Kembalinya Mahkota Emas 8 Kilogram ke Ciamis

Kembalinya Mahkota Emas 8 Kilogram ke Ciamis

Dadang Hermansyah - detikJabar
Kamis, 11 Mei 2023 21:30 WIB
Mahkota Binokasih.
Mahkota Binokasih. (Foto: Dok. Dinas Pariwisata Ciamis)
Ciamis -

Mahkota Binokasih yang saat ini disimpan di Sumedang merupakan peninggalan Kerajaan Padjajdaran. Namun konon menurut sejarah, Mahkota Binokasih awalnya berasal dari Kerajaan Galuh (Ciamis).

Setelah 445 tahun berlalu, Mahkota Binokasih kini bisa kembali ke Ciamis atau Tatar Galuh. Meski kembalinya mahkota yang terbuat dari emas seberat 8 kilogram itu hanya sementara.

Mahkota Binokasih dibawa ke Ciamis dari Sumedang dikemas dalam kegiatan Kirab Mahkota Binokasih. Kirab tersebut digelar dalam rangka hari jadi Kabupaten Sumedang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini Mahkota Binokasih telah sampai di Ciamis dan sempat singgah di Astana Gede Kawali. Untuk kemudian nantinya akan diarak dari Pendopo Bupati Ciamis.

Kepala Dinas Pariwisata Ciamis Budi Kurnia menjelaskan Kirab Mahkota Binokasih ini juga bersamaan dengan Ngarak Pataka dalam rangkaian Hari Jadi Ciamis ke-381 tahun.

ADVERTISEMENT

"Mahkota Binokasih yang merupakan Mahkota Sunda yang dititipkan di Sumedang Larang kini kembali ke Ciamis. Memang yang dibawa ini adalah replika, karena yang asli disimpan di ruangan kedap udara. Mahkota ini sudah berusia 700 tahun atau yang tertua di Asia dengan berat lebih dari 8 kilogram emas, dibuat atas prakarsa Sanghyang Bunisora (Raja Galuh 1357-1371)," ujar Budi Kurnia, Kamis (11/5/2022).

Rencananya, Mahkota Binokasih ini akan diarak dari Pendopo Bupati Ciamis ke Astana Gede Kawali (petilasan Kerajaan Galuh) pada Jumat 12 April 2023. Warga Ciamis yang penasaran dengan bentuk Mahkota Binokasih, kini bisa melihat langsung dan datang ke Kawali.

Menurut Budi, kirab tersebut sangat menarik. Mengingat Sumedang ingin melakukan napak tilas bahwa Mahkota Binokasih berasal dari Galuh Ciamis. Berdasarkan sejarah, mahkota ini ada di Galuh selama 150 tahun dari mulai Raja Galuh Niskala Wastu Kencana, kemudian diturunkan kepada anaknya, Dewa Niskala.

"Akhirnya di era Jayadewata atau Prabu Siliwangi yang menyatukan Kerajaan Galuh dan Sunda, maka mahkota Binokasih diboyong ke Bogor," ungkapnya.

Di Bogor, Mahkota Binokasih dipakai untuk pelantikan raja-raja Pakuan Pajajaran yang merupakan penyatuan dari Kerajaan Sunda dan Galuh.

"Seiring perkembangan ada pengaruh yang makin memudar dan untuk mengamankan mahkota itu, maka dititipkan di Sumedang Larang. Kala itu dipimpin oleh Raja Geusan Ulun," jelasnya.

Pertimbangannya, Kerajaan Sumedang Larang dianggap secara teritorial dan keamanannya serta berpengaruh. Sumedang larang termasuk kerajaan yang relatif kuat kala itu.

"Makanya hari jadi Sumedang diambil dari datangnya Binokasih ke Sumedang, 445 tahun lalu. Baru sekarang Mahkota Binokasih kembali ke Ciamis atau Galuh meski pun dalam acara kirab," kata Budi.

Budi menjelaskan dalam Kirab Mahkota Binokasih ini, Pemda Sumedang melakukan napak tilas. Diawali dari Galuh Ciamis kemudian ke Bogor dan kembali ke Sumedang.

Menurutnya, kegiatan ini dari perspektif wisata sangat bagus dan dapat menjadi event Jawa Barat karena digelar oleh 3 daerah. Sekaligus menguatkan bahwa Ciamis atau Galuh punya peran penting dalam perkembangan Jawa Barat.

(iqk/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads