah satu motif batik yang otentik dari sana ya, kemudian kalau Bogor itu lebih ke kontemporer atau modern. Ada yang bentuknya lucu-lucu seperti Kelinci, kalau dibilang motif asli Bogor ya enggak juga tapi pembuatannya di sana," ucapnya.
"Terus saya ambil dari Jogja dan Solo, motif kayak Parang dan Truntum. Ada juga batik yang pembuatannya itu disablon jadi memang konsisten bentuknya, sudah batik modern ya dan ini banyak diminati," tambah Kiki sambil menunjukkan salah satu koleksinya.
Bait Outer dengan motif garis-garis berwarna matcha, jadi salah satu incaran para pelanggan setianya. Ada pula salah satu koleksi terbarunya yakni Sukha Outerwear.
Kainlokal memang punya ciri khas desain yang trendy, warna yang beragam, dan kualitas kain yang adem. Tak heran, kalau omset keuntungan Kiki pun menggiurkan. Melihat potensi pasar yang luas, ia pun punya banyak mimpi yang ingin terealisasi tahun depan.
"Tahun depan memang ada rencana supaya kami punya ciri khas, akan design batik sendiri. Semoga juga tahun depan bisa punya store sendiri di Bandung dan berkembang timnya," doa Kiki.
Kalau detikers tertarik, produk Kainlokal dijual dengan harga terjangkau yakni berkisar antara Rp125-500 ribu. Pameran dan info penjualan bisa dipantau di instagram mereka, @kainlokal_id.
(aau/iqk)