Produksi lagu anak-anak di Indonesia relatif minim dalam beberapa dekade terakhir. Kondisi ini menyebabkan fenomena anak justru gemar mendengarkan lagu dewasa yang sedang hits. Kondisi ini dianggap kurang sehat, karena anak mendengar atau menyanyikan lirik-lirik lagu dewasa yang tidak relevan dengan dunia dan cara pandang anak-anak.
Menangkap fenomena itu, salah seorang musisi Tasikmalaya kemudian memproduksi kompilasi 14 lagu anak. "Kami prihatin dengan fenomena yang terjadi sekarang, anak-anak dicekoki dengan lagu-lagu orang dewasa. Itu tentu akan sangat berpengaruh bagi psikologinya. Makanya kami memutuskan untuk memproduksi lagu anak," kata R Atik Suwardi Kadarman, salah seorang musisi Tasikmalaya, Selasa (29/8/2023).
Atik mengaku, merindukan masa dimana anak-anak memiliki lagunya sendiri. Ada penyanyi idolanya sendiri serta para musisi spesialis lagu anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah cukup lama terputus, sejak era Ibu Soed, Papa T Bob dan lainnya. Anak-anak kita tak punya lagu baru. Mungkin inilah upaya kami agar lagu anak kembali bermunculan," kata Atik.
Dia menjelaskan, proyek pembuatan 14 lagu anak ini melibatkan 12 penyanyi yang merupakan anak-anak dari sejumlah sekolah di Tasikmalaya. "Ini asli Tasikmalaya, lagu dibuat oleh musisi Tasikmalaya dan dinyanyikan oleh anak-anak Tasikmalaya," kata Atik.
14 tembang itu semuanya mengusung tema tentang edukasi dan dunia anak-anak. Saat ini produksi lagu itu sedang dalam tahap syuting video klip. Syuting dilakukan di gedung kesenian Tasikmalaya. Kegiatan ini disokong pula oleh sejumlah musisi dan seniman Tasikmalaya.
Meski belum sepenuhnya rampung, Atik mengatakan, beberapa nomor lagu berjudul "Anak Indonesia", "Olahraga", "Berenang", "Calistung" dan lain-lain.
"Ya harapan kami karya dari Tasikmalaya ini bisa diterima, paling tidak memberi pilihan lagu baru bagi anak-anak Indonesia," kata Atik.
Sugih M Ramdhan salah seorang orang tua anak mengaku mendukung total anaknya Kinhasa Mulia untuk ikut terlibat dalam proyek tersebut. "Bangga anak saya bisa terpilih untuk menyanyikan lagu anak garapan Kang Atik ini. Kami tentu mendukung penuh," kata Sugih.
Sugih mengaku, sepakat bahwa produksi lagu anak perlu didorong agar tumbuh kembali. "Kadang kita miris, ya misalnya anak saya saja, dia kan hobi menyanyi, tapi karena koleksi lagu anak terbatas akhirnya menyanyi lagu dewasa, lagu tentang patah hati, tentang percintaan, rasa-rasanya kurang pas," kata Sugih.
Baca juga: Motivasi Tinggi Persib Jungkalkan Persija |
Dia juga mengatakan ruang-ruang untuk mengekspresikan bakat menyanyi anak-anak perlu diperluas, sehingga muncul talenta-talenta berkualitas. "Kolaborasi semacam ini harus diperluas. Bagaimana ruang interaksi antara pencipta lagu, penyanyi dan investor bisa terbuka lebar. Saya optimistis lagu anak akan kembali bergeliat," kata Sugih.
Friendky Pasaribu, produser dari pembuatan 14 lagu anak-anak Tasikmalaya ini mengaku menyimpan optimistis terhadap kualitas dan kemampuan musisi dan penyanyi lagu anak-anak ini. "Saya langsung respons, langsung bersemangat untuk menggarap rekaman dan pembuatan video klipnya. Ini harus didukung," kata Friendky.
Dia mengatakan sudah terlalu lama Indonesia tidak memiliki penyanyi dan lagu anak yang menjadi idola. "Inilah saatnya kita bangkitkan kembali lagu anak-anak di Indonesia," kata Friendky.
(mso/mso)