Kenakan Pangsi, Masyarakat Adat Bandung Doa Bersama di Pendopo

Kenakan Pangsi, Masyarakat Adat Bandung Doa Bersama di Pendopo

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Rabu, 12 Jul 2023 00:05 WIB
Masyarakat Adat Kota Bandung
Masyarakat Adat Kota Bandung. (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar)
Bandung -

Masyarakat Adat Kota Bandung hadir ke Pendopo Alun-alun Kota Bandung pada Selasa (11/7/2023) dalam acara Bandung Lautan Pangsi dengan tema Pangsi Pusaka Karuhun Nusantara. Mereka menggelar doa bersama.

Dalam kegiatan itu hadir para pupuhu dan kasepuhan dengan pakaian adat lengkap pangsi, menggelar doa bersama untuk Kota Bandung agar kembali aman, nyaman, dan kondusif.

Menurut beberapa masyarakat, pangsi adalah singkatan dari 'Pangeusi Numpang ka Sisi'. Artinya, pakaian penutup badan yang dipakai dengan cara dibelitkan seperti memakai sarung. Salah satu ciri khas pangsi adalah sambungan jahitan antara badan dan lengan yang diberi nama beungkeut dengan filosofi 'Ulah suka-siku ka batur, kudu sabeungkeutan, sauyunan, silith asah, silih asih, silih asuh, kadituna silith wangi'. Arti dari filosofi itu dilarang berperilaku lick kepada sesama, harus menyatu dalam ikatan batin, saling menasehati, mengasihi, dan menyayangi serta mengharumkan nama baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam acara ini terlihat Abah Adhitiya Alam Syah atau Abah Alam Sesepuh Kasundaan, Abah Yusuf Bachtiar selaku Dewan Adat Jagalembur Pakarang Adat Nusantara, AKBP Sutorih 'Koboy Kabayan' Kasatbinmas Polrestabes Bandung, serta Tubagus Doni Rasmayuningrat Ketua Forum Kemitraan Polisi Masyarakat Polda Jawa Barat.

Acara doa bersama dipanjatkan menggunakan bahasa Sunda dengan tujuan membersihkan pikiran, membesarkan hati, mengeluarkan pikiran negatif, serta mewujudkan kota Bandung yang selalu di hati masyarakat.

ADVERTISEMENT

Mereka memohon pada Allah agar Indonesia kembali bersatu, Nusantara kembali berjaya, serta keadilan dapat ditegakkan.

Para kasepuhan, pupuhu, dan masyarakat setempat turut memanjatkan shalawat nabi Muhammad SAW dan puji-pujian pada Allah berharap agar doa diijabah, yang kemudian ditutup dengan membaca shalawat dan Al Fatihah bersama.

"Hari ini kita mengajak generasi kini mulai sadar betapa penting melestarikan adat budaya, karena ini amanah atau titipan leluhur jadi harus kita jaga dan pertahankan. Acara ini sebetulnya khusus rentetan dari tahun 2017, Bandung Lautan Pangsi tapi karena covid akhirnya tahun ini kita laksanakan. Kita coba gelar per minggu ada program Samisi (Sabtu Minggu Tradisi) yang sudah diterima Disparbud, nanti akan kita dorong ke Provinsi," kata Pupuhu Jagalembur Pakarang Adat Nusantara Boboy Yudha.

Acara doa bersama sekaligus silaturahmi ini turut menjadi acara pengukuhan dan serah terima jabatan penerus yang baru yakni Pupuhu Jagalembur Pakarang Adat Nusantara Boboy Yudha, Ketua Jagalembur Kota Bandung Iman S, dan Panglima Pakarang Adat Nusantara Michael Van Kusnendar.

Pembacaan sumpah dilakukan oleh dewan adat dan diikuti oleh ketiga Pupuhu yang telah dikukuhkan. Dilanjut dengan melantunkan tembang Sunda Mekar dan kemudian ziarah ke makam para Bupati Bandung di jalan Karang Anyar.

Turut hadir Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Arief Syaifudin, memberikan sambutan dari Plh Wali Kota Bandung yang berhalangan hadir.

"Kegiatan ini merupakan wujud melestarikan kebudayaan kita yang positif sekali, bagaimana kita memperkenalkan aset yang dimiliki orang Sunda salah satunya Pangsi yang menjadi identitas budaya Sunda. Ini mampu memberikan banyak hal soal kehidupan dan ramah tamah, bahkan bisa jadi kekuatan pariwisata di kota Bandung. Pemkot Bandung juga punya salah satu regulasi yakni menggunakan Pangsi setiap hari Kamis untuk memperkenalkan pada milenial," kata Arief.

(aau/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads