"Hokya, Hokya, hokya," teriak Hanafi Sobari sembari mengeluarkan wayang Semar setelah membuka gunungan. Kemunculan Semar itu menarik perhatian wistawan di Jalan Braga Kota Bandung.
Wisatawan tersenyum melihat kemunculan Semar. Beberapa di antaranya merapat ke panggung mungil pegaleran wayang golek. Pagelaran yang dimainkan dalang cilik bernama Hanafi Sobari. Usianya masih 15 tahun.
Para nayaga dalam pagelaran wayang golek di Jalan Braga itu juga masih seusai dengan Hanafi. Pementasan di Jalan Braga adalah kali ketiganya Hanafi mendalang. Ia memang pemula, tapi semangat dan kecintaannya terhadap wayang begitu besar. Hanafi mantap memilih menjadi dalang di kemudian hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanafi dan rekannya diajak mentas bersama seniman lukis dalam kegiatan Braga Melukis. Dalang cilik asal Kecamatan Sumur Bandung itu begitu antusias mentas. Hanafi mementaskan cerita Sabda Ismaya. Menyelipkan dialog-dialog bodor atau candaan yang mengundang gelak tawa para wisatawan. Saweran pun Hanafi dapatkan.
"Hatur nuhun, hatur nuhun (terima kasih, terima kasih)," ucap Hanafi saat menerima saweran sembari menyebut nama penyawer di Jalan Braga, Sabtu (29/10/2022).
Sekitar satu jam lebih Hanafi mentas. Jelang azan Zuhur, ia menghentikan pementasannya.
![]() |
Melestarikan Seni
Dalang cilik yang masih bersekolah di SMPN 2 Bandung mengaku jatuh hati pada wayang golek sejak SD. Awalnya, Hanafi mendengar salah satu cerita pewayangan yang diputar ayahnya. Kala itu, Hanafi masih berusia delapan tahunan.
Hanafi pun bertumbuh. Kecintaannya terhadpa seni wayang rupanya ikut tumbuh dalam hatinya. Perlahan Hanafi mulai bergaul dengan seniman wayang. Sebab, tak ada satu pun keluarga Hanafi yang berkesenian. Ia mencari jaringan, bermain ke tempat para dalang dan nayaga.
"Akhirnya saya jadi nayaga. Sekitar dua bulanan, terus jadi dalang," kata Hanafi.
![]() |
Hanafi punya cita-cita dan misi besar. Ia ingin seni khas Sunda, salah satunya wayang tetap lestari di Bumi Pertiwi. "Iya biar wayang tidak punah. Kan dalang sudah sepuh-sepuh juga. Kita inilah yang akan meneruskan. Ingin menghidupkan seni," kata Hanafi.
Saking inginnya menjadi dalang, Hanafi belajar dan mencari referensi cerita dari berbagai sumber, salah satunya memanfaatkan tayangan-tayangan video pementasan wayang di internet. Hanafi juga kerap belajar ke dalang senior.
"Kalau bapak dulunya aktif di kegiatan masjid. Ibu mah jualan, jadi ya belajar wayang ke teman-teman dan dalang lain. Saya paling suka sama almarhum Ki Asep (Asep Sunandar)," ucap Hanafi.
![]() |
Hanafi berharap bisa punya grup pementasan wayang sendiri. Saat ini, ia mengaku masih perlu banyak belajar tentang wayang. Terutama, soal teknik mendalang dan falsafah yang ada dalam cerita pewayangan.
"Tetap percaya diri walaupun ada yang ngomong kalau wayang mah kampungan dan lainnya. Yang terpenting, seni dan budaya tetap lestari," tutur Hanafi.