Mengenal Wayang Golek: Warisan Budaya Indonesia Asal Jabar

Mengenal Wayang Golek: Warisan Budaya Indonesia Asal Jabar

Laiqa Ayesha - detikJabar
Minggu, 05 Nov 2023 13:30 WIB
Ramdan Kosasih penjual wayang golek di Jalan Braga
Wayang golek (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar)
Bandung -

Wayang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan seni dan budaya Indonesia sejak zaman kerajaan. Seiring berjalannya waktu, kesenian ini telah mengukir jejak bersejarah dan membangkitkan nilai-nilai budaya dan warisan bersejarah yang mengukir jejak penting dalam kebudayaan Indonesia selama berabad-abad.

Saat ini, wayang juga telah diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Wayang memiliki bermacam-macam jenisnya. Di tanah Sunda, wayang yang menjadi ciri khas di Jawa Barat adalah wayang golek.

Wayang Golek, Wayang Khas Jawa Barat

Wayang golek merupakan seni pertunjukan tiga dimensi berbahan dasar kayu yang diukir menyerupai manusia, kemudian didandani dengan kain-kain sebagai busana yang membuatnya menjadi lebih menarik. Pertunjukan wayang golek biasanya dimainkan oleh seorang dalang yang diiringi oleh alat musik gamelan. Dalang juga bertugas menceritakan kisah yang terkait dengan lakon yang dimainkan serta menyisipkan petuah atau nasihat kehidupan di dalamnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asal-Usul Wayang Golek

Wayang golek pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kudus pada tahun 1583 sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran Islam. Sunan Kudus membawakan cerita kehidupan sehari-hari dengan nilai-nilai Islam, diselingi dengan humor untuk memikat perhatian para penonton.

Pada awalnya, wayang golek hanya digunakan oleh santri dan ulama. Namun, ketika cicit Sunan Kudus, Panembahan Ratu (1640-1650), memimpin Kesultanan Cirebon, pertunjukan wayang golek cepak mulai populer di tanah Pasundan. Pangeran Girilaya (1650-1662) turut memperluas popularitas wayang golek saat memerintah. Seiring dengan dibukanya Jalan Raya Daendels, wayang golek tersebar luas ke seluruh penjuru Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

Filosofi & Karakter Legendaris dalam Wayang Golek

Wayang Golek menyimpan beragam makna filosofis, baik dari segi pewarnaan, bentuk, maupun dalam pertunjukannya. Wayang golek mengandung makna simbolik, dimana watak manusia terdiri atas 2, yaitu watak Baik dan watak jahat.

Setiap karakter dalam cerita wayang golek memiliki ciri khas dan sifat unik yang saling melengkapi untuk mengembangkan alur cerita. Berikut adalah beberapa tokoh wayang golek yang penuh dengan ciri khas dan sifat masing-masing:

Cepot

Sosok yang berasal dari kalangan masyarakat kecil. Dengan wajah yang merah, ia menjadi simbol dari hawa nafsu atau keberanian. Cepot dikenal sebagai tokoh cerdik yang suka berlagak bodoh. Selain dikenal dengan sebutan Cepot, ia juga memiliki sebutan lain, yaitu Sastra Jingga atau Astrajingga yang artinya adalah Nilai Merah.

Semar

Lambang dari akal budi manusia, menjadi penghubung antara alam dan kebudayaan. Ia mengajarkan nilai-nilai penting tentang bagaimana manusia sejati seharusnya menjalani kehidupannya. Ia menjadi contoh tentang bagaimana menjadi pemimpin yang baik, dengan sifat-sifat sederhana, jujur, dan tulus.

Arjuna

Tokoh pewayangan terkenal yang digambarkan dengan wajah tampan, tubuh gagah, dan kuat. Ia diceritakan sebagai wayang yang cerdas, sopan, dan bijaksana. Dengan senjata-senjata pamungkas yang dibawanya, Arjuna digambarkan selalu melindungi yang lemah.

Gatot Kaca

Gatot Kaca, kesatria berotot kawat dan tulang besi, memiliki kekuatan fisik yang luar biasa. Dalam cerita pewayangan, ia dijelaskan sebagai individu yang memiliki kekuatan yang mampu mengalahkan musuh dengan mudah bahkan memiliki kemampuan terbang. Lakon Gatot Kaca mengamanatkan agar manusia dapat selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, memegang teguh darma, dan meninggalkan angkara murka.

Gareng

Salah satu tokoh pewayangan dari golongan panakawan ini dikenal sebagai sosok yang dapat menghibur dan membawa tawa dalam cerita. Gareng memiliki ciri khas fisik yang tidak sempurna. Sosok Gareng diartikan sebagai pesan untuk berhati-hati dalam bertindak dan menghormati hak milik orang lain.

Di balik lima karakter legendaris wayang golek, masih ada banyak lagi tokoh-tokoh wayang golek lain dengan filosofi yang tak kalah menarik.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads