Video Eksperimental Karya Pemuda Sumedang Sabet Juara Ajang Internasional

Jabar Mendunia

Video Eksperimental Karya Pemuda Sumedang Sabet Juara Ajang Internasional

Nur Azis - detikJabar
Rabu, 28 Sep 2022 15:00 WIB
Seni kontemporer karya pemuda Sumedang sukses juarai ajang internasional.
Seni kontemporer karya pemuda Sumedang sukses juarai ajang internasional (Foto: Istimewa).
Sumedang -

Warga Sumedang patut berbangga kepada para pemuda ini. Pasalnya, baru-baru ini mereka sukses menjuarai ajang Facade Video Festival 2022.

Facade Video Festival sendiri merupakan ajang pameran seni video kontemporer internasional yang diadakan di Plovdiv, Bulgaria.

Dalam ajang ini, seni video kontemporer hasil para seniman dunia dipertontonkan atau diproyeksikan ke sebuah gedung di kota tua Plovdiv, Bulgaria dan bangunan lainnya yang ada di sekitarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video karya pemuda Sumedang berjudul Sesak: the sound of marine debris (suara sampah-sampah laut) sukses menyabet juara atau memenangkan Facade Prize 2022.

Director dan Creative Director dari karya tersebut Faqih Allawii menjelaskan total dari 100 video karya seniman dari mancanegara, video yang dibuat bersama teman-temannya sukses masuk 10 besar sebagai karya terpilih setelah melalui proses kurasi para juri sekaligus meraih Winner Facade Prize 2022.

ADVERTISEMENT

"Jadi sebelumnya melalui tahap kurasi dulu, dari 100 lebih peserta seluruh dunia kemudian dikurasi menjadi 36 karya terpilih, selanjutnya menjadi 10 karya pilihan juri," ungkap Faqih kepada detikJabar, Rabu (28/9/2022).

Faqih menyebut video yang dibuat merupakan seni video eksperimental soundscape dengan melibat sejumlah seniman Sumedang.

"Dalam karya ini melibatkan tiga performance, tiga artisan berikut saya selaku director atau sutradara," ucapnya.

Lebih jauh, Faqih menjelaskan terkait pemilihan judul dari karyanya tersebut. Menurutnya, judul itu berangkat dari rasa keprihatinannya terhadap isu lingkungan khususnya persoalan sampah yang telah menjadi persoalan endemik di seluruh dunia.

"Karya yang dibuat secara anthropologist dan marine ecologist yang dirasakan oleh saya sebagai representasi kini terhadap polusi sampah di pesisir Jawa. Masalah ini ternyata bukan hanya di Indonesia, tetapi menjadi endemik di seluruh pesisir pantai dunia," paparnya.

Terkait persoalan itu, Faqih kemudian merangkainya menjadi sebuah karya dengan mengumpulkan objek-objek sampah untuk diubahnya menjadi sebuah bunyi yang dibalut dengan sebuah narasi dalam bentuk visual.

Visual yang ditampilkan berupa performance experimental untuk menghasilkan sebuah karya empatik kaitannya antara hubungan manusia dengan alamnya.

"Sebagai warga Sumedang yang jauh dari pesisir, karya ini bukan hanya di implementasikan terhadap laut, tetapi ekosistem air yang bisa kita cocoklogikan dengan sungai dan bendungan Waduk Jatigede," terangnya.

Facade Video Festival 2022 sendiri digelar pada 13-14 September 2022. Ajang kali ini merupakan ajang yang ke-13 yang digagas oleh Proyek Art Today Association, Pusat Seni KontemporerPlovdiv, Bulgaria bekerja sama dengan Goethe Institut Bulgaria.

Proses Kreatif Video Eksperimental Berjudul Sesak

Faqih menyebut video eksperimental yang dibuat bersama teman-temannya, berangkat dari sebuah seni instalasi karya Moch Syaeful Surya Brata dalam pameran bertajuk Bait Pertama yang digelar di Sumedang pada Febuari 2022. Saat itu, ia kebetulan sebagai kuratornya dalam acara tersebut.

"Kala itu saya sebagai kurator melihat karya ini perlu dikembangkan kembali menjadi sebuah media yang lain," ujarnya.

Ia pun kemudian membuat konsep untuk menciptakan video kontemporer yang berangkat dari karya seniman tersebut.

"Saya kemudian mengundang tiga performance dan tiga artisan untuk melalukan research fenomena dan pengkaryaan ini," terangnya.

Ia pun kemudian bersama teman-temannya mengumpulkan sampah-sampah plastik dan kaleng yang berasal dari pesisir pantai selatan Jawa. Sampah-sampah itu lalu dibuatnya menjadi bunyi-bunyian.

"Sampah itu kami olah menjadi sebuah sumber nada dan menjadi sebuah instrument yang dramatis dan kelam," tuturnya.

Dalam membuat video tersebut, Faqih bersama teman-temannya membutuhkan waktu selama 1 bulan.

"Proses kreatif selama satu bulan sementara untuk pembuatan produksi video experimental hanya memakan waktu tiga hari," ujarnya.



Hide Ads