Di Pangandaran Babarit merupakan sebuah ritual syukuran atau hajat bumi yang dilakukukan sebagai wujud syukur dari pendapatan hasil perkebunan dan pertanian. Tradisi ini hampir punah keberadaannya.
Menelisik dalam KBBI, Babarit atau babaritan adalah suatu ritual tahunan yang lahir dari adat Suku Sunda. Prosesinya dilaksanakan setiap tahun pada hari, bulan dan tempat yang sama setiap tahun.
Biasanya prosesi Babarit dilaksanakan setiap pagi Jumat Kliwon memasuki bulan Mulu. Dahulu tradisi Babarit dilaksanakan di area persawahan atau pun kuburan leluhur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rangkaian acara adat tahunan yang beberapa hari atau minggu sebelumnya diawali terlebih dahulu dengan sedekah ketupat tiga hari sebelumnya. Ketua Lembaga Adat Pangandaran Erik Krisna Yudha mengatakan, acara Babarit ini sudah ada sejak abad 15 seiring keberadaan Galuh Pangauban di wilayah Ciputrapinggan di Pangandaran.
"Prosesi tradisi babarit ini memang bentuk rasa syukur atas kesejahteraan warga desa yang memiliki kecukupan dari makanan dan minuman hasil bumi," kata Erik saat diwawancara detikJabar belum lama ini.
Selain permintaan itu, babarit juga dikaitkan dengan permintaan keselamatan kepada Allah SWT agar terhindar dari segala macam marabahaya.
"Terbebas dan segala jenis bencana seperti gempa bumi, wabah penyakit, banjir, dan angin topan," katanya.
Menurut Erik tradisi Babarit berkembang di semua wilayah Galuh dan sudah jadi tradisi. Hingga saat ini warga Pangandaran yang masih melaksanakan mayoritas di Kecamatan Sidamulih khususnya Desa Cikalong dan Desa sidamulih.
"Iya nyaris hampir punah. Makanya sekarang hanya berkembang secara rutin dan terorganisir hanya di wilayah Kecamatan Sidamulih sebagai wilayah budaya," kata Erik.
Asal-usul
Secara literatur tradisi Babarit berawal dari sebuah kejadian di luar nalar. Ketika masyarakat sedang dilanda kekeringan dan wabah penyakit menular yang dipercaya disebabkan roh jahat.
Roh jahat dianggap sudah menempati sebuah daerah yang menyebabkan berbagai penyakit ataupun wabah pada waktu itu. Sehingga masyarakat pada zaman itu melaksanakan sebuah selamatan atau syukuran meminta doa kepada Yang Maha Kuasa.
Dengan tujuan mengusir pengaruh roh jahat dan memohon untuk meminta hujan kepada Allah agar tanah tidak kekeringan lagi. Dalam perkembangannya tradisi Babarit diadakan untuk syukuran hasil bumi masyarakat dan selamatan memperingati tahun baru Islam.
Tradisi ini sarat akan makna yang terdapat pada berbagai macam makanan yang tersaji dalam ritual tersebut. Babarit juga mengandung tiga fungsi, yaitu fungsi agama, fungsi sosial dan fungsi budaya.
(yum/yum)