Kampung Kerukunan Ciamis, Jawa Barat, mulai menunjukkan daya tariknya. Puluhan pelajar SD Yos Sudarso Tasikmalaya mengunjungi kampung kerukunan yang berada di Lingkungan Lebak, Kelurahan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Rabu (15/2/2023).
Diketahui keistimewaan Kampung Kerukunan Ciamis ini adanya 4 tempat ibadah yang saling berdekatan. Seperti masjid, gereja, kelenteng, dan litang. Meski berbeda keyakinan, masyarakatnya pun tetap hidup rukun dan menjunjung tinggi toleransi.
Bupati Ciamis Herdiat Sunarya telah meresmikan kampung tersebut pada 22 April 2022 lalu. Namun diketahui kunjungan dari anak-anak sekolah ini merupakan yang pertama kali. Biasanya hanya ada beberapa mahasiswa yang memang tengah melakukan penelitian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan detikJabar, sebanyak 72 siswa SD Yos Sudarso Tasikmalaya datang menggunakan dua bus. Mereka kemudian turun dan berbaris di area parkir Gereja Katolik Santo Yohanes. Mereka memulai kunjungan dengan memasuki Gereja Katolik Santo Yohanes. Mayoritas siswa yang datang adalah umat katolik, sehingga mereka terlebih dahulu doa bersama.
Romo Gatot dari Gereja Katolik Santo Yohanes pun memberikan pemaparan mengenai gereja dan hal lainnya. Selanjutnya, rombongan pelajar kelas 4, 5, 6 SD ini melanjutkan kunjungannya ke Masjid Al Mujahidin yang berada diseberang gereja. Di sana mereka mendapat edukasi dan penjelasan dari Pengurus DKM setempat.
Saat berada di halaman masjid, beberapa pelajar yang penasaran mengajukan pertanyaan kepada pengurus DKM. Salah satu menanyakan bagaimana menjadi umat Islam yang baik.
Setelah mendapat penjelasan, mereka kemudian melanjutkan kunjungannya ke Kelenteng Hok Tek Bio yang juga berada di seberang gereja. Mereka juga mendapat penjelasan yang sama mengenai fungsi dan hal lainnya seputar kelenteng atau tempat ibadah umat Khonghucu.
Mereka pun mengaku antusias dan senang bisa mengetahui dan masuk lebih dekat mengunjungi tempat ibadah agama lain.
"Perasaan saya setelah melihat tempat ibadah senang, bisa mendapat pengetahuan dan edukasi. Oleh guru memang diajarkan dari kecil untuk toleransi dan saat dewasa nanti kita tetap bisa dekat dengan umat agama lain. Tadi dari gereja katolik, ke mesjid lalu ke kelenteng," ujar Tegar Andrea Putra Wijaya (11), salah seorang siswa.
![]() |
Hal senada pun diungkapkan Javier (11), dalam kunjungan ini ia mendapat pelajaran agar selalu suka cita dalam hidup berbangsa dengan toleransi.
"Kita diajarkan untuk selalu toleransi. Walau pun berbeda agama dan suku tapi harus bersuka cita," ucapnya.
Sementara itu, Margareta, Kepala SD Yos Sudarso Tasikmalaya mengatakan kunjungan tersebut dalam rangka pembelajaran di luar kelas. Terlebih SD Yos Sudarso merupakan sekolah penggerak pertama di Kota Tasikmalaya.
"Jadi disini kami mengajarkan mengamalkan langsung proyek-proyek dari profil pelajar Pancasila. Mereka diajarkan bertoleransi, mengenal budaya dan keberagaman sehingga bisa hidup rukun," ungkapnya.
Baca juga: 5 Fakta Kekalahan Persib oleh PSM Makassar |
Margareta pun menilai Kampung Kerukunan Ciamis sangat luar biasa. Tidak banyak daerah yang memiliki kondisi dan situasi yang serupa dengan Kampung Kerukunan Ciamis tersebut.
"Ini tentunya sangat dirindukan oleh semua daerah. Semua bisa berdampingan dan hidup rukun antara gereja, masjid, kelenteng dan litang. Sangat jarang ditemui, senang sekali bisa ke sini," pungkasnya.
(mso/iqk)