Wayang Golek Cibiruan yang Moncer hingga ke Luar Negeri

Wayang Golek Cibiruan yang Moncer hingga ke Luar Negeri

Yuga Hassani - detikJabar
Minggu, 19 Feb 2023 19:00 WIB
Maestro pembuat Wayang Golek Khas Cibiruan, Abah Soleh (63)
Maestro pembuat Wayang Golek Khas Cibiruan, Abah Soleh (63) (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Bandung -

Kesenian budaya wayang golek harus terus dilestarikan oleh masyarakat Indonesia saat ini, khususnya suku Sunda. Apalagi kesenian tersebut merupakan warisan dari leluhur dari tanah Jawa Barat.

Beberapa masyarakat saat ini banyak mengenali wayang golek berasal dari padepokan Giri Harja di daerah Jelekong, Baleendah, Kabupaten Bandung. Namun nyatanya pembuatan wayang golek berawal dari wilayah sekitaran Cibiru, Kabupaten Bandung.

Maestro pembuat Wayang Golek Khas Cibiruan, Abah Soleh (63) pertama kali membuat wayang golek sejak tahun 1969. Saat itu dirinya masih berusia 9 tahun.

"Abah dari umur 9 tahun tahun 69 sudah mulai belajar dari kakak Duyeh, pertamanya mengamplas bikin tangan dan badan," ujar Soleh saat ditemui detikJabar, di Kampung Cipondoh Girang, RT 03 RW 12, Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, belum lama ini.

Abah Soleh menjelaskan setelah itu dirinya berkembang langsung mempelajari bagaimana membuat kepala wayang golek. Kemudian pada tahun 1972 ia telah mampu membuat wayang goleh utuh.

"Tahun 72 bisa aja langsung bikin wayang. Iyah sebagus-bagusnya da masih belajar, masih belum sempurna," katanya.

Maestro pembuat Wayang Golek Khas Cibiruan, Abah Soleh (63)Maestro pembuat Wayang Golek Khas Cibiruan, Abah Soleh (63) Foto: Yuga Hassani/detikJabar

Soleh menginginkan masyarakat saat ini bisa mengenali sejarah wayang golek dari Cibiru. Berawal dari leluhurnya yang berasal dari Tegal, Jawa Tengah pindah ke Bandung pada tahun 1814 silam.

"Saya pengen semua mengetahui bahwa yang pertama membuat wayang golek di sini itu adalah ki Darman. Jadi ki Darman dahulu orang Tegal Jawa Tengah, nyiptain wayang cepak. Terus pindah ke Cibiru saat Bupati Bandung kedua. Terus bikin wayang golek, punya pojok di Cibiru. Bagusnya gak beda jauh sama wayang kulit," jelasnya.

Dia menuturkan pada saat itu kakaknya (Duyeh) terus berguru dalam membuat wayang golek. Kemudian dirinya terus mengikuti jejak kakaknya tersebut.

"Jadi kalau ke seni saya liatnya bukan karena uang, tapi liatnya suka aja, terus semangat, dan ada kemauan pengen bisa," ucapnya.

Menurutnya pada zaman dahulu wayang golek yang paling ternama hanya ada di Cibiru. Kemudian ada lagi di Selacau, Kabupaten Bandung Barat, dan Bogor.

"Memang sempat ada saling panas mengenai soal karya wayang golek, terutama masalah ukiran. Yang bagus memang di Selacau, Cibiru juga kalah. Tapi tetap Cibiru mah mempunyai ciri khas tersendiri," bebernya.

Soleh menuturkan banyak dalang-dalang ternama yang sering membeli wayang golek ke Cibiru. Apalagi wayang golek Cibiru mempunyai ciri khas.

"Dari dulu banyak dalang yang minta, pak Dede Amung, pak Ade kosasih, pak Asep Sunandar, tapi dulu lebih banyak menjual ke toko-toko. Soalnya buat saya nilai pengenalannya bagus ke orang awam, dibandingkan jika selalu menjual ke dalang-dalang," ungkapnya.

Menurutnya pada zaman dahulu yang terkenal sebagai dalang adalah Raden Mamat Takrim. Hal tersebut jauh sebelum ada Abah Sunarya.

"Jadi dulu mah ada dalang pertama yang terkenal di Cibiru teh namanya dalang Mamat Takrim sebelum Abah Sunarya. Dari sejarah dalang. Jadi dulu Raden Namat Takrim, soalnya dia mah ada turunan Raden," kata Soleh.

Soleh bersama kakaknya telah menjual wayang golek hingga ke luar negeri. Itu terjadi saat dirinya membuka galeri wayang golek di Jakarta.

"Dulu mah sering (kirim luar negeri), cuman sekarang mah udah enggak ada. Dulu waktu di Jakarta banyak yang beli dari luar negeri. Karena udah join sama toko Pasa Raya. Orderannya dari Italia dari Jerman, Jepang, bahkan pernah ke Selandia Baru," katanya.

Maestro pembuat Wayang Golek Khas Cibiruan, Abah Soleh (63)Maestro pembuat Wayang Golek Khas Cibiruan, Abah Soleh (63) Foto: Yuga Hassani/detikJabar

Dalam pembuatannya, setiap satu wayang golek bisa menghabiskan waktu 2 sampai 3 hari. Menurutnya hal tersebut tergantung jumlah pesanan yang datang.

"Pertama kepala dulu baru badan nanti diseimbangkan. Kalau udah seimbang kepala dan badan baru tangan. Baru itu proses ngecat. Kalau harga mah sekitar Rp 1 juta sampai Rp 2 juta per wayang golek. Tapi ada juga yang sampai belasan juta, tapi itu ukuran yang besar," tuturnya.

Soleh menambahkan selain membuat wayang golek, saat ini dirinya akan fokus pada pengenalan sejarah wayang golek yang berasal dari Cibiru. Menurutnya masyarakat saat ini tidak pernah mengetahui persoalan tersebut.

"Sekarang lagi minta bantuan ke pemerintah agar Cibiru bangkit lagi, biar inget lagi sejarah. Soalnya pejabat-pejabat sekarang pada gak tahu tempat pewayangan itu di mana, pas dikasih tahu malah pada kaget," kata Soleh.

"Makanya sama abah dikasih tau ciri khas ukiran wayang, oh daerah sini cirinya gini, daerah sini cirinya gini. Makanya inshaallah abah tahu lah semua ukiran ciri khas tiap daerah," pungkasnya.

(yum/yum)


Hide Ads