Populasi rumah tradisional rangken di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, hampir punah. Keberadaan rumah rangken mulai berkurang sejak awal tahun 2000-an karena berbagai faktor salah satunya perubahan kebutuhan masyarakat.
Pantauan detikJabar, keberadaan rumah rangken di Desa Totoran, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu nyaris sulit ditemukan. Tersisa dua hingga lima rumah yang masih dimanfaatkan pemiliknya. Kondisi itu karena banyak masyarakat memilih berganti ke model rumah modern saat ini.
Salah satunya yaitu rumah yang ditinggali Raswan (45). Raswan mengaku tak lagi tinggal di rumah rangken meski awalnya rumah yang dia tempati berbentuk rumah tradisional. "Sekitar tahun 2005 sudah ganti rumah permanen seperti ini. Dulunya masih rumah rangken," kata Raswan saat ditemui detikJabar, Rabu (30/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diakui Raswan, rumah rangken cukup nyaman untuk beristirahat. Namun, berkurangnya bahan material rangken membuat biaya perawatan membengkak. Material rumah rangken mayoritas terbuat dari bahan alami. Sehingga, perawatan harus dilakukan rutin minimal 3 tahun sekali seperti mengganti atap maupun dinding geribig.
"Jelas lebih nyaman rumah modern. Kalau ini kan harus rutin rehab, butuh biaya untuk pagar bambu dan daun nipah. Daun saja minimal 3 tahun harus ganti," ujarnya.
Pemerhati Budaya Indramayu Ucha M. Sarna menjelaskan berkurangnya populasi rumah rangken terjadi sejak awal tahun 2000-an. "Saya ke situ tahun 1998 itu masih banyak. Nah tahun 2000-an mulai berkurang. Sekitar 40 persen masih menggunakan rumah rangken," kata Ucha.
Rumah rangken di sepanjang jalan kembar atau perbatasan antara desa Pabean Ilir dan Totoran itu jarang terlihat. Pola pikir atau keinginan memiliki tempat tinggal lebih nyaman dan layak membuat masyarakat mulai beralih ke rumah modern.
"Sekarang paling sekitar 10 sampai 5 persen populasi nya. Karena tadi, keinginan masyarakat untuk memiliki hunian lebih nyaman. Dan itu wajar di zaman seperti ini sangat jarang orang yang ingin tinggal di rumah yang masih beralaskan tanah," katanya.
Meski begitu, beberapa masih warga masih mempertahankan ciri khas rumah rangken. Dengan difungsikan sebagai gudang, atau hanya memasang daun nipah di bagian tertentu seperti kanopi dan emperan rumah.
(iqk/iqk)