Harry Nuriman, dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) membuat terobosan luar biasa dalam bidang musik. Herry membuat gitar listrik dengan mengadopsi bentuk trisula.
Trisula merupakan tombak mata tiga yang digunakan senjata pada masa lalu. Relief trisula itu muncul di beberapa candi di Indonesia, sepeti Prambanan, Sukuh, dan Panataran. Filosofi trisula yang begitu adi luhung membuat Harry tertarik untuk menghidupkannya lagi.
Harry yang juga seorang pemusik dan kerap manggung di berbagai acara akhirnya memilih gitar sebagai medianya. Ia membuat gitar berbentuk trisula melalui riset yang didanai ITB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kayak keris ataupun trisula itu warisan nenek moyang. Jika kita gali banyak nilai-nilai yang tersembunyi di dalamnya. Trisula itu, bentuknya bermata tiga itu filosofinya kan bisa disebut Brahmana, Wisnu dan Bima, atau masa kini, masa lalu dan masa depan," kata Harry kepada detikJabar, Senin (15/5/2023).
Ia menjelaskan trisula tak lagi dipakai sebagai senjata saat ini. Sehingga nilai-nilai yang ada pada trisula itu pun ikut hilang. Ia tak ingin ajaran nenek moyang itu sirna begitu saja. Alasan inilah yang membuat Harry melakukan penelitian dengan membuat gitar trisula.
"Bagaimana caranya bisa terpakai dan bernilai seni," ucap Harry.
Riset gitar trisula itu dilakukan pada 2021 hingga 2022. Ia kemudian meneliti soal macam-macam trisula di Nusantara. Walhasil, dari sekian trisula yang ia teliti, seperti trisula Surakarta, Palembang hingga Majapahit. Harry akhirnya memilih trisula Majapahit.
"Karena badan (gitar) di tengah (trisula Majapahit) rada gendut," kata Harry.
Bagian badan gitar yang lebih besar itu bisa dipakai untuk menempatkan perangkat pengeras suara. Selain itu, Harry juga memilih tak menggunakan pemutar senar pada ujung bagian gitarnya.
"Ya seperti gitar Roma Irama. Sampai akhirnya jadi, akhirnya memilih warna. Dan, dipilih warna emas," ucap Harry.
"Warna emas itu ketika disorot panggung berkilauan. Apalagi sambil menari dengan aksi panggung bawa trisula. Jadi, selain berguna alat musik, bisa untuk seni pertunjukan juga," kata Harry menambahkan.
Saat riset uji pemakaian gitar trisula itu, Harry melibatkan lima responden. Kelima orang itu adalah yang tak mengerti musik, pembuat gitar, musisi dan penikmat musik. Hasilnya menyatakan gitar trisula buatan Harry itu memuaskan.
"Ya agar nilainya atau filosofi trisula itu orang jadi tahu. Ajaran trisula jadi lestari," tutur Harry.
Harry telah memakai gitar trisula itu di berbagai acara musik, seperti kegiatan kampus dan beberapa kota. Ia juga berencana mematenkan gitar trisula itu dengan mendaftarkannya ke Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
"Ya supaya nanti menjadi sebuah desain produk yang layak diproduksi massal. Sehingga panduannya jelas. Komposisi jelas. Orang mau produksi banyak sudah ada hitungan," kata Harry.
(sud/dir)