Seorang pelukis asal Kabupaten Subang, Jawa Barat, Bastian Riyadi, memiliki cara memilih konsep dalam berlukisnya. Pria 37 tahun itu menjadikan limbah botol kaca sebagai wadah dia dalam berkarya.
Menurut Bastian, hampir seluruh karya seni lukis di botol kaca bekas yang dibuatnya itu menggambarkan budaya Indonesia. Alasannya tak lain karena Bastian mencintai budaya dari Tanah Air.
"Inspirasinya kebetulan spontan dari melihat kondisi keadaan sekarang, atau menggambarkan budaya Indonesia semua keanekaragaman budaya Indonesia dilihat dari keindahannya," ujar Bastian saat berbincang bersama detikJabar belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bastian memiliki cita-cita mengabadikan budaya di Indonesia lewat karyanya. Saat ini sudah puluhan gambar yang telah dia buat.
"Ini belum semua saya gambarkan hanya ada beberapa budaya soalnya kita tahu budaya Indonesia sangat banyak keindahannya keren, ya jadi terinspirasi dari situ," katanya.
"Banyak juga sebetulnya dari kehidupan atau dari lirik lagu juga itu bisa apa saja yang ada dipikiran yang penting jadi karya," sambungnya.
![]() |
Gambarkan Kondisi Kekeringan
Sebagian wilayah di tanah air kini masih dilanda kemarau panjang. Tidak sedikit warga terdampak akan cuaca yang dipengaruhi oleh badai El Nino. Melihat dan merasakan langsung pada kondisi tersebut, Bastian pun menggambarkannya melalui karya seni lukis.
"Yang lagi saya garap sekarang ini ada yang menunjukkan situasi saat ini, ini panas banget nih cuaca, jadi saya menggambarkan musim kemarau yang panjang, terus kekeringan di mana-mana, sulitnya air bersih, dan pohon-pohon pun yang saya lihat itu layu pada mati, jadi yang tergambarkan oleh saya saat ini ya itu," kata Bastian.
Sementara itu, bukan hanya menggambarkan kondisi saat ini melalui karya seni lukis di botol kaca bekas, nyatanya Bastian pun juga melukis di tempat yang unik lainnya. Dedaunan kering hingga cangkang kerang turut menjadi media lukisnya.
"Rencana ke depan tetap berkarya terus mengikuti naluri hati. Tapi selain botol ini juga saya berkarya melukis di daun-daun kering, terus dari sampah-sampah, jam dinding bekas, sama bekas cangkang kerang, semuanya saya daur ulang saya manfaatkan menjadi sebuah karya," ungkapnya.
Bastian mengaku menjadi seorang pelukis tentunya tak secara instan dia dapatkan. Darah seni mengalir dari orang tuanya yang juga seorang pelukis
"Keahlian melukis sudah mengalir dari diri saya soalnya Bapak saya juga suka ngelukis, jadi memang udah darah seni aja," pungkasnya.
(iqk/iqk)