Sejarah dan Asal-usul Nama Bandung

Sejarah dan Asal-usul Nama Bandung

Sudirman Wamad - detikJabar
Rabu, 21 Sep 2022 07:30 WIB
Kantor Wali Kota Bandung di balaikota
Kantor Wali Kota Bandung di balaikota (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Bandung -

Tanggal 25 September 2022, Kota Bandung berusia 212 tahun. Bandung menjadi salah satu kota yang memiliki daya tarik, dari wisata hingga tren-tren anyar yang tercipta. Sejarah Bandung memang begitu panjang.

Dikutip dari jurnal Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung yang disusun Nandang Rusnandar yang berjudul 'Sejarah Kota Bandung "Bergedessa" (Desa Udik) Menjadi Bandung "Heurin Ku Tangtung" Metropolitan, yang terbit di Pantajala Vol 2 No 2 Tahun 2010, mengupas perkembangan Bandung dari masa ke masa.

Dalam jurnal itu banyak versi yang muncul tentang asal-usul nama Kota Bandung. Menurut Kamoes Soenda dalam jurnal itu menyebutkan, Bandoeng artinya banding, ngabandoeng artinya ngarendeng (berdampingan), bandoengan artinya parahoe doe direndengkeun make sasag (dua perahu yang berdampingan disatukan dengan mempergunakan bambu yang dianyam).

Ngabandoengan artinya ngadengekeun nu ker matja atawa nu keur ngomong (menyimak orang yang sedang membaca atau yang sedang berbicara).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asal-usul kata Bandung di Sunda identik dengan banding, artinya berdampingan. Pendapat lain mengatakan Bandung mengandung arti besar atau luas. Ada pula yang menyebut Bandung berasal dari kata bandeng. Atau, sebutan untuk genangan air. Tepatnya, genangan air yang luas dan tampak tenang. Diduga, kata bandeng itu berubah bunyi menjadi bandung.

Pendapat asal-usul Bandung itu masih diduga berkaitan dengan peristiwa terbendungnya aliran Sungai Citarum oleh lahar Gunung Tangkuban Perahu. Sehingga terbentuk sebuah danau besar. Danau ini kemudian dikenal sebutan Danau Bandung atau Bandung Purba.

Penyebutan Danau Bandung ini digunakan setelah daerah bekas danau itu berdiri pemerintah Kabupaten Bandung. Pendapat lainnya menyebutkan kata Bandung berasal dari bandong. Pendapat ini muncul sesuai dengan penemuan daerah oleh Mardijker Julian de Silva.

ADVERTISEMENT

Menurut catatan Dr Andries de Wilde dalam jurnal Patanjala itu menyebutkan, Mardijker Julian de Silva merupakan seorang pemilik kopi yang sangat luas. Kemudian, ia menikahi seorang gadis yang berasal dari Kampung Banong (daerah Dago Atas).

Kata Banong berasal dari kata Bandong, karena terjadi nasalisasi, konsonan rangkap dari bandong menjadi banon. Beranalogi dari nama tempat atau nama beberapa sungai di Kota Bandung, nama-nama tempat banyak diambil dari nama-nama pohon yang tumbuh di alam sekitarnya, seperti Cibaduyut berasal dari nama pohon baduyut (Frichosanthes villosa BL), Binong berasal dari nama pohon binong (Sterculia javanica).

Dago, di samping berasal dari nama sebuah pohon Dago Kancil (Palem calamusconirostris), juga berasal dari kata (Bahasa Sunda) padago-dago (saling menunggu antara para pedagang gowengan (pedagang yang menjual kebutuhan sehari-hari dengan cara disuhun (dibawa di atas kepala) di sebuah perempatan di desa Coblong sekarang.

"Kata Bandung, penulis berpendapat berasal dari sebuah nama pohon Bandong (Garcinia spec) (K. Heyne : 1950 : 2233), sesuai dengan sebuah nama kampung yang telah ditemukan oleh seorang Mardijker bernama Yulian de Silva," tulis Nandang Rusnandar dalam jurnalnya itu.

(sud/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads