Kawasan Kiara Artha Park pagi ini, Rabu (1/3/2023) dipenuhi keceriaan. Meski tidak terdengar riuh tepuk tangan, namun senyum dan tawa lebar tetap menyelimuti salah satu bangunan di lokasi taman bermain favorit bagi warga Kota Bandung, Jawa Barat.
Saat itu, sedang tampil kelompok pantomim dari SLBN Cicendo. Lima anak-anak SD yang merupakan penyandang tuna rungu dan tuna wicara unjuk gigi menampilkan kemahiran mereka memainkan sketsa pertunjukan tanpa suara.
Diiringi alunan musik remix yang begitu ceria, kelima anak disabilitas ini mulai berlenggak-lenggok di depan orang yang menontonnya. Tak jarang, kepolosan kelima anak-anak SD ini mengundang gelak tawa yang saat itu muncul karena mereka hilap ikut irama gerakan dari kelompoknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maklum, kelimanya ini memang masih berusia belia. Bisa berani mementaskan kreativitasnya saja, itu sudah menjadi kebanggaan bagi orang yang menontonya. Di akhir pertunjukkannya, kelima bocah SD disabilitas ini kemudian disambut lambaian tangan yang menandakan penonton puas dengan pemetasan yang mereka persembahkan.
Pementasan kelompok pantomim SLBN Cicendo ini merupakan bagian dari acara bertajuk 'Mentas Menembus Batas' yang digagas Forum Perjuangan Disabilitas (Forpadi) Kota Bandung. Acara yang memang digagas untuk memperingati Hari Kursi Roda Internasional itu dibuat supaya anak-anak disabilitas bisa menunjukkan bakat yang dimilikinya yang mungkin saja selama ini tidak pernah diperlihatkan kepada siapapun.
detikJabar lalu berbincang dengan Koordinator Forpadi Kota Bandung Guntur Afandi yang menjadi penggagas dari acara ini. Ia mengatakan, acara ini digagas supaya mereka yang difabel bisa membuktikan eksistensinya ke dunia luar.
"Ini juga berdasarkan jeritan hati para orang tua disabilitas yang memang selama ini ternyata di wilayah paling bawah dari tingkat RT sampai kecamatan, itu banyak orang tua yang mempunyai anak disabilitas belum begitu bersosialisasi dengan masyarakat. Jadi para orang tua ini berharap mereka ingin menampilkan bakat anak-anak istimewanya," kata Guntur.
Untuk memberi motivasi sesama difabel, Guntur dan rekannya juga mengundang sejumlah anak disabilitas yang kiprahnya sudah diakui banyak orang. Mulai dari penari jaipong cerebral palsy Wulan Sriwenda, aktor cilik peraih BaliMakarya Film Festival M Aldifi Tegarajasa atau Tegar hingga pelukis mulut ternama, Faisal Rusdi. Anggota DPR RI Nurul Arifin juga datang langsung ke acara ini untuk memberikan dukungan kepada para penyandang disabilitas.
Pria yang akrab disapa Abah Guntur ini awalnya mengaku sempat pesimis tentang acara yang digagasnya. Namun setelah diselenggarakan, animo para orang tua, terutama yang memiliki anak disabilitas ternyata lebih tinggi dari ekspetasinya untuk datang langsung ke acara tersebut.
"Ini sebenarnya di luar ekspetasi kami, kami juga ada was-was sebenarnya apakah ada yang mau tertarik ikut acara disabilitas atau enggak. Tapi ternyata, mereka saya perhatikan, banyak di luar undangan yang datang. Alhamdulillah, karena bagi saya yang terpenting mereka bisa bersosialisasi dengan banyak orang seperti ini," ungkapnya.
Setelah acara ini, Abah Guntur pun menargetkan event 'Mentas Tanpa Batas' bisa menjadi agenda rutin tahunan bagi para penyandang disabilitas. Ia pun berharap, nantinya para orang tua tidak merasa malu lagi dengan kehadiran anak-anak difabel. Karena baginya, mereka pun punya keistimewaan yang patut dibanggakan.
"Satu saja pesen saya sebenarnya, dalam menghadapi anak disabilitas, kita tetap bersyukur bahwa kita masih punya tanggung jawab. Jadi saya sangat berharap orang tua bisa bersyukur memiliki anak disabilitas dan menjadikan itu sebagai motivasi, bahwa mereka hanya berkekurangan di fisik, tapi hatinya masih sama, cita-citanyanya masih sama dan semangatnya masih sama," ucapnya.
"Dan itu tidak boleh dipendam. Selama ini orang tua mungkin banyak yang merasa malu. Tapi ke depan, rasa malu itu harus dihilangkan. Dan Alhamdulillah, melalui acara ini, saya perhatikan banyak orang tua yang percaya diri membawa anaknya meskipun mereka memakai kursi roda ke sini," pungkasnya.
(ral/mso)