Sebuah tugu dengan tinggi 9 meter dan di atasnya terdapat bintang berdiri tegak di pinggir Jalan Jendral Sudirman, Ciamis. Tugu tersebut memiliki sejarah panjang.
Tugu itu tepatnya berada di Lingkungan Yudanagara, Kelurahan Sindangrasa, Kabupaten Ciamis. Tugu tersebut bertuliskan Tugu Peringatan EX KMD II Siliwangi tahun 1948 dan 1949.
Menurut keterangan, tugu itu didirikan pada tanggal 15 Februari 1956. Pada prasasti tugu tersebut tertulis diresmikan oleh Majoor Jendral TNI Ibrahim Adjie. Pada tugu tersebut terdapat pula gambar timbul dua senjata Laras panjang, pedang dan kepala harimau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga Tatar Galuh Ciamis tentunya sudah sering melihat tugu tersebut karena berada di jalan nasional. Namun sedikit dari warga yang mengetahui cerita dibalik adanya tugu tersebut. Padahal tugu itu sebagai salah satu bukti sejarah perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
Ilham Purwa, Pegiat Sejarah Ciamis yang juga akademisi Universitas Galuh, menyebut didirikannya tugu tersebut atas prakarsa dari Jendral Nasution. Pada tahun 1956, Jendral Nasution datang ke Ciamis dan menceritakan bahwa lokasi tersebut merupakan tempat bersejarah.
Pada tahun 1948-1949, sekitar tempat tugu itu sempat dijadikan sebuah tempat untuk menunggu pejuang lainnya yang hijrah dari Jawa Tengah yang membawa dan menyelamatkan pataka atau Panji Siliwangi.
![]() |
Bahkan di tempat tersebut, menurut cerita dahulu ada sebuah lapangan yang dijadikan lokasi pengibaran Panji Siliwangi. Setelah Panji Siliwangi itu berkibar, maka Belanda pun menyerah.
"Dulu ada perjanjian dimana apabila pataka atau Panji Siliwangi tersebut sampai ke Jawa Barat, maka Belanda tidak akan mencampuri lagi urusan Bangsa Indonesia," ujar Ilham, Sabtu (19/8/2023).
Ilham bercerita, Panji Siliwangi yang dibawa oleh Letnan Satu Mung Parahadimulyo sempat dititipkan kepada Lurah Sunahwi yang merupakan kenalannya di wilayah Cirikip Panawangan, Ciamis. Panji Siliwangi itu dititipkan dan diselamatkan agar tidak direbut oleh Belanda.
Khawatir ditemukan oleh Belanda yang kerap patroli, Sunahwi lalu memasukkan ransel yang berisi Panji Siliwangi ke dalam besek yang mudah dibawa kemana pun. Namun ia merasa tidak aman, apalagi sempat terjadi penyisiran oleh pasukan baret hijau Belanda.
Khawatir berhasil ditemukan, lalu Sunahwi membuka ransel berisi Panji Siliwangi itu dan berinisiatif menyembunyikannya di dalam bumbung bambu, tempat menyadap nira. Bumbung itu lalu disimpan di atas pohon kelapa setinggi 10 meter.
Setelah disimpan sekitar 3 bulan, kemudian Panji Siliwangi itu dijemput oleh utusan Pasukan Siliwangi. Kemudian Panji Siliwangi itu dibawa ke daerah Desa Kolot (Yudanagara, Kelurahan Sindangrasa). Ditempat tersebut Pasukan Siliwangi lainnya telah menunggu.
Khawatir direbut oleh Belanda, kemudian diputuskan Panji Siliwangi itu dikibarkan di sebuah lapangan dengan menggelar upacara. Setelah mengetahui Panji Siliwangi telah berkibar, akhirnya Belanda yang datang ke tempat tersebut menyerah.
"Sebetulnya, tempat upacara pengibaran Panji Siliwangi itu ada disebelah 100 meter dari tugu ini. Tapi sekarang lapangan itu sudah menjadi rumah warga. Sehingga pembangunan tugu mengambil lahan kosong," ungkapnya.
(dir/dir)