Mengenal Bahasa Sunda di Tanah Indramayu

Mengenal Bahasa Sunda di Tanah Indramayu

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Sabtu, 11 Mar 2023 06:31 WIB
Desa Lelea di Kabupaten Indramayu
Desa Lelea di Kabupaten Indramayu (Foto: Sudedi Rusmadi/detikJabar).
Indramayu -

Kabupaten Indramayu yang berada di bagian utara Jawa Barat mayoritas masyarakatnya berkomunikasi dengan memakai bahasa Jawa dialek Indramayu. Beberapa di antaranya memakai bahasa Sunda. Bahkan, mereka bertutur dengan bahasa campuran Jawa dan Sunda.

Asda (69) misalnya, warga Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, di tengah aktivita-nya mempersiapkan peralatan tradis mengaku, sejak kecil sudah menggunakan bahasa Sunda.

Namun, seiring bertambahnya usia, Asda yang tinggal di desa yang dikelilingi oleh warga desa lain yang memakai bahasa Jawa Indramayu, ia pun bisa menuturkan bahasa Jawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya begini (memakai bahasa Sunda), dari dulu ngomong nya begini," kata Asda saat ditemui detikJabar di Balai Desa Lelea belum lama ini.

Ia menjelaskan bahwa dulu penuturan bahasa Sunda khas Lelea atau Sunda Lea masih cukup kental. Namun, saat ini bahasa tersebut sudah bercampur.

ADVERTISEMENT

Bahkan kata Asda, komunikasi nya dengan sanak saudara di rumah memakai bahasa yang beragam dari Jawa Indramayu hingga Sunda. "Ya nyambung karena sama-sama ngerti," kata Asda sambil tersenyum.

Penuturan bahasa Sunda Lea oleh masyarakat desa pun diakui oleh Raidi, Kepala Desa (Kuwu) setempat. Sejak sekitar abad 16 warga di Lelea sudah memakai bahasa Sunda.

Konon, penuturan bahasa Sunda yang otentik dan unik ini sudah digunakan oleh nenek moyang dulu. Dan bahasa itu lazim digunakan masyarakat hingga saat ini sebagai bahasa komunikasi sehari-hari.

"Kalau menurut jeh yang tercatat di pemerintahan kami itu abad 16, yang pertama duduki jabatan Kuwu ya Buyut Cangga Werngi. Entah itu apanya Ki Buyut tapol yang selain sudah ada Bahasa Sunda juga yang menggagas pesta adat Ngarot," kata Raidi.

Dijelaskan Raidi, bahwa bahasa Sunda Lea ini cenderung dikenal bahasa Sunda kasar. Namun, kata-kata yang dituturkan lebih kepada bahasa buhun atau kuno.

Sunda Lea memang berbeda dengan Bahasa Sunda Priangan yang lebih sempurna dan memiliki tingkatan atau tata krama. Sementara bahasa Sunda Lea cenderung sama rata.

"Konon ya, boleh dikatakan Sunda kasar tetapi menurut kita menggunakan Sunda Lea adalah hal yang biasa kecuali dengan Priangan iya, karena Priangan sudah disempurnakan bahasa dengan seumuran seperti apa, dengan lebih tua seperti apa," ucapnya.

Raidi mencontohkan, sebuah kata makan biasanya diartikan dengan bahasa Sunda Priangannya Neda, Dahar, Tuang dan lainnya. Tapi dalam Sunda Lea, makan itu disebutkan dengan satu kata yaitu nyatu.

"Contoh makan, kalau di Priangan ada beda-beda nah di kita rata aja. Dak nyatu? Nggeus, nggeus nyatu. Nyatu jeung naon? Jeung eto. Nah kalau biasanya kan nyaeta di kita nyaeto," kata Raidi sedikit mencontohkan pemakaian bahasa Sunda Lea kepada detikJabar.

Sementara di Kecamatan Lelea ini, bahasa Sunda bukan hanya dituturkan warga desa Lelea melainkan juga dituturkan oleh sebagian warga di desa Tamansari yang merupakan desa pemekaran.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads