Mengenal Tradisi Jamasan, Pencucian Pusaka Milik Raja Sumedang Larang

Mengenal Tradisi Jamasan, Pencucian Pusaka Milik Raja Sumedang Larang

Nur Azis - detikJabar
Minggu, 17 Sep 2023 17:46 WIB
Tradisi Jamasa Sumedang.
Tradisi Jamasa Sumedang (Foto: Nur Azis/detikJabar).
Sumedang -

Tujuh pusaka peninggalan Kerajaan Sumedang Larang dibasuh dengan air kembang di Gedung Srimanganti, Jalan Prabu Geusan Ulun Nomor 40, Sumedang. Sejumlah orang tampak duduk bersimpuh menyaksikan momen tersebut. Tradisi mencuci benda pusaka berupa keris dan pedang itu bernama tradisi jamasan atau perawatan benda pusaka dari korosi dan karatan.

Acara diawali dengan sebuah pagelaran kirab pusaka yang diarak oleh rombongan Karaton Sumedang Larang dengan mengambil titik start dari Gedung Srimanganti lalu mengitari Alun-alun Sumedang dan kembali ke Gedung Srimanganti yang lokasinya memang tidak jauh dari Alun-alun Sumedang.

Setelah itu, pusaka yang diarak untuk kemudian diserahkan kepada penjamas atau pencuci pusaka yang telah bersiap di dalam gedung. Usai pembacaan ayat suci Al-Qur'an dan sambutan-sambutan, pencucian benda pusaka pun digelar. Satu persatu benda pusaka dicuci dengan air kembang lalu diberinya wangi-wangian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada yang unik seusai prosesi jamasan digelar, yakni, acara 'ngala berkah' (mengambil berkah). Tradisi ini melibatkan semua tamu undangan berupa berburu makanan dan rupa-rupa hasil panen bumi yang sebelumnya dipampangkan di meja tempat digelarnya prosesi Jamasan.

Dari mulai anak-anak, remaja hingga orang tua dengan suka cita berebut makanan serta hasil panen bumi pada momen tersebut. Setelah kegiatan itu, acara pun dinyatakan selesai.

ADVERTISEMENT

Nonoman Karaton Sumedang Larang (KSL) yang juga Ketua Pengurus Yayasan Nazhir Wakaf Pangeran Sumedang (YNWPS), Raden Lucky Djohari Soemawilaga mengungkapkan, tradisi jamasan merupakan kegiatan rutin setiap tahun yakni mencuci atau membersihkan benda pusaka agar tetap lestari.

"Hari pertama membersihkan tujuh pusaka peninggalan raja-raja dari Kerajaan Sumedang Larang berupa keris dan pedang, hari berikutnya kami membersihkan pusaka-pusaka yang lainnya agar pusaka-pusaka peninggalan tetap terjaga dan terhindar dari karat atau korosi,"ungkap Lucky kepada detikJabar seusai acara jamasan, Minggu (17/9/2023) siang.

Selain itu, kata Lucky, tradisi jamasan juga menjadi momen instropeksi diri untuk lebih mengingat kepada sang maha kuasa yakni Allah Subhanahu wa taala.

Adapun tujuh benda pusaka yang dicuci di antaranya pedang Ki Mastak miliknya Prabu Tadjimalela, keris Ki Dukun milik Prabu Gajah Agung, keris Panunggul Naga milik Prabu Geusan Ulun, bedog Curug Aul milik Jaya Perkasa dan tiga keris lainnya yakni milik Pangeran Rangga Gempol III dan Pangeran R.A.A Surianagara Kusumadinata atau lebih dikenal dengan nama Pangeran Kornel.

"Keistimewaan dari pusaka-pusaka tersebut adalah milik dari raja-raja Sumedang Larang, penguasa-penguasa Sumedang Larang," terang Lucky.

"Jadi tradisi jamasan ini sebagai momen untuk mengkaji, melestarikan dan mengembangkan potensi budaya yang dimiliki Sumedang, salah satunya melalui peninggalan pusaka yang di dalamnya memiliki esensi sebuah nilai dari perabadan luhur kasundaan," paparnya menegaskan.

Tradisi jamasan tahun ini dibalut dengan sebuah acara bertajuk Festival Budaya Karaton Sumedang Larang yang digelar dari mulai 16 September sampai 28 September 2023.

Sri Radya Karaton Sumedang Larang Raden Ikik Lukman Sumadisuria didampingi Permaisurinya hadir langsung dalam acara jamasan tersebut.

Tampak pula musisi sekaligus aktivis lingkungan hidup, Ully Sigar Rusady bersama adiknya yang tidak lain adalah artis senior Paramitha Rusady. Keduanya hadir lantaran diketahui masih memiliki darah atau keturunan Galuh.

Hadir pula tamu undangan di antaranya dari anggota DPR RI, perwakilan dari Ikopin University, perwakilan DPD Jawa Barat dan tamu undangan lainnya beserta elemen masyarakat lainnya.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads