Kabupaten Pangandaran punya kosakata khas yang mungkin tak dipahami orang di daerah lain. Kosakata yang dimaksud adalah gilidig.
Di Pangandaran, gilidig digunakan untuk istilah panitia hajat. Gilidig menjadi salah satu panitia yang paling berperan karena mempunyai tugas paling sat-set.
Baca juga: Salah Kaprah Kata Ewe |
Hajat sendiri di Pangandaran bermakna luas ada untuk perayaan pernikahan, sunat, syukuran ataupun penyelenggara lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Panitia hajat biasanya dibentuk H-1 sebelum pelaksanaan atau pada malam sebelum pernikahan. Pada malam itu ketua Dusun ataupun ketua RW hingga RT melaksanakan pemilihan anggota panitia dengan swadaya atau sukarela.
Ketua RT yang biasanya sebagai ketua panitia hajatan warga setempat menentukan beberapa panitia, dari mulai tim bingkisan, area katering, cuci piring, penyambut tamu, hingga tim gilidig.
Pembawa acara hajatan senior di Pangandaran, Asep Amas Saepudin, mengatakan tim gilidig untuk panitia hajat biasanya sangat diperlukan dua sampai empat orang.
"Biasanya gilidig mempunyai peran yang fleksibel, dia bisa membantu semua bagian di hajatan. Jadi pasti bolak-balik paling sibuk," kata Amas kepada detikJabar, Kamis (8/6/2023).
Ia mengatakan disebut gilidig karena menggelinding seperti bola, bisa ke kiri ke kanan oke. Singkatnya, gilidig ini jadi si paling sibuk saat hajatan.
"Artinya dia membantu tim pemasok bingkisan atau souvenir. Ataupun bertugas memberikan suguhan kepada tamu undangan. Ada juga yang bolak-balik membeli bahan masakan apabila kekurangan," ucapnya.
Beda halnya dengan anggapan bila mendengar kata gilidig untuk warga Tasikmalaya, misalnya Dzulfikar. Menurutnya kata gilidig di Tasikmalaya berarti menggelinding atau istilah Sundanya ngagorolong. "Misalnya gini, eta ban sapeda ngagorolong ucul (itu ban sepeda berputar copot)," kata Dulfi.
Mantan Guru Bahasa Sunda di SMKN 1 Cijulang, Mukarom, mengatakan, gilidig dalam bahasa Sunda artinya tidak bisa diam.
Menurutnya ada satu contoh kalimat dari kata gilidig yang tidak asing terdengar di Pangandaran. Misalnya, 'budak etamah mani ngagilidig pisan. Hartina teu daek cicing' (anak itu mah ngagilidig pisan. Artinya tidak bisa diam)," jelas Mukarom.
Mukarom mengatakan terkait panitia hajat di Pangandaran yang disebut gilidig, biasanya itu menyesuaikan dengan keadaan. "Kan diselaraskan dengan keadaan, biasanya kan tukang ancag-incig artinya yang nggak bisa diam, terus monitor. Seolah-olah tidak ada waktu senggang," ucapnya.
Ketua Lembaga Adat Pangandaran Erik Krisna Yudha mengatakan kata gilidig di Pangandaran memang tidak asing, biasanya digunakan di tengah kalimat menunjukkan sesuatu yang bergerak. "Misalnya kan ban ngagolondong, siga roda ban anu maju (seperti roda ban yang maju)," kata Erik.
Menurutnya memang istilah-istilah bahasa Sunda sering dicampur dengan sebuah kondisi ataupun keadaan. "Itu seperti panitia hajat ada kata gilidig tukang kaditu-kadieu (ke sana-ke mari)," ucapnya.
(orb/orb)