Saat Anda melintas di jalur Pantura, Anda akan melihat tugu besar yang terdapat patung burung gagak di bagian atasnya. Tapi, tahukah Anda bahwa tugu itu merupakan Tugu Gagak Winangsih?
Ya, Tugu Gagak Winangsih berlokasi di sekitar putaran arah batas Kecamatan, tepatnya di Desa Sumuradem Timur, Kecamatan Sukra Indramayu. Tugu berdiri kokoh ini merupakan simbol atau lambang pemerintah Indramayu pada zaman dulu.
"Udah lama, tapi tidak tahu tepatnya kapan. Itu kan Gagak Winangsih," kata Anto, saat berada di sekitar tugu, Minggu (18/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Informasi diterima detikJabar, Tugu berbentuk silinder itu berukuran sekitar tinggi 3 sampai 4 meter dan lebar 5 meter. Di bangun sekitar tahun 2015-2016 lalu. Sementara, pada bagian atasnya terdapat patung burung bersayap keemasan, dan dibelakangnya ada Cakra Udaksana, senjata pusaka Raden Bagus Arya Wiralodra, dan dua tombak yang terbuat dari bahan besi dan tembaga.
Ketua Yayasan Indramayu Historia, Nang Sadewo, menjelaskan Gagak Winangsih digunakan sebagai lambang Kademangan Dharma Ayu Nagari atau Padukuhan Cimanuk sekitar tahun 1750-an. Tepatnya lambang tersebut mulai diperkenalkan pada masa Kepemimpinan Raden Sawedi dengan gelar Wiralodra III.
Burung gagak dalam lambang menggambarkan kegigihan masyarakat pesisir dan menciptakan peradaban di sekitar Muara Sungai Cimanuk. Sementara, gagak winangsih diartikan sebagai simbol, hasrat dan kemauan yang dilakukan penuh semangat, cinta dan kasih sayang.
"Simbol dedikasi dan tanggungjawab 'Wong Dermayu' atau orang Indramayu dalam bekerja dan berkarya" Kata Nang Sadewo.
Namun, Anda harus hati-hati, di sekitar tugu selalu ramai kendaraan besar yang menepi untuk beristirahat atau makan siang.
Tidak jarang, mereka sengaja berhenti hanya untuk menikmati makanan khas "sayur asem". Sekilas, sayur asem yang disajikan di warung sekitar tugu tampak seperti biasanya. Rasa pedas pada sayur asem menjadi ciri khas yang banyak diminati para pengguna jalan yang melintas.
"Kalau lewat pasti mampir, sayur asemnya yang enak, bikin melek," kata salah satu pelanggan warung.
(yum/yum)