Kampung Unik di Majalengka Hanya Ada 7 Atap

Kampung Unik di Majalengka Hanya Ada 7 Atap

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Sabtu, 24 Jun 2023 12:00 WIB
Majalengka -

Kampung Balemalang, Desa Balagedog, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka, terbilang cukup unik. Pasalnya di kampung tersebut hanya terdapat 7 suhunan atau atap.

Tujuh atap suhunan itu, terdiri dari 6 bangunan rumah warga dan 1 musala. Menurut Ketua RT setempat Jojon Jumhana, sejak dulu atap di kampungnya ini tidak pernah bertambah maupun berkurang.

"Tujuh tuh sama musala, kalau rumah mah ada enam. Kalau di sini mah bahasanya tuh suhunan, jadi suhunan-nya tuh ada tujuh," kata Jojon saat diwawancarai detikJabar, belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jojon mengaku, belum mengetahui secara pasti kenapa suhunan di kampungnya berjumlah tetap. Namun anehnya, jika ada yang pindah dari kampung tersebut tidak lama kemudian ada lagi yang memilih tinggal di Balemalang.

Begitupun sebaliknya, jika ada yang membangun rumah di sana, beberapa waktu kemudian ada penduduk setempat yang pindah ke kampung lain. Oleh karena itu, atap di kampungnya ini tidak pernah bertambah maupun berkurang.

ADVERTISEMENT

"Kalau kenapa harus tujuh rumah (suhunan), kalau itu enggak tahu. Tapi kenyataannya ketika ada yang pindah satu rumah, satu tahun kemudian ada yang datang. Tanpa disengaja itu. Jadi enggak sampai delapan juta, dateng satu, pindah lagi satu. Secara kebetulan seperti itu," jelas dia.

Jojon memastikan, tidak ada pantangan atau mitos lain yang melekat pada kampungnya itu. Hanya saja secara kebetulan jumlah atap di kampungnya itu tidak pernah berubah.

"Enggak ada pesan seperti itu (harus tujuh rumah). Emang kenyataannya misal ada yang pindah satu, pasti datang satu," ujar dia.

Disampaikan Jojon, penduduk di Kampung Balemalang tercatat hanya berjumlah 7 Kepala Keluarga (KK). Warga setempat jarang ada yang membangun rumah lagi meski sudah berumah tangga. Mayoritas warga Balemalang, hanya meneruskan rumah sepeninggal orang tuanya.

"Kalau KK bertambah. Tapi kalau bikin rumah di sini jarang ada, paling penerus-penerusnya aja. Misal ada (rumah) yang kosong pasti ada yang nungguin lagi, cucunya atau anaknya. Tapi enggak ngebangun lagi, nerusin yang ini gitu," ucap dia.

Salah seorang warga yang mengaku telah tinggal lama di Kampung Balemalang, Arji (60) menceritakan asal-usul jumlah atap di kampungnya tidak pernah bertambah maupun berkurang. Menurut cerita turun-temurun, kata dia, itu merupakan hasil musyawarah sesepuh jaman dahulu.

"Ceunah tadi na teh kudu tujuh. Kan misal na geus aya dalapan, nu saurang na ngalih deui. Musyawarah baheula. Ukuran na kitu meureun, ceuk kolot-kolot beheula. [Katanya harus tujuh (suhunan). Misalnya udah ada delapan, satu orang pindah lagi. Musyawarah dulu. Ukurannya gitu kayaknya, kata sesepuh jaman dulu]," kata Arji.

(tey/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads