Libur Lebaran dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung Cilenga, Desa Selawangi, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya, untuk menggelar berbagai perlombaan anak-anak. Acara yang diinisiasi oleh para pemuda kampung setempat ini berlangsung meriah.
Perlombaan yang dihelat seperti pertandingan saat acara 17 Agustusan. Ada balap makan kerupuk, pukul kantung air, lomba joget balon dan lain-lain. Selain itu digelar pula acara "ngubyag balong" atau lomba menangkap ikan di kolam tanpa menggunakan alat alias tangan kosong.
Acara ini sontak membuat suasana kampung menjadi meriah. Masyarakat tak perlu pergi keluar untuk berwisata, karena suasana di kampung sendiri pun sudah ramai. Anak-anak tampak antusias larut dalam kemeriahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tradisi di kampung kami memang begini, jadi perlombaan seperti Agustusan justru digelar pada saat libur Lebaran," kata Ketua RW O3 Kampung Cilenga Yudha, Minggu (23/4/2023).
Untuk membiayai acara itu, panitia yang merupakan para pemuda meminta sumbangan dari para perantau yang mudik. "Ya dari masyarakat untuk masyarakat. Warga perantau juga senang karena suasana kampung meriah, mereka memberikan bantuan untuk kegiatan ini," kata Yudha.
Yedi Supriadi salah seorang tokoh pemuda Kampung Cilenga menjelaskan tradisi "raramean" di momentum Lebaran ini sengaja digelar untuk menjadi wahana bersilaturahmi antar warga. Sekaligus menjadi sarana hiburan bagi masyarakat.
"Ajang silaturahmi dan hiburan. Dari pada rebahan di rumah atau berwisata tapi harus macet-macetan di jalan, lebih baik kita gelar acara di kampung kami sendiri. Anak-anak senang, para orang tua juga mendukung," kata Yedi.
Selain itu para orang tua juga tak mau ketinggalan membuat acara hiburan. Mereka menggelar acara kongkur alias perlombaan memancing. "Pendanaan didapat dari patungan para perantau dan masyarakat. Bapak-bapak mancing, ibu-ibunya memasak. Anak-anak bermain lomba ketangkasan. Seru," kata Yedi.
Dadang Holis warga lainnya mengaku mengapresiasi inisiatif pemuda yang menggelar acara tersebut. "Hiburan gratis dan murah meriah bagi anak-anak. Mereka tak lagi rebahan main ponsel atau piknik jauh-jauh. Di kampung halamannya sendiri juga sudah meriah dan bisa menghibur," kata Dadang.
Menurut dia kegiatan di kampung ini bisa mengurangi tingginya mobilitas masyarakat di saat momentum Lebaran. "Kalau banyak kampung yang menggelar seperti ini, bukan tak mungkin kepadatan di jalan akibat mobilitas masyarakat bisa ditekan, jadi tak macet. Karena masyarakatnya betah di kampung sendiri," kata Dadang.