Menengok Pameran Ilustrasi di Bandung

Menengok Pameran Ilustrasi di Bandung

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 22 Okt 2023 16:30 WIB
Pameran Ini Juga Ilustrasi #2 di NuArt Sculpture Park, Bandung.
Pameran Ini Juga Ilustrasi #2 di NuArt Sculpture Park, Bandung. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Sebanyak 50 karya ilustrasi yang dibuat 47 ilustrator dipamerkan di ruang pamer NuArt Studio, Bandung, Jawa Barat. Pameran ini digelar Ilustrasee untuk mewadahi karya ilustrasi di Indonesia.

detikJabar berkesempatan mengunjungi 'Pameran Ini Juga Ilustrasi #2', Sabtu (21/10/2023). Karya ilustrasi itu, dipajang di ruang pamer tersebut.

Tak hanya dalam bentuk grafis saja, produk ilustrasi yang dipamerkan ini beragam bentuk pengaplikasiiannya. Ada yang digunakan sebagai alas komputer, sablon kaus, kartu, tempat penyimpanan piringan hitam, stiker, kartu game danlainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Founder Ilustrasee Dion Mbd mengatakan, pameran ini menampilkan karya ilustrasi dengan berbagai macam pengaplikasiian. "Kita tunjukkan prosesnya dengan harapan orang-orang itu bisa tahu gambar bisa digunakan untuk ini dan cara gambarnya begini," kata Dion kepada detikJabar.

Dion mengungkap, sebelum dipilih 50 karya yang dipajang, ada 364 karya yang terkumpul. Selain itu, karena karya yang masuk banyak dan bagus, Ilustrasee juga membuka gallery online dengan total karya mencapai 121 karya, termasuk dari 50 karya yang dipamerkan secara offline.

ADVERTISEMENT

"Ada 50, tapi ada produk lain juga kayak buku, skateboard yang kita pamerkan juga di sini. Jadi karya-karya ini terbuka untuk umum, lalu dikurangi oleh lima orang juri," ungkapnya.

Menurut Dion, dunia ilustrasi di Indonesia berkembang pesat dan semakin banyak peminat "Sejauh ini, kalau kita ngomongin soal kuantitas dan jumlah pekerjaannya semakin lama semakin tinggi," ujarnya.

Melalui pameran ini, dia berharap kedepannya bukan hanya jumlah peminatnya saja yang meningkat, tapi praktiknya juga harus terstandardisasi.

Selain itu, karya yang ditampilkan di pameran itu datang dari berbagai genre dan pengaplikasian bermacan-macam, dari mulai fantasy, editorial politik, hingga buku cerita anak.

"Menurut saya dengan dunia yang semakin banyak membuat konten dan produk, visual akan semakin diperlukan dan Ilustrasi akan semakin digandrungi karena akan menunjukan visual yang unik seperti brand produk, biasanya cari yang unik jadi bakal banyak peminatnya," jelas Dion.

Pameran Ini Juga Ilustrasi #2 di NuArt Sculpture Park, Bandung.Founder Ilustrasee Dion Mbd. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)

Dirikan Sekolah Ilustrasi

Dion menilai, tingginya minat warga Indonesia dalam membuat karya ilustrasi, membuat dirinya membuat sebuah sekolah ilustrasi berbasis online. Sekolah ilustrasi ini didirikan tahun 2019 dikala pandemi COVID-19.

"Banyak dari luar Jawa, mereka ingin belajar tapi sulit mencari fasilitas akhirnya kita buat, kegiatan mengajar semua online," tuturnya.

Awal didirikan, sebelum memiliki banyak modul pelatihan ilustrasi, setiap bulan 100 orang peserta ingin mengikuti kelas ilustrasi ini. Namun seiring waktu berjalan dan mebludaknya peserta kelas ilustrasi dijeda dahulu dan Dion memikirkan cara agar pelatihan berjalan efektif dengan sasaean peserta yang konsen belajar ilustrasi.

"Sekarang ada program intensif ada enam bulan pemula, 6 bulan lanjutan, ada di 59 peserta yang ikut program tersebut," ujarnya.

Dion juga meluncurkan sebuah modul, jadinya sebelum peserta belajar ilustrasi lebih lanjut mereka memiliki basic dengan mempelajari modul. "Tapi untuk modul yang sebelumnya biasa kita gunakan, sekarang penggunanya sampai 3 ribu pengguna," tuturnya.

Menurut Dion, seluruh kelas dilakukan secara online. Namun perbedaan kelas intensif mereka dapat langsung melakukan zoom meeting.

"Semua kita online, kalau intensif tatap muka pakai Google Meet, guru persentasi, murid-murid langsung latihan, gambarnya nanti dishare ke group dan nanti direvisi gambarnya," katanya.

Belum Ada SOP Jual-Beli Karya

Dion menyebut, sistem jual beli karya ilustrasi ini menurutnya belum ada SOP yang tetap sehingga dibutuhkan standar dan hal ini harus menjadi perhatian bersama salah satunya pemerintah.

"Yang belum ada, kedekatan antara pelaku dan industri, belum ada SOP, standar harga juga belum ada, tapi dari segi karya dan kebutuhan semakin tinggi ya," terangnya.

Dion mencontohkan, misal jika kalau kita ingin membuat rumah oleh arsitek, maka akan ada RAB, rancangan bangunan, struktur dan lain-lain.

"Ilustrasi juga di pasar internasional sudah ada itu, anggaran berapa untuk klien yang ukurannya berapa, waktu pengerjaan berapa lama, proses dan step by step-nya apa. Cuman di Indonesia baru mulai, itu belum ada. Biasanya nanya via WA, nanya harga, bikin saja. Standar itu belum terbentuk, tapi para pelaku dan para klien sudah belajar hal tersebut," pungkasnya.

(wip/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads