Mengenal Maremaan Tradisi Jelang Idul Adha di Kuningan

Mengenal Maremaan Tradisi Jelang Idul Adha di Kuningan

Fathnur Rohman - detikJabar
Rabu, 28 Jun 2023 20:30 WIB
Suasana di salah satu pasar di Kuningan, Rabu (28/6/2023).
Suasana di salah satu pasar di Kuningan, Rabu (28/6/2023). (Foto: Fathnur Rohman/detikJabar)
Kuningan -

Suka cita menyambut Idul Adha mulai terasa di setiap sudut Kabupaten Kuningan. Bahkan beberapa umat muslim seperti jemaah Muhammadiyah telah melaksanakan Salat Id hari ini.

Dalam momen perayaan hari besar seperti Iduladha, masyarakat Kabupaten Kuningan dan sekitarnya selalu hilir-mudik mendatangi pasar tradisional. Bahan pangan seperti daging ayam, daging sapi serta kebutuhan pokok lainnya mereka angkut untuk dihidangkan guna menjamu keluarga yang berkunjung ke rumah.

Aktivitas membeli bahan pangan di pasar ini tentunya sangat menguntungkan pedagang. Kendati sejumlah harga pangan tengah naik, tapi animo masyarakat terhadap kebutuhan pokok masih sangat tinggi. Di sinilah penjual akan merasakan marema alias omen di mana barang dagangannya laris-manis dibeli.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Marema atau maremaan adalah sebuah istilah yang merujuk pada ramainya kegiatan jual-beli di pasar tradisional. Istilah ini umum digunakan kebanyakan masyarakat di Jawa Barat. Tak terkecuali Kabupaten Kuningan, Cirebon dan sekitarnya.

Marema juga bisa diartikan sebagai penerimaan omzet besar di masa-masa tertentu. Persiapan orang Kuningan dalam menyambut Idul Adha pun termasuk salah satu bentuk tradisi marema.

ADVERTISEMENT

Pantauan detikJabar di Pasar Kepuh, Kabupaten Kuningan, deretan kios pedagang daging sampai penjual sayur tampak dikerubungi pembeli. Pecahan uang yang terlihat lecek pun dipakai sebagai alat transaksi. Beginilah kondisi umum kala tradisi marema terjadi.

Riuh proses tawar-menawar harga juga mudah dijumpai. Geliat ekonomi semacam ini menjadi angin segar bagi penjual untuk meraup rezeki.

Kepada detikJabar, salah seorang warga Kuningan bernama Andin mengaku, sehari jelang Idul Adha dimanfaatkannya untuk berburu komoditas pokok yang akan digunakan esok hari. Meski terbilang mepet, tapi tradisi maremaan seringnya terjadi pada kondisi ini.

Bahan pangan seperti daging ayam dibeli agar besok, Andin cukup memasaknya untuk kemudian disajikan dan disantap bersama keluarga besarnya. Kendati mahal, namanya butuh pasti dia tetap membelinya.

"Kalau beli kebutuhan pokok menjelang hari raya besar memang di sini disebutnya marema atau maremaan. Saya ke sini buat beli daging ayam. Karena besok sudah Iduladha," kata Andin, Rabu (28/6/2023).

Andin tak sendiri. Dalam momen maremaan, sejumlah warga Kuningan sudah menyesaki Pasar Kepuh sejak pagi tadi. Misalnya saja Agus yang sengaja datang untuk membeli sayuran. Malam nanti selepas takbiran, dia mau berkumpul dengan kawannya untuk membuat sate.

Sayur-sayur seperti tomat, cabai dan sebagainya dia borong. Apa yang dilakukan Agus ini sekaligus menjadi contoh kecil dari adanya tradisi marema di Kuningan.

"Saya beli sayur buat bahan pelengkap nyate nanti malam. Kebetulan sudah menyembelih ayam. Ya ini lagi maremaan aja," ujar Agus .

Kenaikan Harga Diklaim Masih Wajar

Sejak dua hari lalu sejumlah harga kebutuhan pokok di Kabupaten Kuningan, khususnya di pasar tradisional mulai mengalami kenaikan. Contoh nyatanya terjadi pada daging ayam.

Harga daging ayam di sejumlah pasar Kabupaten Kuningan sudah menyentuh angka Rp 45 ribu sampai Rp 50 ribu per kilogram. Kendati demikian, kenaikan tersebut masih dianggap wajar apalagi perayaan Iduladha versi pemerintah akan jatuh pada esok hari.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian (Kopdagperin) Kabupaten Kuningan, U Kusmana, usai meninjau langsung harga-harga pangan di pasar tradisional, Rabu pagi. Menurutnya, kenaikan harga daging ayam yang sempat ramai ini hanya terjadi di beberapa pedagang saja.

Kusmana meyakinkan masyarakat bahwa kenaikan harga daging ayam yang terpantau saat ini kisaran Rp 5-7 ribu per kilogram dari harga normal.

"Setelah kami pantau ternyata hanya 1-2 pedagang saja yang sampai menjual dengan harga Rp 50 ribu per kilogram. Dominasi pedagang daging ayam di Pasar Kepuh dan Pasar Baru Kabupaten Kuningan ini menjual pada kisaran harga Rp 40-45 ribu per kilogram," ujar Kusmana.

Kenaikan harga daging ayam masih dikatakan normal, sebab menurutnya banyak pedagang yang ingin menikmati momen marema kali ini. Kusmana memastikan bahan pangan di pasar tradisional Kuningan masih tersedia dan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat.

Di samping itu, hasil pemantauan ini menunjukan bila pedagang di beberapa pasar tradisional terlihat semangat berjualan. "Terpantau stabilitas harga serta ketersediaan bahan pangan tersebut normal, hanya harga cabai merah saja yang terlihat meningkat," pungkasnya.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads