Ada 5 kecamatan di Ciamis, Jawa Barat yang mayoritas warganya menggunakan bahasa Jawa. Salah satunya Kecamatan Lakbok yang berada di perbatasan dengan Jawa Tengah. Lalu sejak kapan warga di Lakbok bisa dan memahami bahasa Sunda?
Kepala Desa Kertajaya Lakbok Mujiono menjelaskan khusus untuk warga Lakbok, dulu banyak masyarakat asal Jawa Tengah yang pindah ke Lakbok Ciamis.
Lama kelamaan jadi bertambah banyak dan memiliki keturunan. Sehingga meski tinggal di Jawa Barat, warga tetap menggunakan bahasa Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Intinya banyak pindahan dari Jawa Tengah. Jadi diLakbok ini ada keunikan bisa dua bahasa, Jawa dan Sunda. Kalau mayoritas 83 persen warga berbahasa Jawa," ungkapnya, Rabu (22/3/2023).
Mujiono menerangkan, sejak lahir anak-anak di Lakbok dikenalkan bahwa Jawa sesuai dengan lingkungan. Namun ketika masuk sekolah dasar (SD), mereka harus belajar bahasa Sunda. Mengingat bahasa Sunda masuk dalam kurikulum sekolah.
"Jadi mulai belajar bahasa Sunda itu waktu masuk sekolah. Ada pendidikan bahasa Sunda karena kan di Jawa Barat itu bahasa Sunda. Jadi di sekolah pakai bahasa Sunda, kalau di lingkungan bahasa Jawa. Tidak ada masalah. Ditambah lagi pergaulan dengan warga asli Ciamis, jadi saling bertukar ilmu," ungkap Mujiono.
Mujiono menerangkan, tidak hanya soal bahasa, budaya pun di Lakbok masih memakai adat dan tradisi Jawa. Banyak kesenian yang memang berasal dari Jawa.
"Kalau pengantenan (pernikahan) masih pakai tradisi Jawa. Ada juga bulanan suro atau istilahnya sedekah bumi," katanya.
Meski ada perbedaan bahasa, Mujiono menyebut warga Lakbok sangat menghormati keberagaman. Bahkan bisa menyesuaikan bahasa sesuai dengan lawan bicara. Bahkan tidak sedikit orang Sunda menikah dengan orang Jawa begitu juga sebaliknya.
"Mata pencaharian warga disini petani. Lakbok juga sebagai lumbung padi Ciamis. Intinya bahasa Lakbok saling kolaborasi, beriringan," pungkasnya.
(yum/yum)